scholarly journals Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

2012 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Mochamad Bahrudin

Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah salah satu gangguan pada tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan.                 National Health Interview Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). Kejadian CTS  pada populasi diperikrakan3% pada wanita dan 2% pada laki-laki dengan prevalensi tertinggi pada wanita tua usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun.                 Penyebab CTS diduga oleh karena trauma, infeksi, gangguan endokrin, dan lain-lain, tetapi sebagian tidak diketahui penyebabnya. Penggunaan tangan yang berlebihan dan repetitif diduga berhubungan dengan sindroma ini.                 CTS bisa mengenai usia pertengahan, wanita lebih sering dari pada  pria, biasanya pada tangan yang dominan dan prevalensi  meningkat pada kehamilan. Pada tahap awal hanya gangguan sensorik, berupa parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari, walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari. Bila penyakit berlanjut  rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai kelengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan. Keluhan dirasakan terutama malam hari. Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan pergalangan tangan terutama di pagi hari. Lebih lanjut lagi  penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang terampil misalnya saat memungut benda-benda kecil.                 Pada pemeriksaan fisik didapatkan  Phalen’s test dan Tinel’s sign  yang positif dan pada Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar.                 Penanganan faktor resiko akan memperbaiki gejala, penggunaan obat anti inflamasi  untuk artritis tangan, mengurangi penggunaaan tangan yang berulang, mengistirahatkan pergelangan tangan, Pemasangan bidai pada posisi netral pada pergelangan tangan akan memperbaiki gejala. Pemberian obat anti inflamasi non steroid dan injeksi steroid dengan lidocain dan long acting steroid pada terowongan karpal akan mengurangi keluhan. Bila terapi konservatif gagal dilakukan tidakan operasi sebagi pilihan terakhir.

Author(s):  
Mariska Nada Debora ◽  
Suparto Suparto ◽  
Irvan Tanpomas

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah sindrom akibat penekanan nervus medianus di dalam terowongan karpal di pergelangan tangan. Komplikasi jangka panjang dari CTS meliputi penurunan fungsi tangan, kerusakan saraf dan otot, rasa sakit, cacat, kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang persisten di daerah distribusi nervus medianus. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian CTS pada ibu rumah tangga yang mencuci pakaian menggunakan tangan di desa Guji Baru. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini ada 100 orang. Sebanyak 33 orang (33%) menderita CTS. Kelompok usia dengan persentase tertinggi yang mengalami CTS adalah usia 40 –45 tahun yaitu 10 orang (30%). Lama kerja dengan persentase penderita CTS tertinggi ½ jam – 1 jam yaitu sebanyak 29 orang (88%). Obesitas ditemukan pada 20 orang (60%). Diabetes ditemukan pada 3 orang (9%). CTS dikeluhkan pada saat hamil oleh 7 orang (21%). Semua responden mencuci pakaian dengan posisi janggal (100%). Dari 100 orang, 33 orang menderita CTS. Kata kunci: sindrom terowongan karpal, ibu rumah tangga, mencuci pakaian, posisi pergelangan tangan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document