scholarly journals Laporan Kasus: Keberhasilan Memulihkan Demodekosis General pada Anjing Pomeranian Betina dalam Tempo Satu Bulan

2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 504-516
Author(s):  
Putri Nur Hasanah ◽  
I Gede Soma ◽  
I Gusti Made Krisna Erawan
Keyword(s):  
Fish Oil ◽  

Anjing berumur ±3 tahun, ras Pomeranian berjenis kelamin betina dengan gejala klinis eritema pada bagian wajah, ekor, dan bagian kaki, multifokal alopesia, crusta, hiperkeratosis pada bagian wajah dan ekor, dan hiperpigmentasi pada seluruh bagian kulit sehingga kulit terlihat menghitam. Anjing tidak terlalu sering menggaruk dan tercium bau tengik. Pada pemeriksaan deep skin scraping, trichogram dan skin tape ditemukan tungau Demodex sp. Isolasi dan identifikasi jamur dilakukan dengan hasil negatif. Hasil pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan anjing kasus mengalami anemia mikrositik hiperkromik dan neutrofilia. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang, anjing kasus didiagnosis menderita demodekosis general. Pengobatan dilakukan dengan pemberian amitraz, ivermectin, dipenhydramin HCl, fish oil, dan Vi-sorbits selama empat minggu. Pada minggu keempat setelah pengobatan menunjukkan adanya perbaikan dengan sudah tidak ditemukannya lesi pada kulit dan rambut tumbuh dengan baik sehingga rambut tampak sehat dan bertambah lebat.

2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 89-98
Author(s):  
Kiki Lestari Amir ◽  
I Gusti Made Krisna Erawan ◽  
I Putu Gede Yudhi Arjentinia

Scabiosis pada kucing merupakan penyakit yang menular disebabkan oleh tungau Notoedres cati dari genus Sarcoptes. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui diagnosa pada penyakit Scabiosisdengan metode skin scraping dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan hematologi rutin. Seekor kucing persiadiperiksa di Laboratorium Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan anamnesis sering menggaruk dan nafsu makan menurun. Hasil pemeriksaan klinis terdapat hiperkeratosis pada telinga, alopesia pada regio leher dan pada kedua ekstremitas cranial dan caudal disertai eritema. Kucing menunjukkan gejala pruritus dengan menggaruk-garuk daerah telinga dan tengkuk. Pemeriksaan skin scraping dibawah mikroskop ditemukan tungau Notoedres cati. Hasil dari pemeriksaan hematologi rutin diperoleh white blood cell (WBC) meningkat yang mengindikasikan adanya infeksi. Kucing kasus didiagnosis mengalami Scabiosis. Pengobatan menggunakan ivermektin dengan dosis yang diberikan ialah 0,3 mg/kg BB dengan jumlah yang diberikan sebanyak 0,07 ml dengan dua kali pemberian pada interval 14 hari dan sabun sulfur yang diberikan secara topikal sebagai terapi kausatif. Terapi simptomatik diberikan dyphenhydramine HCl (dosis 1 mg/kg BB, jumlah yang diberikan 0,3 ml satu kali pemberian selama dua hari), dan terapi supportif diberikan fish oil satu kapsul sehari selama 30 hari). Hasil dari penggunaan terapi tersebut menunjukkan hasil yang baikdengan ditandai perubahan pada area lesi yang menunjukkan kesembuhan pada hari ke 8 pasca pemberian terapi.


2021 ◽  
Vol 10 (5) ◽  
pp. 794-803
Author(s):  
Oktryna Hodesi Sibarani ◽  
I Nyoman Suartha ◽  
I Gusti Made Krisna Erawan
Keyword(s):  

Demodekosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh perkembangbiakan tungau Demodex sp. secara berlebihan. Demodekosis diklasifikasikan berdasarkan distribusi lesi yaitu demodekosis lokal dan demodekosis general/umum. Demodekosis terjadi pada hewan yang mengalami penurunan sistem imun, hewan tua, dan anak anjing yang berumur kurang dari satu tahun. Seekor anjing lokal berumur satu tahun dengan bobot badan 5,6 kg datang ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan keadaan anjing tidak mau makan, lemas, dan kerontokan rambut pada wajah, sekitar mata, telinga, bagian punggung, serta pada bagian ekstremitas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan eritema dan pustula pada bagian kaki belakang dan perut. Anjing menunjukkan rasa gatal. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan hewan kasus mengalami anemia dan peningkatan limfosit. Diagnosis demodekosis diteguhkan berdasarkan pemeriksaan kerokan yang dalam pada kulit ataudeep skin scraping ditemukan tungau Demodex sp. Prognosis anjing kasus adalah fausta. Anjing kasus diterapi dengan ivermectin (0,4 mg/kg BB) dan amitraz. Anjing kasus juga diobati dengan cefalexin (22 mg/kg BB, q12h) dan cyproheptadine HCl (1.5 mg/kg BB, dua kali seminggu) selama seminggu.


2020 ◽  
Vol 3 (6) ◽  
pp. 130-135
Author(s):  
Glenda Roberta Freire Lima ◽  
◽  
Ana Beatriz dos Santos Mendes ◽  
Germano Gonçalves Teixeira ◽  
Ana Thays dos Santos da Silva ◽  
...  

Demodicosis is a parasitic disease caused by the imbalance in the number of mites of the genus Demodex sp. The skin scraping is the gold standard method for diagnosis, but other methods can be used. Based on this, the aim of this work is to report cases in which cytology served as an auxiliary diagnosis for demodectic mange. Two dogs went to a private clinic with skin lesion of different aspects and in which both dogs the cytology was performed by skin imprint, being possible to observe the presence of Demodex canis. Thus, cytology could be used as an auxiliary diagnostic method this disease.


2019 ◽  
pp. 90
Author(s):  
I Putu Agus Antara Putra ◽  
I Komang Alit Budiartawan ◽  
I Ketut Berata

Studi kasus ini bertujuan untuk mengamati perubahan patologi anatomi dan histopatologi kulit anjing yang terinfeksi tungau Demodex sp. Pengamatan perubahan makroskopis dilakukan dengan melihat perubahan pada sistem integument (kulit), pemeriksaan deep skin scraping kulit, sedangkan perubahan histopatologi dilakukan dengan membuat preparat histopatologi kulit yang diwarnai dengan pewarnaan hematoxylin dan eosin. Lesi histopatologi diamati dengan mikroskop pembesaran 100X, 400X dan 1000X. Berdasarkan hasil pemeriksaan anjing kasus mengalami pruritus, eritema, alopesia yang bersifat general, scale, pustula, dan crusta. Secara histopatologi ditemukan perubahan berupa folikulitis, furunkulosis, infiltrasi sel radang stratum korneum dan stratum spinosum, dan ditemukan agen tungau Demodex sp.


2019 ◽  
pp. 9
Author(s):  
I Gede Wirawan ◽  
Sri Kayati Widiastuti ◽  
I Wayan Batan
Keyword(s):  
Fish Oil ◽  

Seekor anjing lokal bernama Ame berumur 2,5 bulan mengalami masalah kulit berupa alopesia, lichenifikasi, dan hiperpigmentasi pada wajah. Pada bagian dorsal tubuh ditemukan adanya alopesia dan scale, dan pada bagian ventral tubuh ditemukan adanya eritema, papula, dan pustula. Pada pemeriksaan kerokan kulit ditemukan tungau Demodex sp. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan hewan mengalami anemia makrositik normokromik, limfositosis, neutropenia. Anjing kasus didiagnosis demodekosis. Pengobatan dilakukan dengan pemberian ivermectin, dimedryl, fish oil, amitraz dan shampoo benzoil peroksida. Evaluasi pada minggu keempat kondisi hewan menunjukkan adanya perbaikan.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 45-53
Author(s):  
Gregorius Wahyudi ◽  
Made Suma Anthara ◽  
I Putu Gede Yudhi Arjentinia
Keyword(s):  
Fish Oil ◽  

Demodekosis pada anjing merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi tungau Demodex sp dalam lapisan kulit dermis atau pada folikel rambut. Hewan kasus adalah anjing ras pug berjenis kelamin jantan, berumur ±1 tahun dan memiliki bobot badan 4,1 kg. Berdasarkan hasil anamnesis anjing mengalami gatal-gatal dan kemerahan selama kurang lebih satu bulan. Pada saat itu rambut anjing sudah mulai rontok dan teramati adanya ketombe. Anjing sering menggaruk pada bagian telinga, leher, punggung, dan wajah hingga merah. Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopik ditemukan tungau yaitu Demodex sp., sedangkan hasil pemeriksaan darah rutin menunjukkan anjing kasus mengalami anemia mikrositik hipokromik. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium, dapat disimpulkan bahwa anjing ini didiagnosis menderita demodekosis. Pengobatan secara kausatif untuk anjing kasus diberikan ivermektin dengan dosis anjuran 0,2-0,4 ml/kg berat badan dan diinjeksikan sebanyak 0,16 ml secara subkutan dengan interval pengulangan sekali seminggu. Chlorfeniramin meleat sebagai antihistamin dengan dosis anjuran 2-4 mg/kg berat badan pada kasus ini diberikan dua kali sehari secara oral dan fish oil sekali sehari. Hewan dimandikan dengan amitras sekali seminggu dengan dosis pemberian 1ml : 100 ml. Setelah lima hari paska terapi, hewan kasus menunjukkan berkurangnya frekuensi menggaruk dan kemerahan pada kulit.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 255-266
Author(s):  
Natalia Irene Rumpaisum ◽  
Sri Kayati Widyastuti

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes sp. Tujuan penulisan artikel ini untuk memberikan informasi mengenai dampak dari infeksi skabies pada anjing yang menyebabkan anemia mikrositik hipokromik serta pengobatan dan penanganan yang tepat diberikan kepada anjing kasus skabies. Seekor anjing kasus berjenis kelamin jantan, dan berumur empat tahun, dengan bobot badan 9,4 kg dan memiliki masalah kulit berupa eritema pada bagian telinga, hiperkeratosis pada bagian kepala, kaki depan, abdomen, hiperpigmentasi, squama, skar, krusta dan alopesia. Masalah kulit pada anjing telah berlangsung selama delapan bulan sebelum dilakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit dengan metode superficial skin scraping ditemukan adanya larva tungau Sarcoptes sp dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan anjing mengalami anemia mikrositik hipokromik, neutofilia dan limfositopenia. Berdasarkan serangkaian pemeriksaan yang telah dilakukan, hewan didiagnosis menderita infeksi skabiosis. Pengobatan dilakukan dengan pemberian ivermectin 0,2 mL dan sabun belerang/sulfur sebagai terapi kausatif. Chlorpheniramine maleate (CTM) satu tablet dan hematodin 1,8 mL sebagai terapi simptomatik, minyak ikan/fish oil satu kapsul sebagai terapi suportif memberikan hasil yang baik dengan ditandai perubahan pada area lesi yang menunjukkan kesembuhan. Pengobatan yang telah dilakukan selama 42 hari menunjukan kondisi anjing mengalami kesembuhan ditandai dengan hilangnya squama, crusta, eritema, hiperkeratosis pada daerah punggung, wajah, telinga, leher, kaki depan, kaki belakang, pelvis dan rambut anjing tumbuh kembali normal.


2006 ◽  
Vol 39 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
BRUCE JANCIN
Keyword(s):  

2007 ◽  
Vol 40 (13) ◽  
pp. 40
Author(s):  
MITCHEL L. ZOLER
Keyword(s):  
Fish Oil ◽  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document