Jurnal Shanan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

54
(FIVE YEARS 17)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By UKI Press

2722-4678, 2549-8061

Jurnal Shanan ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 79-94
Author(s):  
Sriyati ◽  
Hergyana Saras Ningtyas

Anak berkebutuhan khusus memiliki kasus yang beragam. Penelitian ini akan fokus membahas perkembangan anak berkebutuhan khusus berdasarkan pola asuh otoritatif. Tujuannya agar orang tua dapat memahami jenis dan faktor penyebab anak berkebutuhan khusus kategori gifted, sehingga dapat memperhatikan pengasuhan terhadap anak secara tepat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020 - Juli 2021 Desa Lopait RT/RW 09/01, Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah kualitatif secara observasi yang dilakukan dalam bentuk wawancara terstruktur secara langsung dan menggunakan google form. Data yang didapat kemudian digabungkan sehingga menjadi pembahasan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ini orang tua “GM” melakukan upaya penanganan dengan cara mendisiplin sesuai aturan, melatih meningkatkan perkembangan, memberikan motivasi berupa apresiasi, memberi batasan/aturan, membawa “GM” untuk pemerikasaan pendengaran, mengikutkan terapi, memasukkan ke sekolah formal yang umum serta melatih beberapa tips dari pakar ABK di rumah. Hasil perkembangan “GM” terlihat signifikan, contohnya sudah mampu mengucapkan huruf-huruf serta mulai berkata-kata sederhana. Sosio emosional “GM” juga mulai berkembang baik, dapat mengungkapkan pikiran, mulai fokus, dan mampu menatap mata orang lain. Dengan demikian, pola asuh otoritatif dinyatakan tepat untuk menangani anak berkebutuhan khusus kategori gifted.


Jurnal Shanan ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 111-122
Author(s):  
Edison ◽  
Talizaro Tafonao

Kajian ini berangkat dari permasalahan yang sering terjadi di era industri 4.0. Di mana perilaku anak-anak muda saat ini banyak menimbulkan persoalan negatif di dalam masyarakat sebagaimana penjelasan data empiris dalam artikel ini. Salah satu karakter generasi muda yang dapat dilihat di era industri 4.0 adalah minimnya rasa kepedulian (individual) dan cenderung menentang nilai-nilai kebenaran dan kebudayaan yang berlaku. Tujuan penulisan artikel ini adalah melihat bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agama Kristen dalam membentuk karakter generasi muda sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengkaji sejauh mana masalah yang timbulkan generasi muda di era industri 4.0. Proses analisis yang dilakukan adalah menggunakan berbagai sumber literatur seperti artikel jurnal, buku, dan pengamatan langsung untuk mendukung analisis penulisan. Hasil yang ditemukan adalah guru agama Kristen memiliki peran yang sangat signifikasi melalui upaya dan strategi serta pendekatan dalam membentuk karakter generasi muda di era revolusi industri 4.0 sebagaimana penjelasan dalam kajian artikel. Dengan demikian, tanggung jawab guru Agama Kristen dalam mendidik generasi sangat perlu direalisasikan sebagai wujud dari kepedulian terhadap fenomena yang ada di kalangan anak muda saat ini.


Jurnal Shanan ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 137-152
Author(s):  
Jeaprileni A. Eli Manafe ◽  
Ezra Tari

Sistem pembelajaran daring menuntut orang tua lebih banyak mendampingi anak dalam belajar. Namun, orang tua masih banyak yang merasa kewalahan untuk menjelaskan tugas yang diberikan guru lewat daring. Karena tidak semua orang tua mampu menjelaskan dengan baik tugas tersebut sehingga mereka marah kepada anak. Kajian ini berupaya memaparkan pendampingan orang tua selama pandemi covid-19. Penulis mengambil contoh di Sekolah Dasar Oebobo II. Studi ini memakai pendekatan kualitatif deskriptif analitis. Penguraian data yang didapatkan dari informan sesuai dengan pertanyaan penelitian. Hasil penelitian ditemukan bahwa, sarana dan prasarana belajar menjadi salah satu sumber utama dalam proses belajar. Bentuk pendampingan orang tua yakni, menyediakan fasilitas belajar berupa laptop, kuota internet, dan ruang belajar yang nyaman. Sehingga ada pemantauan dan kontrol untuk membantu anak yang mengalami kesulitan belajar. Komunikasi yang lancar antara guru dan orang tua menjadi jalan utama dalam proses pembelajaran yang baik.


Jurnal Shanan ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 123-136
Author(s):  
Sozawato Telaumbanua

Pemuda merupakan generasi penerus bangsa maupun gereja. Namun di tengah pandemi Covid-19, para pemuda tidak luput mengalami dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 ini. Sebagian pemuda mengalami stres dalam mengikuti sekolah/perkuliahan online, stres karena kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan di mana mereka bekerja, bosan karena lebih banyak waktu di rumah dan jarang ketemu dengan teman-teman sebaya, jarang ketemu dengan anggota komunitas gereja, bahkan mereka terpaksa hanya bisa beribadah dari rumah. Tidak sedikit pemuda mengalami penurunan dalam hal kerohanian selama masa pandemi ini. Gereja sebagai sebuah komunitas orang percaya harus hadir serta menjawab kebutuhan para pemuda yang sedang mengalami dampak pandemi Covid-19 ini. Di tengah keterbatasan di masa pandemi ini, gereja bisa hadir serta memaksimalkan pelayanan kepada pemuda melalui desain program yang bisa menjawab kebutuhan mereka. Tentunya gereja bisa memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini sehingga pelayanan kepada pemuda, baik di saat pandemi maupun pasca pandemi, tetap berjalan. Oleh karenanya, melalui artikel ini penulis menawarkan sebuah desain program pendidikan agama Kristen bagi pemuda, di mana dalamnya para pemuda bisa memuji Tuhan bersama (praise), berbagi kesaksian (sharing) serta berdoa (pray) bersama. Untuk menjawab permasalahan pemuda tersebut di atas, maka dalam penulisan artikel ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni membandingkan berbagai literatur, baik itu buku-buku, artikel, maupun jurnal yang berkaitan dengan pembahasan di atas. Tujuan dari tulisan ini adalah menawarkan desain program pendidikan agama Kristen bagi pemuda di masa Pandemi dan Pasca Pandemi. Program ini diharapkan menjawab kebutuhan para pemuda sekaligus membekali mereka melalui terang firman Tuhan agar para pemuda ini tetap berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus dalam segala keadaaan.


Jurnal Shanan ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 95-110
Author(s):  
Yonatan Alex Arifianto ◽  
Andreas Fernando ◽  
Reni Triposa

Indonesia has experienced religious conflicts and brought about alarming humanitarian impacts. The horizontal conflict has pushed into the joints of destroying the pillars of the nation's integrity. Moreover, conflict destroys harmony, therefore the author's aim was to describe pluralism through the perspective of Christian religious education as an effort to bring generations to continue to build the nation and maintain its integrity. The writing of this article used a descriptive qualitative method with a literature study approach related to the sociology of religious pluralism in the perspective of Christian religious education as an effort to build national unity. The findings of this study are firstly the sociology of pluralism starting from recognizing and understanding the nature of pluralism and understanding all the values ​​of pluralism. Second, all believers, especially teachers and students, see and understand that pluralism in the concept of Christian Religious Education is not contradictory to what is done by people and organizations that promote pluralism, but it needs to be emphasized that pluralism in agreement is only to maintain and build the integrity of the nation. Third, on this basis, Christianity, in this case the role of Christian religious education, must be actualized in social life in pluralism.


Jurnal Shanan ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 208-221
Author(s):  
Benalia Hulu ◽  
Desi Sianipar

Analisis SWOT merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal dari suatu organisasi yang mencakup: kekuatan dan kelemahan; kesempatan dan ancaman. Analisis ini juga dapat digunakan untuk membantu sebuah gereja menemukan kekuatan dan kelemahannya, serta kesempatan dan ancaman yang berasal dari luar gereja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil analisis SWOT terhadap terhadap pendidikan agama Kristen (PAK) dan implikasinya bagi pertumbuhan Gereja Santapan Rohani Indonesia Jemaat Tomang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui hasil wawancara terhadap pimpinan, aktivis, dan anggota jemaat Santapan Rohani Indonesia Jemaat Tomang. Penelitian dibatasi pada program pendidikan agama Kristen di Gereja Santapan Rohani Indonesia Jemaat Tomang, yaitu: Sekolah Minggu, Katekisasi, dan Pendalaman Alkitab. Hasil penelitian adalah 1) Kekuatan program PAK diperlihatkan melalui ketersediaan kurikulum dalam pengajaran di Sekolah Minggu; penggunaan metode yang bervariasi dalam pengajaran katekisasi; antusiasme jemaat dalam mengikuti Pendalaman Alkitab.; 2) Kelemahan program PAK adalah fasilitas Sekolah Minggu yang masih kurang baik; ketidaksiapan anggota untuk mengikuti jadwal katekisasi yang ditentukan oleh gereja; kurangnya minat membaca Alkitab dalam bentuk cetak bisa membuka ruang untuk men-download Alkitab versi online yang telah dikacaukan terjemahannya.; 3) Peluang atau kesempatan yang dimiliki program PAK adalah relasi dengan lingkungan sekitar yang sangat baik; tersedianya kesempatan untuk mengikuti kelas katekisasi; tersedianya kesempatan untuk  mengikuti pendalaman Alkitab.; 4) Ancaman atau tantangan yang dihadapi dalam program PAK adalah adanya dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak-anak sehingga mengganggu fokus anak-anak dalam kegiatan Sekolah Minggu; tersedianya akses untuk mendapatkan berbagai jawaban atas berbagai pertanyaan yang bisa saja merusak iman dan pemahaman jemaat yang mengikuti katekisasi dan pendalaman Alkitab. Semua hasil analisis SWOT tersebut berguna bagi penetapan strategi pertumbuhan gereja.


Jurnal Shanan ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 194-207
Author(s):  
Albet Saragih ◽  
Johanes Waldes Hasugian

Pendidikan Kristen dapat dilakukan melalui rumah singgah sebagai upaya memberdayakan atau mengembangkan masyarakat, dalam hal ini anak jalanan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa gereja dan komunitas orang percaya memiliki tugas dan panggilan untuk menjangkau anak jalanan dan menawarkan alternatif pelayanan pendidikan Kristen berbasis pengembangan komunitas anak jalanan. Dengan menggunakan metode pengamatan dan studi literatur yang relevan dengan topik yang dikaji penulis berupaya menemukan pendekatan ataupun model yang relevan dalam pengembangan komunitas anak jalanan. Penelitian ini menemukan bahwa dengan rumah singgah, dengan segala keterbatasan yang ada secara praktis berbeda dengan pendekatan pelayanan gereja ataupun sekolah. Namun demikian, gereja didesak agar tidak mengabaikan dan sebaliknya mulai mengaktualiasasikan dirinya dalam program pelayanan komunitas anak jalanan. Rumah singgah selain sebagai tempat pemondokan atau istirahat, membersihkan dirinya, tempat pelatihan yang berkaitan dengan skill of life, hal yang menarik bahwa rumah singgah dijadikan menjadi tempat untuk mendapat pendidikan nilai kristiani, yang di dalamnya ada aktivitas berdoa, bernyanyi rohani, belajar Alkitab bersama, dan konseling pastoral secara terprogram, serta sebagai wadah untuk melatih diri dalam menerapkan nilai-nilai Firman Tuhan, iman, kasih, pengharapan, kejujuran, tanggung jawab, dan solidaritas bagi sesama.


Jurnal Shanan ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 174-193
Author(s):  
Jenri Ambarita ◽  
Ester Yuniati ◽  
Nurmiani Sinaga

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi-persepsi guru Pendidikan Agama Kristen terhadap pembelajaran online yang dilaksanakan pada masa pandemic covid -19. Persepsi-persepsi guru PAK yang meliputi aspek kemudahan penggunaan, aspek kemudahan dalam membangun komunikasi, aspek dampaknya terhadap motivasi guru dalam mengajar, motivasi untuk meningkatkan kreatifitas guru, dan motivasi guru dalam meningkatkan keterampilannya dalam memanfaatkan TIK. Subyek penelitian adalah guru PAK Indonesia yang bergabung pada grup telegram yang  beranggotakan 662 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket berupa kusioner online dalam bentuk google formulir. Penelitian ini merupakan penelitian campuran (mix methode). Penelitian campuran yang dimaksud dalam tulisan ini adalah, data penelitian dari penyebaran angket akan disajikan dalam bentuk statistic sebagai data kuantitatif dan sajian data kuantitaif tersebut akan dideskripsikan sebagai data kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah guru PAK yang berada di daerah dengan akses internet kurang lancar, guru yang belum pernah mengikuti PPG ataupun kegiatan workshop pembelajaran online selalu merasa bahwa pembelajaran online itu sulit untuk diterapkan. Dengan demikian, guru pendidikan Agama Kristen lebih memilih pemberian tugas kepada peserta didik. Guru Pendidikan Agama Kristen yang berada di daerah dengan akses internet lancar, guru PAK yang sudah pernah mengikuti PPG dan kegiatan pelatihan pembelajaran online merasa bahwa pembelajaran online mudah untuk diterapkan, bahkan guru PAK memiliki pandangan bahwa pelaksanaan pembelajaran online memberikan motivasi yang positf terhadap guru untuk semakin kreatif, semakin terampil dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.


Jurnal Shanan ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 162-173
Author(s):  
Sion Saputra ◽  
Hana Suparti ◽  
Talizaro Tafonao

Dalam artikel ini, penulis melakukan kajian mengenai bertumbuh dalam relasi dengan Kristus berdasarkan Kolose 2:6-7. Atikel ini beranjak dari kegelisahan penulis terhadap kondisi dangkalnya iman orang percaya saat ini, di mana dengan mudahnya terhisap oleh ajaran-ajaran palsu yang marak beredar di media-media sosial. Perkembangan ilmu dan teknologi memudahkan orang Kristen untuk mendapatkan berbagai ajaran yang telah ada di media sosial yang tidak berdasarkan firman Tuhan. Tujuan dari penulisan ini ialah menyuguhkan hasil kajian mengenai bagaimana cara orang percaya bertumbuh dalam relasi dengan Kristus. Artikel ini menganalisis mengenai bertumbuh dalam relasi dengan Kristus berdasarkan Kolose 2:6-7, agar nasihat Paulus kepada jemaat di Kolose juga dapat dilakukan oleh jemaat masa kini. Metode yang penulis gunakan dalam artikel ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan eksegese. Proses analisis yang dilakukan penulis adalah mengesegese teks Alkitab dan menganalisis sumber-sumber sekunder yang terpercaya untuk menghasilkan kajian yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dari kajian ini menemukan bahwa untuk bisa bertumbuh dalam relasi dengan Kristus, dimulai dari menerima Kristus serta berjalan di dalam Kristus, dan dilanjutkan dengan bertambah teguh di dalam Kristus dengan indikator berakar dalam Kristus, dibangun di atas Kristus, bertumbuh dalam iman kepada Kristus dan hati yang selalu bersyukur.


Jurnal Shanan ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 108-127
Author(s):  
Elia Tambunan

Not a few teachers in Indonesia, despite being technology users, are not yet good at using it as technogogy. As a result of the teacher’s habit of using the classroom as a place of learning in formal schools, they encounter serious obstacles in the online learning system, especially those who are no longer young. Technology, teachers, society, and online learning, as material objects for discussion in this paper, have a problematic relationship. This paper intends to describe the practical use of technology as a fun learning devices for urban society in Indonesia, namely technogogy with Salatiga as an example. With qualitative data collected through participant observation of 29 teachers as a research method between March and September 2020 and then analyzed, researchers found interesting empirical data. The COVID-19 pandemic has corrected the performance of teachers who are accustomed to vocalizing. Online systems require the latest digital-based technology literacy levels to ensure learning systems are not just administrative jobs for teachers. Living Books produced by Jungle School function as a technology containing transformative thematic instruction that can fulfill learning modalities for students from various countries. It is a novelty of urban education praxis, shown by this paper, a new learning technology that can also be adopted and innovated by practitioners of further Christian Religious Education.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document