Report on the preliminary work of commission A. (Aerial triangulation on small and medium sales) of the European Organization for Experimental Photogrammetric Research (O.E.E.P.E.)

1955 ◽  
Vol 12 ◽  
pp. 93-100
2019 ◽  
Author(s):  
Juan Ignacio Arraras ◽  
Gemma Asin ◽  
José Juan Illarramendi ◽  
Ana Manterola ◽  
Esteban Salgado ◽  
...  

2018 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 541
Author(s):  
Danang Budi Susetyo

<p>Triangulasi udara (<em>Aerial Triangulation</em>/AT) merupakan tahap penting dalam akuisisi foto udara. Hasil pemrosesan AT akan berpengaruh terhadap ketelitian foto udara yang dihasilkan, sehingga menentukan kualitas geometrik peta yang menggunakan foto udara tersebut sebagai data dasar. Kualitas hasil AT ditentukan dengan hasil statistik perataan dan membandingkan nilai <em>Independent Check Point</em> (ICP) yang diukur menggunakan GPS Geodetik dengan nilai titik yang sama pada model stereo di foto yang sudah dilakukan AT. Namun meski sudah memenuhi standar ketelitian, terdapat beberapa kasus dimana pada lokasi yang sama di model yang berbeda memiliki nilai ketinggian (Z) yang berbeda. Hal ini tentunya akan menjadi masalah, terutama ketika selisihnya di atas toleransi ketelitian yang ditentukan. Penelitian ini menguji nilai koordinat dan elevasi pada beberapa lokasi yang tercakup dalam dua model. Objek yang dipilih adalah objek-objek yang tegas dan mudah diinterpretasi di foto seperti siku lapangan atau bangunan, dengan jumlah objek sejumlah 15 titik. Penelitian dilakukan dengan data foto udara Palu yang diakuisisi pada tahun 2013. Hasil AT menunjukkan <em>sigma naught</em> = 1,9 mikron dengan uji akurasi menghasilkan ketelitian horizontal (CE90) = 0,786 m dan ketelitian vertikal (LE90) = 1,782 m, dimana CE90 dan LE90 didapatkan dari membandingkan koordinat ICP hasil pengukuran GPS dan di model stereo. Dengan hasil AT tersebut, objek-objek yang diuji memiliki rata-rata ΔX = 0,174 m, ΔY = 0,288 m, dan ΔZ = 0,278 m, dimana angka tersebut didapatkan dengan membandingkan pengecekan titik pada objek yang sama di dua model stereo yang berbeda.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: foto udara, triangulasi udara, koordinat, elevasi, model</p>


2014 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
David Clark ◽  
Drew Derenthal ◽  
Bart Kowallis ◽  
Scott Ritter

In central Utah, the major pre-Mississippian unconformity is fairly well understood at most of the localities where it is recognized. However, the unconformity is more enigmatic in Rock Canyon of the central Wasatch Range. At this locality, dolomitization of most pre-Mississippian rocks obscures stratigraphic identification of Devonian and older units. The absence of any identifiable angular relationship further complicates resolution. Because of this, both identification of the stratigraphic level of the unconformity and, consequently, its magnitude remain controversial. Large-size dolomite samples taken in Rock Canyon at closely spaced intervals for the 3.6-m directly below definite Upper Devonian rocks yield microfossils, including conodonts, in the uppermost 1.6-m of that interval that indicate no unconformity exists between the Cambrian Maxfield Limestone and the Upper Devonian-Lower Mississippian Fitchville Dolomite at the horizon previously identified as unconformable. Rather, an unknown thickness of dolomitized Upper Devonian Pinyon Peak Formation and probable older rock (possibly Bluebell Dolomite and Victoria Formation) occurs between the top of definite Maxfield and base of the Fitchville. The identification of the unconformity horizon remains unknown. Our preliminary work outlines a promising procedure for future understanding of the magnitude and stratigraphic level of the unconformity.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document