Augmented Reality Shopping System Through Image Search and Virtual Shop Generation

Author(s):  
Zhinan Li ◽  
Ruichen Ma ◽  
Kohei Obuchi ◽  
Boyang Liu ◽  
Kelvin Cheng ◽  
...  
2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 104
Author(s):  
Putra Pandu Adikara ◽  
Sigit Adinugroho ◽  
Yuita Arum Sari

Banyaknya situs <em>e-commerce</em> memberikan kemudahan bagi pengguna yang ingin mencari dan membeli suatu produk, misalnya membeli makanan, obat, alat elektronik, kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain. Pencarian suatu produk terhadap beberapa situs<em> e-commerce</em> akan menjadi sulit karena banyaknya pilihan situs, banyaknya penjual (merchant/seller) yang menjual barang yang sama, dan waktu yang lama karena harus berpindah-pindah situs hingga menemukan produk yang diinginkan. Selain itu dengan adanya teknologi <em>smartphone</em> berkamera, <em>augmented reality</em>, <em>query </em>pencarian bisa jadi hanya berupa citra, namun pencarian produk dengan menggunakan citra pada umumnya tidak diakomodasi di situs<em> e-commerce</em>. Dalam penelitian ini dikembangkan sistem meta <em>search-engine</em> yang menggunakan <em>query</em> berupa citra dan berbasiskan konten untuk menggabungkan hasil pencarian dari beberapa situs<em> e-commerce</em>. Citra <em>query</em> yang tidak diketahui namanya dibangkitkan <em>tag</em> atau kata kuncinya melalui Google <em>reverse</em> <em>image search engine. </em>Kata kunci ini kemudian diberikan ke masing-masing situs<em> e-commerce</em> untuk dilakukan pencarian. Fitur yang digunakan dalam pencocokan <em>query</em> dengan produk adalah fitur tekstual, <em>color histogram bin</em>, dan keberadaan citra objek yang dicari menggunakan SURF <em>descriptor</em>. Fitur-fitur ini digunakan untuk menentukan relevansi terhadap hasil penelusuran. Sistem ini dapat memberikan hasil yang baik dengan <em>precision@20</em> dan <em>recall</em> hingga 1 dengan rata-rata <em>precision@20</em> dan <em>recall </em>masing-masing sebesar 0,564 dan 0,608, namun juga bisa gagal dengan <em>precision@20</em> dan <em>recall</em> sebesar 0. Hasil yang kurang baik ini dikarenakan <em>tag</em> yang dibangkitkan terlalu umum dan situs<em> e-commerce</em>-pun memberikan hasil yang umum juga


ASHA Leader ◽  
2013 ◽  
Vol 18 (9) ◽  
pp. 14-14 ◽  
Keyword(s):  

Amp Up Your Treatment With Augmented Reality


2003 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 141-156 ◽  
Author(s):  
eve Coste-Maniere ◽  
Louai Adhami ◽  
Fabien Mourgues ◽  
Alain Carpentier

2012 ◽  
Author(s):  
R. A. Grier ◽  
H. Thiruvengada ◽  
S. R. Ellis ◽  
P. Havig ◽  
K. S. Hale ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 237 (10) ◽  
pp. 1225-1229
Author(s):  
Peter Szurman

ZusammenfassungEine der kontroversesten Diskussionen in der Netzhautchirurgie wird derzeit über den Stellenwert der intraoperativen optischen Kohärenztomografie (iOCT) geführt. Hintergrund ist der Wunsch, den 2-dimensionalen Fundusblick des Operateurs mit der geschichteten Tiefeninformation der OCT zu kombinieren, um eine Art 4-dimensionale „Augmented Reality“ (3-D plus Veränderung über die Zeit) zu erreichen. Dies soll feine Strukturen, die dem Blick des Operateurs bisher verborgen sind, sichtbar machen. Deshalb erscheint die Netzhautchirurgie prädestiniert für den Einsatz einer iOCT zu sein. Die große Hoffnung liegt darin, dass ein dynamisches Live-3-D-Bild mit Echtzeit-Feedback dem Operateur zusätzliche Informationen liefert und die Sicherheit verbessert. So faszinierend die iOCT-Technologie auf den ersten Blick ist, so enttäuscht sie doch im klinischen Alltag, gerade in der Makulachirurgie. Sie liefert nur selten Informationen, die ohne iOCT nicht erzielbar wären oder durch präoperative Diagnostik nicht in wesentlich besserer Qualität vorlägen. Hoffnungsvoll sind einige Sonderindikationen, die insbesondere die subretinale Chirurgie betreffen.


2016 ◽  
Vol 76 (04) ◽  
Author(s):  
J Pömer ◽  
L Angleitner Boubenizek ◽  
A Habelsberger ◽  
P Oppelt
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document