Faktor utama terjadinya kerusakan jalan yaitu akibat dari angkutan barang yang membawa beban melebihi sumbu terberat suatu kendaraan (<em>Overload</em>). Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan desain tebal perkerasan menggunakan beban standar dan akibat beban berlebih kendaraan. Metode Austroads digunakan dalam mendesain tebal perkerasan, sedangkan Program Circly 6.0 digunakan untuk mengevaluasi kemampuan tebal perkerasan tersebut dalam memikul beban. Data LHR dan beban kendaraan digunakan untuk menghitung nilai <em>Equivalent Standard Axle</em><em>s</em> (ESA), <em>Cumulative Growth Factor</em> (CGF), dan <em>Design Equivalent Standard Axle</em><em>s</em> (DESA), sehingga dapat diketahui jenis material dan tebal setiap lapis perkerasan menggunakan <em>Design Chart</em>. Dari hasil penelitian didapatkan tebal lapis perkerasan untuk umur rencana 20 tahun dengan CBR tanah dasar 5% untuk beban standar yaitu Lapis permukaan 17,5 cm (Aspal, Modulus 3000 MPa), Lapis pondasi atas 10 cm (Granular, Modulus 350 MPa), dan lapis pondasi bawah 25 cm (<em>Cemented Material</em>, Modulus 5000 MPa), sedangkan untuk beban berlebih dengan material yang sama, tebal perkerasan terdiri dari Lapis permukaan 22,5 cm, Lapis pondasi atas 10 cm, dan lapis pondasi bawah 20 cm. Beban berlebih yang digunakan dalam perhitungan masuk dalam kategori pelanggaran tingkat II (5-15%) dan tingkat III (>25%). Dari Program Circly 6.0 dapat diketahui bahwa desain Lapis perkerasan untuk beban standar maupun beban berlebih sudah memenuhi standar dan aman untuk digunakan. Hal ini ditandai dengan nilai <em>Cumulative Damage Factor</em> (CDF) ≤1