PUSAKA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

82
(FIVE YEARS 48)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Balai Penelitian Dan Pengembangan Agama Makassar

2655-2833, 2337-5957

PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 265-284
Author(s):  
Syahruddin Syahruddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor nilai moderasi beragama ala pasengna Kajao Laliddong yang termuat dalam naskah Latoa dengan mengkorelasikan konsep moderasi beragama yang ditawarkan oleh Kementerian Agama. Kajao Laliddong merupakan cendikiawan, negarawan dan diplomat dari Tana Bone yang dikenal pada masa kecilnya dengan La Mellong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sejarah, filologi, dan antropologi. Penelitian ini berfokus pada moderasi beragama yang terdapat dalam manuskrip yang tersimpan pada koleksi lembaga maupun pribadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Kajao Laliddong memiliki paseng yang sampai saat ini paseng ini terjiwai dalam diri masyarakat khususnya masyarakat Bugis. Paseng tersebut termuat dalam naskah Latoa sebagain termuat dalam Boeginische Chrestomatthie (B.CHr) dan tersimpan dengan cermat pada perpustakaan Universitas Leiden. Pappaseng yang diberikan Kajao Laliddong kepada Arumpone mengupayakan sebuah internalisasi nilai-nilai agama yang kemudian menjadi sebuah landasan moral, etika, spiritual dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Paseng itu termuat dalam naskah Latoa sebanyak 31 alinea yang saling berkesinambungan satu sama lain. Interpretasi dan implementasi moderasi beragama dalam Pasengna Kajao Laliddong yang termuat pada naskah latoa memuat pesan keagamaan yang dapat dijumpai pada beberapa Alinea pada pasengna Kajao Laliddong yang termuat dalam Latoa. Seperti mewujudkan perdamaian, menjunjung tinggi keadaban mulia, menjaga keselamatan jiwa dan sebagainya. 


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 199-208
Author(s):  
A Fajar Awaluddin

Meskipun penelitian tradisi kemampuan baca kitab kuning sudah banyak dilakukan para ahli, namun masih sedikit yang membahas tentang metode kontemporer dalam meningkatkan tradisi kemampuan baca kitab kuning terbukti dengan kemampuan baca kitab kuning santri di Indonesia masih sangat rendah. Untuk mengisi kekosongan riset ini, Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan metode Mumta>z dalam meningkatkan tradisi kemampuan baca kitab kuning santri. Secara khusus, tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi perbedaan yang signifikan antara santri yang belajar melalui metode Mumta>z dan metode Qawa>id wa Tarjamah. Ini adalah eksperimen semu dengan desain pra dan pasca tes. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Ulya salah satu pesantren yang ada di Sulawesi Selatan, Indonesia. Peserta didik kelas XI a (Eksperimen 1) dan XI b (Eksperimen 2) berjumlah 42 siswa. Analisis data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t sampel berpasangan, analisis deskriptif komparatif, dan desain campuran ANOVA dengan menggunakan SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kelompok metode Mumta>z memiliki perbedaan yang signifikan pada tingkat kemampuan baca kitab kuning (sig .0000); (2) metode Mumta>z merupakan model yang paling efektif untuk meningkatkan tradisi kemampuan baca kita kuning dengan perolehan skor .207 (rendah). Pembelajaran dengan metode Mumta>z dapat menjadi alternatif bagi pembuat kebijakan dan guru untuk meningkatkan minat serta motivasi pada tradisi baca kitab kuning.


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 145-160
Author(s):  
Muhammad Sadli Mustafa

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap manuskrip yang bermuatan moderasi beragama, mengungkap dan mendeskripsikan nilai-nilai dalam manuskrip yang relevan dengan konsep moderasi beragama, dan mendeskripsikan interpretasi dan implementasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat tana Luwu, khususnya di Kota Palopo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sejarah, filologi, dan antropologi. Observasi dan wawancara digunakan dalam mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manuskrip bermuatan moderasi beragama yang ditemukan adalah lontara Luwu yang terdiri dari dua versi. Pertama lontara Luwu milik A. Mattangkilang Opu to Tenriesa. Kedua, lontara Luwu yang telah ditransliterasi dan diterjemahkan oleh Pananrangi Hamid dkk. Beberapa bagian dari isi teks kedua versi lontara Luwu tersebut secara umum sangat relevan atau memuat konsep moderasi beragama. Lontara yang secara eksplisit menyebut kata moderasi dengan bahasa lokal (gauk lao tengngae) adalah versi yang kedua. Di versi yang kedua ini pula ditemukan keterangan tentang pola perawatannya yaitu dengan cara diwariskan secara turun temurun. Bagi warga tana Luwu khususnya Kota Palopo, saling menghargai, saling mengasihi dan saling menyayangi merupakan sikap yang perlu dikedepankan dalam berinteraksi antar sesama manusia meskipun berbeda latar belakang suku maupun agama. Sebagai manifestasi dari sikap gauk lao tengngae yang dalam istilah sekarang disebut moderasi beragama. Pada tataran praksisnya, warga Kota Palopo, masih mempraktikkan sikap itu dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga toleransi antar umat beragama masih tetap terjaga hingga kini sebagai wujud dari sikap moderat yang mereka miliki dan diwariskan turun temurun.


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 177-198
Author(s):  
Muh Subair ◽  
Rismawidiati Rismawidiati

Mimbar khutbah Jumat kerap dianggap menjadi salah satu media penyebaran hoax atau informasi yang tidak benar. Khotbah Jumat diasumsikan ada yang berisi pesan-pesan yang tidak sejalan dengan pesan takwa, yaitu pesan-pesan yang bernada mencela, mencaci-maki dan menyalahkan kelompok lain. Berdasarkan kenyataan tersebut, tulisan ini memfokuskan kajiannya terhadap konten khotbah Jumat disertai analisa tingkatan toleransi khatib berdasarkan isi pesannya. Kualitatif konten analisis adalah pendekatan yang dipilih untuk menggambarkan topik-topik yang terkandung dalam khotbah Jumat, dengan menggunakan Teknik kajian teks, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan khotbah Jumat secara kultural tidak mudah untuk dimanfaatkan sebagai media penyebaran hoax. Bahkan pelaksanaan khubtah Jumat secara prosedural ada yang didukung oleh Lembaga Dakwah, Pengurus Masjid dan Instansi Pemerintah. Dukungan tersebut antara lain berbentuk pengaturan jadwal khatib dan kontrol terhadap tema atau topik kutbah Jumat. Pengaturan khotbah Jumat kadang terkendala karena kurangnya tenaga khatib untuk naib, dan minimnya peran Lembaga Dakwah, dan instansi terkait dalam proses pembinaan khatib, yang kemudian berpengaruh terhadap bentuk penyampaian khotbah Jumat yang mayoritas dilakukan tanpa membaca teks. Penelitian ini menemukan adanya pesan-pesan toleransi dalam dua khutbah dari tujuh khutbah yang menjadi sasaran kajian. Pesan-pesan tersebut adalah pesan kemaslahatan umat, persatuan umat, pentignya memberi rasa aman kepada sesama, dan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 231-250
Author(s):  
Mujizatullah Mujizatullah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inovasi pembelajaran moderasi beragama melalui media kreatif. Penelitian ini deskriktif kualitatif. Hasil penelitian: media kreatif yang digunakan dalam pembelajaran moderasi beragama di SMA 1, dominan guru menggunakan media tatap maya dan non-tatap maya. Ketika pembelajaran non-tatap maya, pada kegiatan pembelajaran pendahuluan, guru dominan menggunakan media visual dengan aplikasi google form untuk mengecek kehadiran siswa. Pada kegiatan inti menggunakan media Visual melalui aplikasi padlet, untuk mengunggah materi dan tugas. Keunggulan aplikasi Padlet karena lebih mudah dimanfaatkan peserta didik kemudian lebih efisien dari penggunaan data internet, aplikasi tersebut memudahkan peserta didik untuk saling berinteraksi karena semua berbasis daring, peserta didik dapat berinovasi dan memilih templete yang ada. Pada kegiatan evaluasi, dominan guru menggunakan aplikasi quisizz untuk ulangan harian. Pembelajaran tatap maya, guru menggunakan zoom meet dan google meet. Penggunaan media kreatif di kalangan guru sekolah dan madrasah dominan menggunakan media yang sama hanya aplikasi padlet yang belum di gunakan di Madrasah. Intensitas penggunaan media online di kalangan guru Sekolah dan Madrasah meningkat dalam masa pandemi 85 % sebelumnya hanya 45%, namun efektifitas kegiatan jam pembelajaran berkurang waktunya maksimal hanya 30 menit setiap jam pembelajaraan, karena durasi pembelajaran dengan tatap maya dibatasi untuk efisiensi penggunaan data internet siswa, sehingga pembelajaran kurang maksimal, ketercapaian pembelajaran hanya maksimal 75 persen dari seluruh materi yang diajarkan. Media offline dominan guru menggunakan buku-buku pelajaran yang ada di perpustakaan sekolah, surat kabar, majalah serta lingkungan sekolah. 


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 209-230
Author(s):  
Lisdamayana Lisdamayana ◽  
Hamsiati Hamsiati

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran tentang kehidupan migran Bugis di Tanjung Selor-Kalimantan Utara. Mengungkap peran migran Bugis dalam bidang sosial keagamaan, khususnya pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Serta, untuk melihat dukungan dan hambatan yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Migrasi Orang Bugis ke Tanjung Selor sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Pada umumnya mereka tinggal di wilayah pesisir sungai Kayan dan sekitarnya. Hubungan mereka dengan warga lokal dan pendatang lainnya cukup harmonis. Semangat keagamaan migran Bugis yang tinggi membawa mereka aktif dalam pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan di tempat mereka bermigrasi. Di antaranya ada yang berperan sebagai fasilitator atau motivator seperti dalam pembangunan rumah ibadah, pembentukan Majelis Taklim atau TK-TPA. Ada pula bertindak sebagai eksekutor dalam hal ini sebagai tenaga pengajar pada lembaga pengajian seperti TK-TPA, Rumah Tahfiz, atau memberi pencerahan agama. Peran para legislator dari kalangan Bugis juga setidaknya membantu sejumlah Majlis Taklim yang membutuhkan bantuan dana operasional dalam penyelenggaraan kegiatannya. Kekurangan sumber daya masih menjadi faktor utama dalam penghambat pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan. Selain itu, lembaga yang menaungi dan membina kegiatan pendidikan keagamaan untuk orang dewasa (Majelis Taklim) pada level Kabupaten juga belum terbentuk.


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 251-264
Author(s):  
Pratiwi Eunike ◽  
Bobby Kurnia Putrawan

Inklusivisme dalam agama-agama salah satunya ditandai dengan adanya toleransi antar umat beragama. Toleransi tujuannya untuk bekerjasama membangun peradaban bangsa juga merupakan modal sosial untuk terciptanya integrasi bangsa dengan membentuk relasi harmonis antar umat beragama. Selain itu dalam perspektif kekristenan membangun toleransi merupakan tanggung jawab sosial dan landasan untuk terjadinya pembaruan tatanan sosial melalui kehidupan orang kristen yang akan menghasilkan perbaikan dan menjawab persoalan-persoalan sosial masyarakat secara khusus dalam konteks pandemic Covid 19. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan toleransi antar umat beragama sebagai tanggung jawab sosial kekristenan di era pandemic Covid 19. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan data-data diambil dari fenomena yang ada di lingkungan masyarakat rusunawa rawa bebek dan wawancara dengan warga dari berbagai latar belakang serta dilengkapi buku-buku dan jurnal-jurnal yang mendukung untuk penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama yang dideskripsikan melalui hubungan yang harmonis dan kerjasama dalam mengatasi pandemic Covid 19 serta dampaknya pada masyarakat Rusunawa di Rawabebek.


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 161-176
Author(s):  
Moch Lukluil Maknun ◽  
Muhamad Khusnul Muna ◽  
Andjar Prasetyo ◽  
Milta Eliza

Tujuan studi untuk mendeskripsikan sumber daya manusia di perpustakaan dan menganalisis manajemen dan pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan dalam literasi keagamaan berbasis inklusi sosial. Kualitatif ekploratif digunakan sebagai metode penelitian dalam mendeskripsikan studi ini. Lokus studi di Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang dengan fokus pada sumber daya manusia terkait literasi keagamaan berbasis inklusi sosial. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juni 2021 dengan melakukan survey dan wawancara terhadap responden yang mendukung studi ini. Pengumpulan data dilakukan dengan parameter manajemen dan pengembangan sumber daya manusia. Temuan dalam studi ini Demografi di lokus studi ini didominasi oleh penduduk yang menganut agama Islam dengan derajat Pendidikan pada level menengah ke bawah. Upaya literasi keagamaan memiliki interaksi yang belum maksimal meskipun telah ada beberapa masyarakat yang mengakses literasi keagamaan berbasis inklusi sosial. Peningkatan literasi keagamaan berbasis inklusi sosial dapat ditingkatkan dengan penguatan kapasitas SDM dengan parameter manajemen sumber daya manusia ditinjau dari 1) Rekrutmen, keragaman SDM, dan keahlian; 2) Peran, tanggung jawab dan deskripsi pekerjaan; 3) Data personel; 4) waktu layanan; 5) Relawan/Magang; 6) Disiplin, keluhan dan resolusi konflik, sedangkan untuk pengembangan sumber daya manusia diukur dengan 7) Evaluasi kinerja SDM; dan 8) Pengembangan SDM dengan mengacu pada indikasi yang ada dalam level yang telah dibahas di atas. Peningkatan kapasitas SDM dengan parameter tersebut juga dapat bermanfaat untuk literasi bidang lain berbasis inklusi sosial secara bertahap.


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 59-74
Author(s):  
Nurfadilah Nurfadilah ◽  
Mardan Mardan ◽  
Sadik Sabry

Spirit literasi penting untuk diperhatikan oleh setiap elemen, terutama generasi milenial yang saat ini menjadikan media sosial sebagai wadah untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Spirit untuk mengamalkan ajaran agama diimbangi dengan pengetahuan agama yang mumpuni serta didapatkan dari sumber yang terkredibel pula. Masjid al-Markaz sejak dibangun sampai operasionalnya di tahun 1996, telah mencanangkan dirinya sebagai pesantren terbuka. Pada pengajian tafsir dilaksanakan pada hari rabu bakda magrib oleh narasumber yang berlatar belakang pendidikan tafsir. Pengajian berlangsung selama kurang lebih empat puluh menit. Pengajian yang diselenggarakan di masjid ini disiarkan melalui Radio Al-Markaz frekuensi FM 99.6. Para jamaah merespon baik adanya pengajian tafsir ini, di antaranya bahwa mereka dapat mengetahui makna dan tujuan suatu amalan. Sebab mengetahui makna dan tujuan amalan sangatlah penting, dapat menambah wawasan mengenai isi kandungan al-Qur’an, sebagai rujukan masyarakat dan juga sumber inspirasi untuk menambah wawasan keislaman yang moderat, ingin mendapatkan pahala dan keberkahan dari mengikuti pengajian tafsir di masjid alMarkaz al-Islami Jend. M. Jusuf. Melalui pengajian, masyarakat bisa mendapatkan pembinaan non formal secara efektif dan berkelanjutan.


PUSAKA ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 19-40
Author(s):  
Jusman Jusman ◽  
Abu Muslim

Penelitian dengan jenis Deskriptif Kualitatif migran Bugis ini, dilakukan di Desa Cempaka Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara. Fokusnya pada pengembangan Pendidikan Keagamaan yang dimotori oleh para Migran Bugis di tanah Rantau. Aspek Penguatan nilai-nilai keagamaan yang juga diterapkan di tanah kelahiran menjadi corak pengembangan Pendidikan keagamaan khas dilakukan oleh para Migran Bugis, dengan tetap menjadikan tokoh sentral guru/anreguru sebagai pusat pengajaran dan tempat bertanya. Fragmentasi kebugisan yang berkembang juga turut mempengaruhi kebertahanan nilai-nilai keagamaan khas Bugis yang diejawantah berdasarkan karakteristik masyarakat Cempaka yang spesifik dalam pengembangan di bidang Pertanian. Masjid sebagai pusat kajian keagamaan masih menjadi ciri khas yang tetap dipertahankan. Asimilasi kebudayaan tempatan juga menjadi perhatian khusus dalam mengejawantah nilai-nilai keislaman yang dikembangkan, khususnya dalam beberapa ritual keislaman yang melibatkan orang banyak. Secara umum pengembangan Pendidikan Keagamaan Islam masih menggunakan dakwah kultural sebagai bagian integral penanaman nilai-nilai kebugisan yang spesifik Islam. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document