Widya Teknik
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

6
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Hindu Indonesia

1979-973x

Widya Teknik ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
pp. 47-66
Author(s):  
Made Novia Indriani ◽  
I Nyoman Suta Widnyana ◽  
I Putu Laintarawan

Konsultan Proyek memegang peranan yang sangat penting di dalam keberhasilan sebuah proyek. Tujuan yang hendak dicapai adalah : Untuk mengetahui peranan konsultan pada tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan proyek dan untuk mengetahui peranan konsultan, pada tahap konstruksi yaitu tahap pelaksanaan dan pengawasan pembangunan fisik proyek yang dilaksanakan dengan pedoman tepat mutu,tepat waktu dan tepat biaya Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peranan konsultan perencana dan konsultan pengawas terhadap keberhasilan proyek .  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif  dengan bantuan program SPSS . Konsultan perencana berkoordinasi dengan baik bersama tim nya dalam melakukan kegiatan antara lain : mengumpulkan data umum proyek seperti data lokasi proyek, fungsi proyek, tujuan proyek, sumber daya yag tersedia dan lain-lain yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dalam terwujudnya proyek tersebut, menyusun pedoman persyaratan konstruksi, konsultasi dengan pemerintah terkait dengan perijinan. Pada tahap perencanaan, konsultan perencana, berkoordinasi dengan  kurang baik bersama tim nya dalam  melakukan : perencanaan arsitektur meliputi denah, tampak, potongan dan detail, perencanaan struktur meliputi perencanaan struktur atas (atap), struktur tengah (kolom) dan struktur bawah (pondasi), membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Owner Estimate (OE). Konsultan perencana berkoordinasi kurang baik  bersama tim nya dalam membantu panitia untuk menyiapkan dokumen tender dan membantu menyusun jadwal tender pada tahap persiapan tender. Konsultan pengawas dalam berkoordinasi baik dengan tim nya, dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi yang meliputi pengawasan mutu bahan, mutu pelaksanaan, serta waktu pekerjaan. Namun memiliki kecenderungan yang rendah pada tahap membuat laporan tentang  pekerjaan  tambah  kurang, tim konsultan pengawas berkoordinasi kurang baik  bersama tim yang terlibat.  Keberhasilan proyek, kecenderungan nya tinggi  jika pihak owner melakukan pembayaran tepat waktu kepada konsultan perencana dan konsultan pengawas. Namun memiliki kecenderungan yang kecil, yang artinya adanya complain yang dirasakan pihak owner dalam melaksanakan kegiatan konstruksi. Pengawasan memiliki nilai tertinggi, yang artinya peran konsultan pengawas signifikan berpengaruh  pada keberhasilan proyek. Model regresi linier berganda Y = 2,328 + 0,181X1 + 0,352X2


Widya Teknik ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
pp. 26-36
Author(s):  
Ida Ayu Putu Sri Mahapatni ◽  
Ida Bagus Wirahaji ◽  
I Wayan Artana

Proses membangun rumah tinggal tradisional Bali yang dimulai dari proses Nyukat Karang hingga menyangkut bahan-bahan yang boleh maupun tidak boleh digunakan dalam membangun rumah / umah, berpedoman pada aturan-aturan atau ketentuan yang tertera dalam lontar Hasta Kosali , Janantaka dan lontar-lontar yang mengulas tentang hal - ikhwal proses bangun membangun umah. Berdasarkan filosofi tersebut, maka bangunan tradisional Bali mempunyai proses yang unik dan sakral, terutama penggunaan kayu tertentu sebagai bahan bangunan tradisional Bali. Namun seiring dengan kemajuan teknologi di era globalisasi, penggunaan kayu yang sesuai dengan lontar, mulai mengalami perubahan sesuai bagian rumah dan fungsinya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami perubahan penggunaan kayu tertentu sesuai fungsinya dan untuk memahami makna dari perubahan penggunaan kayu tertentu sebagai bahan bangunan pada bangunan rumah tradisional Bali di kota Denpasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik sampling purposive. Perubahan penggunaan kayu tertentu terjadi pada penempatan jenis kayu tertentu yang tidak sesuai dengan fungsinya, bahkan kayu yang digunakan tidak mempunyai klas atau tingkatan yang sesuai dengan lontar Janantaka. Pada Parahyangan untuk  konstruksi atap dan konstruksi ruang kebanyakan menggunakan kayu cempaka (klas Arya) dan kayu kamper. Pada Paumahan yaitu kayu nangka yang merupakan klas Prabu hanya dipasang sebagai petaka pada konstruksi atap. Tetapi untuk konstruksi atap lainnya menggunakan kayu-kayu jenis lain (kamper dan kruing). Kayu jati sebagai klas Patih, tetap dipasang sebagai struktur bangunan utama yaitu saka fungsinya sebagai kolom (penerus beban seluruh bangunan ke pondasi), lambang sebagai balok struktur penghubung antara kolom yang satu dengan kolom yang lain. Sedangkan canggahwang sebagai pengaku antara balok dengan kolom. Sebagai alternatif menggunakan kayu merbau.Tingkat kekuatan dan keawetan dari kayu jati dan kayu merbau sama yaitu kelas I dan II. Makna dari perubahan-perubahan tersebut adalah secara esensial nilai-nilai tradisional harus dipertahankan. Kayu-kayu tertentu yang bernilai filosofis tetap bisa dipertahankan penggunaannya walaupun sedikit. Keyakinan masyarakat walaupun sedikit, tetap memberikan vibrasi kuat yang mempengaruhi kayu-kayu jenis lain. Kayu-kayu jenis lain yang digunakan sebagai alternatif mempunyai karakteristik yang hampir sama baik dari kekuatan maupun keawetannya dengan kayu-kayu tertentu. Masyarakat mempunyai keyakinan dengan diupacarai akan mendapatkan efek yang aman dan nyaman.


Widya Teknik ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
pp. 67-76
Author(s):  
Ida Bagus Wirahaji ◽  
AAA Made Cahaya Wardani

Lapis permukaan perkerasan jalan umumnya berupa AC-WC, merupakan konstruksi yang berada di alam terbuka dan berinteraksi langsung dengan cuaca dan suhu yang berubah-ubah. Pada musim hujan, permukaan jalan terus menerus diguyur air bahkan terkena genangan air. Kondisi ini sangat melemahkan struktur AC-WC, karena air dapat memisahkan ikatan aspal dengan agregat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lamanya waktu perendaman terhadap Karakteristik Marshall Campuran AC-WC dengan menggunakan dua sampel agregat Ex. Sebudi dan agregat Ex. Seririt. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyedia Jasa di Desa Sebudi Karangasem. Pertama-tama dilakukan pemeriksaan nilai properties masing-masing fraksi agregat dari kedua sampel agregat. Kemudian membuat benda uji untuk perendaman 1x24, 2x24, 3x24, dan 4x24 jam, masing-masing 3 buah benda uji. Kemudian dilakukan pemeriksaan persentase rongga terhadap benda uji tersebut, untuk memperoleh nilai VMA, VFB, dan VIM. Terakhir dilakukan pengujian dengan alat uji Marshall untuk mendapatkan nilai stabilitas, kelelehan (flow) dan Marshall Quotient (MQ). Hasil penelitian menunjukkan nilai properties agregat Ex. Sebudi lebih buruk dari agregat Ex. Seririt. Nilai VMA dan VIM semakin meningkat, sedangkan nilai VFB semakin menurun untuk kedua jenis campuran dengan bertambahnya lama waktu perendaman. Nilai stabilitas dan Marshall Quotient (MQ) semakin menurun, sedangkan kelelehan semakin meningkat dengan bertambahnya lama waktu perendaman. Nilai kelelehan AC-WC Ex. Sebudi mencapai 4,39 mm, AC-WC Ex. Seririt 4,47 mm pada perendaman 4x24 jam, melampui batas maksimum interval 2-4 mm. Nilai MQ AC-WC Ex. Sebudi 196,99 kg.mm, AC-WC Ex. Seririt 215,56 kg/mm, dibawah batas minimal 250 kg/mm pada perendaman 4x24 jam. AC-WC Ex. Sebudi lebih cepat mengalami penyimpangan terhadap persyaratan Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3.


Widya Teknik ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
pp. 1-15
Author(s):  
Made Adi Widyatmika ◽  
Tjokorda Putra ◽  
Made Novia Indriani
Keyword(s):  

Knowledge Management (KM) adalah suatu pengorganisasian pengetahuan yang dimiliki  oleh  individu  dalam  sebuah  organisasi.  Dengan  knowledge  management, suatu pengetahuan yang dimiliki individu akan dapat menjadi pengetahuan organisasi sehingga bermanfaat bagi organisasi terutama dalam meningkatkan daya saing bisnis organisasi. Dengan banyaknya knowledge management yang telah diterapkan di beberapa  organisasi  di Indonesia ,   maka perlu dilakukan review kembali mengenai penelitian terkait bagaimana   implementasi knowledge  management  pada organisasi komersial  dan organisasi pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan study literatur. Dari hasil penelitian tersebut didapat kan bahwa implementasi knowledge management pada organisasi komersial PT Telkom Indonesia berdasarkan pengukuran kinerja dinyatakan sedang yaitu bahwa pengetahuan dalam kampiun belum memberikan hasil kinerja pegawai menjadi lebih maksimal. Sedangkan implementasi knowledge management pada organisasi  pendidikan ITB Bandung, menunjukkan bahwa kebijakan teknis mendukung untuk manajemen pengetahuan digambarkan dalam visi, misi dan tujuan , penerapan manajemen pengetahuan dilihat dari aspek orang dilakukan melalui pengembangan kompetensi sumber daya manusia, proses manajemen pengetahuan sejalan dengan "Tridharma Perguruan Tinggi dengan penggunaan teknologi informasi. Untuk membuat pengetahuan tacit baru dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melalui pertemuan, lokakarya, seminar, dan lain-lain.


Widya Teknik ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
pp. 37-46
Author(s):  
Ida Ayu Putu Sri Mahapatni ◽  
Ida Bagus Wirahaji ◽  
I Made Harta Wijaya

Pengendalian Proyek Pemeliharaan Jalan Provinsi Denpasar-Simpang Pesanggaran dengan menggunakan metode Earned Value.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui varian biaya dan jadwal (Cost Variance/CV dan  Schedule Variance/SV), untuk mengetahui indeks kinerja dari segi biaya dan waktu (Cost Performance Index/CPI dan Schedule Performance Index/SPI) dan untuk mengetahui perkiraan biaya dan waktu untuk penyelesaian proyek. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja proyek pada minggu pertama menghasilkan CV positif, SV negatif, SPI <1 dan CPI>1, berarti pekerjaan lebih lambat dari jadwal dengan biaya yang lebih kecil dari yang dianggarkan. Pada minggu kedua, ketiga dan keenam menghasilkan CV negatif, SV negatif, SPI<1 dan CPI<1, berarti terjadi keterlambatan dan pembengkakan biaya. Pada minggu keempat dan kelima menghasilkan CV negatif, SV positif, SPI>1 dan CPI<1, berarti pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya yang lebih besar dari yang dianggarkan. Pada minggu ketujuh sampai dengan minggu duapuluh menghasilkan CV positif, SV positif, SPI>1 dan CPI>1, pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya yang lebih kecil dari yang dianggarkan. Hal ini berarti Proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Provinsi Denpasar-Pesanggaran, setelah dianalisis dengan Earned Value Method, perkiraan biaya total dan waktu penyelesaian proyek tidak mengalami kerugian dan tidak mengalami keterlambatan


Widya Teknik ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
pp. 16-25
Author(s):  
I Made Putra Dwityagana

Kondisi lereng dengan beban yang besar dan kemiringan yang curam dapat menyebabkan terjadinya kelongsoran. Diperlukan sebuah perkuatan lereng, salah satunya yaitu dengan geotekstil. Geotekstil sering digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain mudah dalam pelaksanaan dan dapat meningkatkan stabilitas lereng secara efektif. Studi kasus mengenai desain penahan tanah dengan perkuatan geotekstil ini dilakukan di Jalan Raya Bedugul-Singaraja, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui desain penahan tanah dengan perkuatan geotekstil pada lokasi tersebut. Adapun desain yang dimaksud meliputi panjang geotekstil yang diperlukan (panjang penjangkaran, panjang nonacting dan panjang overlap), jarak vertikal antar geotekstil (Sv). Data-data yang dibutuhkan adalah data primer meliputi : g tanah, kohesi tanah (c), sudut geser (f) tanah. Analisis desain dilakukan dengan perhitungan manual dengan menggunakan metode Rankine. Analisis data meliputi spasi antar lapisan geosintetik (Sv), tegangan izin (Tall), tegangan lateral tanah (s’h), kuat tarik geosintetik yang dibutuhkan (Preq), panjang penjangkaran + panjang nonacting (L), panjang overlap (Lo), tekanan aktif tanah (Pa). Selanjutnya diperlukan analisis untuk menghitung stabilitas terhadap faktor penyebab kegagalannya, yaitu kontrol stabilitas internal dan stabilitas eksternal. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa spasi antar lapisan geotekstil berturut-turut sebesar 0,30 m, 0,40 m, 0,50 m. Preq sebesar 55 kN/m. Diperoleh hasil L dengan panjang 3,00 m pada kedalaman 0,50 m, 1,00 m, 1,50 m, dan 1,90 m, serta L dengan panjang 2,00 m pada kedalaman 2,30 m, 2,70 m, 3,00 m, 3,30 m, dan 3,60 m. Lo diperoleh hasil yang sama yaitu 1,00 m pada setiap kedalaman. Hasil penelitian yang diperoleh telah memenuhi kontrol stabilitas eksternal yang meliputi kegagalan geser, kegagalan guling, kegagalan daya dukung tanah dasar serta kontrol terhadap stabilitas internal yang meliputi putusnya tulangan dan tercabutnya tulangan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document