BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

31
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Padjadjaran

2621-4180, 1412-4297

2020 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Alyaa Nabiila ◽  
Silviyani Nurul Karimah ◽  
Nurfauzi Ahmad ◽  
Diki Muhamad Chaidir
Keyword(s):  

Penyu hijau (Chelonia mydas) merupakan salah satu hewan yang terancam di dunia dikarenakan setiap tahunnya terus mengalami penurunan jumlah populasi yang diakibatkan oleh banyak faktor diantaranya kerusakan habitat dan perburuan telur penyu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik konservasi penyu dan persentase keberhasilan penetasan telur penyu di Suaka Margasatwa Sindangkerta tepatnya Pos Jaga Tegalserah sebagai salah satu tempat kegiatan pelestarian penyu. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisis kegiatan konservasi menggunakan metode survey deskriptif,dan pengamatan langsung (observasi) dengan melakukan penelurusan langsung pada tiap lokasi pendaratan penyu dilanjutkan dengan proses relokasi telur penyu ke bak pasir semi alami sebagai tempat penetasan penyu, dan diakhiri dengan pemindahan tukik (bayi penyu) yang telah menetas ke bak/kolam penangkaran penyu untuk selanjutnya dilepas ke laut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2019, persentase keberhasilan penetasan telur penyu sekitar 60,2% di  kawasan konservasi Tegalserah walaupun tempat konservasi tersebut dinilai kurang strategis dikarenakan beberapa faktor yang merugikan yaitu kebisingan, intensitas cahaya yang berlebih, dan rusaknya pantai akibat abrasi yang mengakibatkan jumlah penyu yang mendarat ke tempat peneluran di kawasan konservasi tidak menentu.


2020 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Reza Raihandhany ◽  
Dicky Nugraha ◽  
Rasyid Sidik

Agrowisata merupakan aktivitas wisata yang melibatkan kompleksitas ekosistem agro yang didalamnya tidak terlepas dari keberadaan tumbuhan bawah yang identik dengan gulma maupun tumbuhan hias. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi spesies tumbuhan bawah pada lahan perkebunan ubi cilembu (Ipomoea batatas L.) dan taman pinus (Pinus merkusii Jungh. & de Vriese) di Kawasan Agrowisata Pangjugjugan, Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2020 dengan menggunakan metode survei langsung. Tumbuhan bawah yang dijumpai di lahan perkebunan ubi cilembu dan taman pinus dicatat nama spesies, nama lokal, dan familinya pada lembar pencatatan lalu diidentifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 79 spesies yang tersebar pada 30 famili. Asteraceae dan Poaceae merupakan famili tumbuhan dengan jumlah spesies terbanyak yang ditemukan di Kawasan Agrowisata Pangjugjugan, yaitu berturut-turut sebanyak 16 spesies dan 10 spesies.


2020 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Agge Ibrati Shabrina Suhanda ◽  
Budiawati Supangkat Iskandar ◽  
Johan Iskandar

Perburuan satwa liar merupakan suatu tradisi kegiatan masyarakat yang telah lama dilakukan oleh berbagai etnik di Indonesia. Penduduk Palintang, Bandung, biasa melakukan perburuan satwa liar terhadap bagong dan monyet yang dianggap sebagai binatang hama pertanian, karena merusak tanaman di kebun mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengetahuan penduduk Palintang mengenai bagong dan monyet sebagai hama, kebiasaan dan teknik untuk berburu binatang hama, dan fungsi sosial berburu. Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kualitatif dengan pendekatan etnozoologi, dengan teknik pengumpulan data lapangan dengan observasi dan wawancara semi-struktur dengan para informan. Hasil penelitian menujukkan bahwa penduduk Palintang, Bandung, memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis binatang hama, bagong dan monyet, jenis-jenis pakan hama di kebun, sebaran binatang hama, teknik-teknik untuk berburu binatang hama, dan fungsi berburu binatang hama bagi sosial budaya penduduk. Hasil penelitian ini penting secara ilmiah yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya etnozologi, dan juga berguna secara praktis untuk memamahi penduduk dalam berburu binatang hama, yang dapat dijadikan masukan bagi para pengambil kebijakan untuk pengeolaan hama pertanian.


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Arifin Surya Dwipa Irsyam ◽  
Rina Ratnasih Irwanto ◽  
Asih Perwita Dewi ◽  
Muhammad Rifqi Hariri

Informasi mengenai suku Asteraceae di Jawa telah terhimpun dalam buku Flora of Java vol. II. Sebanyak 227 jenis dan 107 marga telah diketahui ada di pulau ini. Sejak buku Flora of Java diterbitkan, informasi terkini mengenai suku Asteraceae di Jawa belum tersedia. Dalam waktu empat tahun terakhir, beberapa penelitian telah mengungkap keberadaan jenis-jenis rekaman baru dari suku Asteraceae di Jawa. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi tambahan mengenai tumbuhan rekaman baru dari Jawa dan sebagai bagian dari penulisan Data Terkini Asteraceae di Pulau Jawa. Eksplorasi botani telah dilakukan di Banten, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur pada bulan September 2019 hingga Maret 2020. Lokasi pengamatan difokuskan di kawasan urban, seperti kebun tradisional, taman kota, area kampus, dn lokasi agrowisata. Pengamatan spesimen juga dilakukan di Herbarium Bogoriense (BO). Satu jenis tumbuhan dari marga Pseudogynoxys (Greenm.) Cabrera (Senecioneae) yaitu Pseudogynoxys cabrerae H.Rob. & Cuatrec. telah dikoleksi dari Bogor, Bandung, dan Jatinangor. Spesimen yang dikoleksi dari Bogor dan Bandung berasal dari individu yang sengaja ditanam, sementara populasi meliarnya telah ditemukan dari Jatinangor. Jenis ini diduga telah lolos dari kultivasi dan tumbuh meliar di sekitar area perkebunan, tepi jalan, dekat aliran air, semak belukar, dan lahan terbengkalai. Secara morfologi, bagian pappus pada bagian buah longkahnya memfasilitasi biji untuk memencar luas melalui mekanisme anemokori. Selain itu, Pseudogynoxys cabrerae juga dapat memperbanyak diri secara vegetatif melalui fragmentasi batang, sehingga jumlah populasinya semakin meningkat. Oleh sebab itu, keberadaan populasi liarnya perlu diperhatikan, karena jenis ini mungkin dapat meningkat pesat dan membentuk populasi meliar yang lebih besar di kemudian hari.  


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Firman Saputra ◽  
Kustiati Kustiati ◽  
Ihsan Almuhardi ◽  
Lia Resa Sinaga

Hewan ternak (sapi potong, babi, dan kambing) merupakan komoditas penting di bidang peternakan. Peternakan hewan di Kota Pontianak sangat berpotensi untuk dikembangkan karena tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Walaupun sistem peternakan hewan sudah berkembang, infeksi cacing parasit masih sering ditemukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi kecacingan hewan ternak (sapi potong, babi, dan kambing) di Kota Pontianak. Sampel feses hewan ternak diambil dari peternakan hewan yang ada di Kota Pontianak secara random, kemudian dianalisis dengan metode flotasi dan sedimentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian sampel feses yang diambil dari peternakan hewan terinfeksi cacing parasit. Sepuluh spesies cacing parasitik ditemukan pada ternak yaitu: Ancylostoma sp., Ascaris sp., Fasciola sp., Haemonchus sp., Paramphistomum sp., Toxocara sp., Trichuris sp., Strongyloides sp., Strongylus sp., dan Trichostrongylus sp. Ascaris sp. dan  Trichostrongylus sp. ditemukan baik pada sapi potong, kambing, maupun babi. Prevalensi kedua spesies cacing parasitik pada masing-masing hewan ternak tersebut berturut-turut sebagai berikut: 13,64% dan 81,82% pada sapi potong, 38,89% dan 44,44% pada kambing, serta 96,55% dan 96,55% pada babi.


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Baghya Nugraha ◽  
Asri Peni Wulandari ◽  
Ida Indrawati
Keyword(s):  

Penelitian dimaksudkan untuk mengisolasi dan menidentifikasi jamur yang terdapat pada karang lunak yang berada di lokasi Pantai Barat Cagar Alam Pananjung Pangandaran, dari penelitian ini bertujuan mengetahui jenis jenis jamur yang ditemukan dari sampel karang lunak yang diperoleh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan tiga tahapan. Tahap pertama pengambilan sampel dilapangan dengan metode memotong bagian tubuh karang lunak. Tahapan kedua isolasi jamur yang ada pada bagian karang lunak kedalam medium agar dengan dua jenis penanaman  yaitu penanaman permukaan luar tubuh sampel (epifit), atau penanaman bagian dalam tubuh sampel (endofit). Tahap ketiga  identifikasi jamur dengan menggunakan metode  moist chamber yang kemudian di cocokan dengan buku identifikasi. Dari hasil yang didapatkan terdapat dari karang lunak jenis Euphyllia Sp. didapatkan sembilan isolat dengan tiga isolat pada sampel yang diisolasi secara epifit, dan enam spesies yang terdapat pada isolat pada sampel yang diisolasi secara endofit. Jamur yang isolasi secara epifit adalah  Saccharomyces Sp. dan Cladosporium Sp. dan jamur yang berasal dari isolasi secara endofit adalah Neurospora Sp., Apergillus Sp., Saccharomyces Sp., dan Geotrichum Sp.


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Anggita Leviastuti ◽  
Tia Setiawati

Tanaman sembung (Blumea balsamifera  L.) banyak ditemukan  di daerah terbuka kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi, anatomi, fisiologi dan kandungan  saponin  pada  daun  sembung  berdasarkan  perbedaan  kelembaban  udara  di Padang  Rumput Cikamal dan Nanggorak Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode survey berdasarkan keberadaan Blumea balsamifera L. pada daerah dengan kelembaban udara yang berbeda. Sampel daun diambil sebanyak 2 helai dari satu individu pohon di lokasi penelitian yang berbeda. Parameter  penelitian  meliputi  tebal daun, luas permukaan  daun, kerapatan  stomata,  kadar klorofil,  dan kandungan saponin. Hasil peneltiian menunjukkan bahwa rata-rata ketebalan daun, luas permukaan daun, kerapatan stomata, kadar klorofil, dan kandungan saponin berturut-turut  yaitu 0,33 mm; 54 cm2; 152,86 sel/mm2; 7,36 CCI dan kandungan saponin (uji kualitatif) menunjukkan positif (busa terlihat samar). Pada lokasi penelitian kelembaban udara 76% menunjukkan rata-rata parameter secara berturut-turut yaitu 0,17 mm; 120 cm2; 132,48 sel/mm2; 8,11 CCI dan kandungan saponin (uji kualitatif) menunjukkan positif (busa terlihat jelas).


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Susanti Withaningsih ◽  
Parikesit Parikesit ◽  
Yoselina Nur Fazriani
Keyword(s):  

Rusa timor (Cervus timorensis)merupakan salah satu rusa asli Indonesia dan ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi karena perburuan yang dilakukan secara terus menerus dengan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistemnya. Penelitian mengenai pola aktivitas harian rusa dilakukan di penangkaran rusa Cagar Alam Pananjung Pangandaran dengan tujuan untuk mengetahui pola yang khas pada tingkat individu berdasarkan jenis kelaminnya. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode scan samplingdan ad libitum. Objek penelitian ini adalah betina induk, jantan induk  dan anak. Aktivitas harian yang diamati terdiri dari aktivitas makan, bergerak, istirahat dan aktivitas lainnya (diantaranya membersihkan diri, kawin, urinasi).  Hasil penelitian menunjukkan pola aktivitas harian rusa betina induk terdiri dari makan (45,83%), bergerak (27,5%), istirahat (25%) dan lainnya (1,67%).  Aktivitas rusa jantan induk terdiri dari makan (34,16%), istirahat (27,5%), bergerak (26,7%) dan lainnya (11%).  Adapun proporsi aktivitas rusa muda (anak) lebih banyak melakukan aktivitas makan (47,5%), daripada aktivitas istirahat (23,33%), bergerak (26,67%), dan lainnya (2,5%). Penelitian ini menghasilkan informasi mengenai pola distribusi waktu yang digunakan oleh rusa timor untuk aktivitas hariannya sehingga pengelolaan dan konservasi baik secara eksitu maupun insitu dapat dioptimalkan.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Muhammad Rifqi Hariri ◽  
Arifin Surya Dwipa Irsyam ◽  
Rina Ratnasih Irwanto
Keyword(s):  

Plumeria Tourn. ex L. merupakan tumbuhan eksotik yang berasal dari kawasan Amerika Tropis. Marga tersebut telah banyak diintroduksi dan ditanam sebagai tanaman hias karena memiliki ciri morfologi yang menarik. Sebanyak tiga jenis Plumeria telah diketahui tumbuh di Pulau Jawa, yaitu P. alba L., P. obtusa L., dan P. rubra L. Akan tetapi, jenis-jenis Apocynaceae budi daya belum tercatat secara lengkap dalam Flora Malesiana. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk melaporkan keberadaan jenis Plumeria lainnya yang ada di Jawa. Penelitian dilakukan menggunakan metode jelajah di Jawa Barat (Bandung, Bogor, Pangandaran, Sumedang) dan Jawa Timur (Situbondo) pada bulan Maret hingga Agustus 2019. Penelitian ini mengungkap suatu jenis tambahan dari marga Plumeria, yakni P. pudica Jacq. Informasi mengenai keberadaan dan ciri morfologi P. pudica dilaporkan dalam catatan ini beserta kunci identifikasi terkini untuk marga Plumeria di Jawa.


2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Gabriel B. Hutajulu ◽  
Hasna Afifah

Deforestasi merupakan isu global yang perlu perhatian. Deforestasi melepaskan gas rumah kaca berupa karbondioksida (CO2) ke atmosfer yang meningkatkan pemanasan global. Untuk menurunkan laju deforestasi diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya hutan. Masyarakat perlu mengetahui nilai hutan secara ekonomi disamping ekologinya. Nilai ekonomi ini direpresentasikan dengan simpanan karbon pada hutan. Setengah dari biomassa hutan tersusun atas karbon. Simpanan karbon berupa karbon di atas dan di bawah tanah, karbon organik tanah, karbon serasah dan tumbuhan bawah, serta nekromassa. Tujuan penelitian ini adalah menentukan total keuntungan simpanan karbon di hutan alam sekunder TNWK. Metode penelitian dilakukan dengan pengambilan data analisis vegetasi pada 8 plot sampel berukuran 20m x 20m. Simpanan karbon dihitung dengan allometri ketterings. Hutan TNWK memiliki total biomassa sebesar 10157603,84 gram/ha dengan simpanan karbon sebesar 200,81 ton/ha. Simpanan karbon hutan alam sekunder TNWK termasuk tinggi. Simpanan karbon tersebut sangat penting untuk menjaga kestabilan iklim global. Besarnya simpanan karbon memiliki nilai ekonomi yang besar juga. Jika nilai ekonomi simpanan karbon hutan alam sekunder TNWK diestimasi, maka harga karbon total pada hutan TNWK mengacu pada REDD+ adalah US$50.789.156,5 atau sebesar 714.679.616.000 rupiah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document