scholarly journals ANALISIS KEKERINGAN HIDROLOGI BERDASARKAN METODE MOISTURE ADEQUACY INDEX (MAI) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TEMON KABUPATEN WONOGIRI

2019 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Esthi Rahmawati RW ◽  
Raden Roro Rintis Hadiani ◽  
Solichin Solichin

<p>Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki curah hujan rendah sehingga wilayah ini berpotensi terjadi bencana kekeringan karena ketersediaan air terus menurun, salah satu daerah aliran sungai yang terdampak yaitu DAS Temon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kekeringan hidrologi dan ketersediaan air. Salah satu cara untuk mengatasi dampak bencana kekeringan yaitu dengan memperhitungkan indeks kekeringan hidrologi dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Temon. Indeks kekeringan hidrologi dihitung berdasarkan Metode <em>Moisture Adequacy Index</em> (MAI) yang merupakan perbandingan antara evapotranspirasi potensial dan aktual dengan klasifikasi menurut CAZRI (<em>Central Arid Zone Research Institute</em>), sedangkan perhitungan ketersediaan air menggunakan metode <em>FJ Mock</em> dengan output debit 15 harian. Dari hasil analisa perhitungan tersebut dibuat sebuah peta persebaran menggunakan <em>Software ArcGIS</em> selain itu dibuat grafik korelasi antara debit dan indeks. dari hasil analisis perhitungan indeks yang telah dilakukan nilai minimum indeks kekeringan yaitu 0,73 yang masuk dalam kriteria kering ringan sedangkan nilai maksimum indeks sebesar 0,97 dengan kriteria normal. <em>Trend </em>bencana kekeringan selanjutnya dapat diprediksi melalui grafik hubungan antara debit dan indeks dengan persamaan linier y = 0,7118x - 0,5256 dimana y adalah debit dan x adalah indeks.</p>

2018 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
Author(s):  
Esthi Rahmawati RW ◽  
Raden Roro Rintis Hadiani ◽  
Solichin Solichin

<p>Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki curah hujan rendah sehingga wilayah ini berpotensi terjadi bencana kekeringan karena ketersediaan air terus menurun, salah satu daerah aliran sungai yang terdampak yaitu DAS Temon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kekeringan hidrologi dan ketersediaan air. Salah satu cara untuk mengatasi dampak bencana kekeringan yaitu dengan memperhitungkan indeks kekeringan hidrologi dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Temon. Indeks kekeringan hidrologi dihitung berdasarkan Metode <em>Moisture Adequacy Index</em> (MAI) yang merupakan perbandingan antara evapotranspirasi potensial dan aktual dengan klasifikasi menurut CAZRI (<em>Central Arid Zone Research Institute</em>), sedangkan perhitungan ketersediaan air menggunakan metode <em>FJ Mock</em> dengan output debit 15 harian. Dari hasil analisa perhitungan tersebut dibuat sebuah peta persebaran menggunakan <em>Software ArcGIS</em> selain itu dibuat grafik korelasi antara debit dan indeks. dari hasil analisis perhitungan indeks yang telah dilakukan nilai minimum indeks kekeringan yaitu 0,73 yang masuk dalam kriteria kering ringan sedangkan nilai maksimum indeks sebesar 0,97 dengan kriteria normal. <em>Trend </em>bencana kekeringan selanjutnya dapat diprediksi melalui grafik hubungan antara debit dan indeks dengan persamaan linier y = 0,7118x - 0,5256 dimana y adalah debit dan x adalah indeks.</p>


1962 ◽  
Vol 128 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
B. H. Farmer ◽  
UNESCO

Nature ◽  
1952 ◽  
Vol 169 (4288) ◽  
pp. 11-12
Keyword(s):  

Nature ◽  
1958 ◽  
Vol 181 (4621) ◽  
pp. 1443-1443
Keyword(s):  

Nature ◽  
1954 ◽  
Vol 173 (4410) ◽  
pp. 854-854
Keyword(s):  

1959 ◽  
Vol 125 (2) ◽  
pp. 269 ◽  
Author(s):  
S. R. Eyre ◽  
UNESCO
Keyword(s):  

2020 ◽  
Vol 63 (2) ◽  
pp. 67-70
Author(s):  
Muhammad Ehsan Elahi ◽  
Muhammad Mansoor Joyia ◽  
Asghar Ali

The study was conducted at Arid Zone Research Centre (AZRC), Dera Ismail Khan (D.I.Khan) to evaluate cost and benefit of wheat cultivation in district Dera Ismail Khan, Khyber Paktoon Khwa province of Pakistan during 2015. The basic underlying assumption of economic analysis of wheat production was to assess the farmers/growers financial impact of wheat cultivation. A sample of 200  respondents from 10 major wheat growing villages of the respective areas of the district was interviewed through pretested questionnaire. The study revealed that the cost of wheat production was Rs=35,680 per acres, whereas output comes 1650 Kg per acre (42 mounds) amounting Rs=63,600 per acre. Farmers' margin also rises by adding the value of family labour and owned land which is sufficient to sustain a normal family. Moreover, positive influence between return price and output of wheat was concluded from the study, whereas negative effect of cost was also observed. The output elasticity of Land Preparation (LP), Seed and Sowing (SS), Farm Inputs (FI), Irrigation (Irr), Pesticides (Pest) and Harvesting/Threshing (HT) are 0.124587, 0.31244, 0.5874, 0.55461, 0.08248 and 0.65743, respectively.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document