scholarly journals Pengembangan Aplikasi Audio Watermarking Menggunakan Fitur Auditory

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Jepri Banjarnahor ◽  
Sugandi Chau ◽  
Syahrian Peralla Munte ◽  
Ira Monalisa

<em>Watermarking </em>adalah suatu teknik penyembunyian data atau informasi pada suatu <em>digital </em>(gambar, suara dan video) dan mampu tidak terlihat oleh mata biasa dan tahan terhadap proses digitalisasi (<em>editing media, noising, blurring</em>, dll). Sedangkan <em>Audio watermark </em>diartikan sebagai suatu teknik penyembunyian data atau informasi rahasia kedalam suatu data audio untuk “ditumpangi” (<em>audio host</em>), tetapi orang lain tidak menyadari keberadaan data tambahan pada data <em>host</em>-nya. <em>Phase Coding </em>adalah menyembunyikan data dengan cara menukarkan fase asli segmen inisial dari sinyal suara dengan fase <em>absolute</em> dari sinyal <em>watermark </em>dengan tetap menjaga fase <em>relative</em> antara segmen sinyal menggunakan beda fase segmen dari sinyal asli. Ketika beda fase antara sinyal asli dan sinyal yang dimodifikasi adalah kecil, maka perbedaan suara yang dihasilkan tidak terdeteksi oleh pendengaran manusia. Untuk mengenali kepemilikan konten multimedia, dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan menggabungkan <em>file cover </em>dan <em>watermark</em>. Hasil dari pengujian tersebut adalah <em>watermark </em>yang digunakan.

2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Zulfikar Sembiring

<p>Penggunaan file audio sebagai media distribusi informasi digital sangat populer sekarang ini karena semakin canggihnya perangkat keras maupun perangkat lunak yang dapat mengolah file audio digital tersebut. Ditambah lagi dengan semakin mudahnya akses internet dimana saja baik melalui perangkat mobile ataupun tidak. Karena semakin banyaknya penggunaan file audio digital oleh perorangan atau perusahaan misalnya dalam produksi musik, atau video klip maka semakin sulit untuk menentukan keaslian suatu file audio digital dan sulitnya mencegah tingkat tindak pencurian atau pembajakan yang sangat merugikan pihak pememilik hak cipta. Ada beberapa metode dalam menentukan keaslian file audio digital dan mencegah tindak pembajakan terhadap media digital, yaitu digital watermarking. Pada jurnal ini akan dibahas dua buah metode watermarking yaitu metode low bit coding dan phase coding. Tujuannya ialah untuk mengetahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya kedalam file audio digital. Karena ada beberapa aspek yang harus diketahui dalam menentukan baik atau tidaknya tingkat pengamanan pada file audio digital. Sehingga kita dapat menentukan metode yang mana yang pantas digunakan dalam menentukan keaslian file audio digital dalam mencegah tindak pencurian atau pembajakan.</p><strong>Kata kunci :</strong>audio, watermarking, low bit coding, phase coding


Author(s):  
GELAR BUDIMAN ◽  
SUCI AULIA ◽  
I NYOMAN APRAZ RAMATRYANA

ABSTRAKPada makalah ini, perancangan audio watermarking memanfaatkan kode PN yang terdistribusi Gaussian atau Normal dengan menggunakan citra sebagai watermark yang disisipkan pada audio. Watermark yang berupa citra biner diubah ke dalam vektor 1 dimensi, kemudian dijumlahkan dengan kode PN terdistribusi normal yang disaring dengan filter psikoakustik. Setelah itu, sinyal dikalikan dengan faktor gain α sebelum dijumlahkan dengan host audio untuk mendapatkan watermarked audio. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa sistem memiliki kapasitas watermark yang tinggi pada 689.06 bps, imperseptibilitas yang baik pada SNR>26 dB, dan tahan terhadap serangan LPF mulai frekuensi cut off 6 kHz keatas, serangan Additive Noise mulai 40 dB keatas, resampling pada rate 16 kHz, LSC 1% - 10%, dan kompresi MP3 untuk rate 192 kbps.Kata kunci: Audio Watermarking, Kode PN, distribusi normal, filter sikoakustik ABSTRACTIn this paper, the design of audio watermarking utilizes PN code that is Gaussian or Normal distributed by using the image as a watermark inserted in the audio. The watermark in the form of binary images is converted into a 1-dimensional vector, then summed up with a normally distributed PN code filtered by a psychoacoustic filter. After that, the signal is multiplied by α gain factor before adding it to the audio host to get the watermarked audio. The result of the simulation shows that the system has a high watermark capacity at 689.06 bps, good imperceptibility at SNR> 26 dB, and withstand LPF attacks starting from 6 kHz cut-off frequency and above, Additive Noise attacks from 40 dB up, resampling at 16 kHz , LSC 1% - 10%, and MP3 compression for 192 kbps rate.Keywords: Audio Watermarking, PN code, normal distribution, psychoacoustic filter


Author(s):  
IRMA SAFITRI ◽  
NUR IBRAHIM ◽  
HERLAMBANG YOGASWARA

ABSTRAKPenelitian ini mengembangkan teknik Compressive Sensing (CS) untuk audio watermarking dengan metode Lifting Wavelet Transform (LWT) dan Quantization Index Modulation (QIM). LWT adalah salah satu teknik mendekomposisi sinyal menjadi 2 sub-band, yaitu sub-band low dan high. QIM adalah suatu metode yang efisien secara komputasi atau perhitungan watermarking dengan menggunakan informasi tambahan. Audio watermarking dilakukan menggunakan file audio dengan format *.wav berdurasi 10 detik dan menggunakan 4 genre musik, yaitu pop, classic, rock, dan metal. Watermark yang disisipkan berupa citra hitam putih dengan format *.bmp yang masing-masing berukuran 32x32 dan 64x64 pixel. Pengujian dilakukan dengan mengukur nilai SNR, ODG, BER, dan PSNR. Audio yang telah disisipkan watermark, diuji ketahanannya dengan diberikan 7 macam serangan berupa LPF, BPF, HPF, MP3 compression, noise, dan echo. Penelitian ini memiliki hasil optimal dengan nilai SNR 85,32 dB, ODG -8,34x10-11, BER 0, dan PSNR ∞.Kata kunci: Audio watermarking, QIM, LWT, Compressive Sensing. ABSTRACTThis research developed Compressive Sensing (CS) technique for audio watermarking using Wavelet Transform (LWT) and Quantization Index Modulation (QIM) methods. LWT is one technique to decompose the signal into 2 sub-bands, namely sub-band low and high. QIM is a computationally efficient method or watermarking calculation using additional information. Audio watermarking was done using audio files with *.wav format duration of 10 seconds and used 4 genres of music, namely pop, classic, rock, and metal. Watermark was inserted in the form of black and white image with *.bmp format each measuring 32x32 and 64x64 pixels. The test was done by measuring the value of SNR, ODG, BER, and PSNR. Audio that had been inserted watermark was tested its durability with given 7 kinds of attacks such as LPF, BPF, HPF, MP3 Compression, Noise, and Echo. This research had optimal result with SNR value of 85.32 dB, ODG value of -8.34x10-11, BER value of 0, and PSNR value of ∞.Keywords: Audio watermarking, QIM, LWT, Compressive Sensing.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document