scholarly journals Pelatihan Komunikasi Naratif Untuk Mendukung Digital Village Branding

Artinara ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 9-15
Author(s):  
Bunga Asriandhini ◽  
Muhammad Abdul Kafi Thosien
Keyword(s):  

Kegiatan pengabdian berupa pelatihan komunikasi naratif ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan desa wisata Melung.  Desa Wisata melung yang terletak di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas adalah salah satu desa yang berpotensi menjadi desa wisata yang maju.  Strateginya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun identitas atau brandunik yang tidak dimiliki desa sekitarnya.  Peserta pelatihan adalah anggota karang taruna yang memiliki minat terhadap pembuatan konten kreatif.  Persoalannya adalah peserta belum mengetahui konsep branding.  Fasilitator mengadakan sharing knowledge tentang branding, promosi, dan berita, serta perbedaan dari ketiganya.  Branding memerlukan kekuatan narasi, maka fasilitator melanjutkan dengan pelatihan membuat narasi digital branding mengenai potensi unik Desa Wisata Melung.  Hasilnya peserta mengalami peningkatan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam membuat narasi digital village branding. 

Author(s):  
Wang Changsong ◽  
Taufiqur Rahman ◽  
Ahadzadeh Ashraf Sadat ◽  
Ayu Amalia ◽  
Erwan Sudiwijaya

Objective - The existing literature contains no studies examining the issue of coffee culture and cultural heritage in the context of coffee brands’ websites evaluations. There are some well-known local coffee manufacturer brands in Indonesia and Malaysia respectively, and some of them are actually created by immigrated Chinese businessmen many decades ago. This study aims to delineate an understanding on digital representation of coffee culture and cultural heritage of Chinese Indonesian and Malaysian coffee brands through discourse methods associated with the analysis of intertextuality, and/or content which refers to content in other presentation forms and texts. Methodology/Technique - These coffee brands’ websites reinforce local identities, through the creation and diffusion of a discourse of identification. Computer-mediated discourse analysis (CMDA) was carried out by focusing on one coffee brand in Malaysia and Indonesia respectively whose owners are Chinese diasporas. This study follows the basic methodological orientation of CMDA which is language-focused content analysis. Findings – The results indicate that the Malaysian coffee brand accommodates Malaysia Chinese culture and heritage while the Chinese Indonesian coffee brand does not illustrate its own ethnic roots in all digital branding and marketing activities. Both brands in this study prioritise the coffee process technology on their websites. Novelty - The existing literatures primarily discusses food culture from sociohistorical perspective. Coffee cultures have been increasingly transnational in both Indonesia and Malaysia. Some earlier studies talked about the dynamics of coffee production in these regions, however, this study specifically examines the discourse of coffee culture represented by the most representative coffee brands in these two countries where little attention is given to their websites and relevant content patterns. Type of Paper: Empirical. JEL Classification: L2, L23 Keywords: Corporate Websites, Coffee Brands, Cultural Heritage, Indonesia, Malaysia. Reference to this paper should be made as follows: Changsong, W; Rahman, T; Sadat, A.A; Amalia, A; Sudiwijaya, E. (2021). Digital Representation of the Coffee Culture and Cultural Heritage by Chinese Indonesian and Malaysian Coffee Brands, Journal of Management and Marketing Review, 6(2), 137 – 145. https://doi.org/10.35609/jmmr.2021.6.2(5)


2021 ◽  
pp. 557-580
Author(s):  
Jörn Redler
Keyword(s):  

2019 ◽  
pp. 162-208
Author(s):  
Marjolein Visser ◽  
Martin Kloos ◽  
Guido van den Anker

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129-135
Author(s):  
Pristi Sukmasetya ◽  
Satrio Satrio ◽  
Muhamad Yusril Arrojak ◽  
Inayatun Najihatul Afidah ◽  
Catur Wulandari ◽  
...  
Keyword(s):  

Pandemi Covid-19 yang masih mewabah di Indonesia membuat pemerintah memberikan kebijakan pembatasan di segala sektor kehidupan, salah satunya pembatasan pada sektor pendidikan. Hal ini tentunya membuat sekolah melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh (daring) melalui smartphone. Begitu pula dengan MI Muhammadiyah Sawangan yang terletak di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Namun pada praktiknya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini mengalami beberapa kendala, diantaranya tidak semua daerah dapat mengakses internet dengan baik, tidak semua siswa  memiliki smartphone, dan tidak semua orang tua dapat mendampingi siswa belajar di rumah, selain itu ada juga orang tua siswa yang belum terbiasa mendampingi anaknya belajar karena beberapa orang tua memiliki kesibukan lain. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan belajar secara luring (luar jaringan) di masa pandemi Covid-19 pada siswa MI Muhammadiyah Sawangan. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan memberikan metode belajar luring yang menyenangkan menggunakan media video dengan ditambah ice breaking di akhir pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan di aula Masjid At-Taqwa Dusun Ngentak, Sawangan. selain itu, pengabdian ini juga memanfaatkan media internet untuk sarana pengenalan profil MI Muhammadiyah Sawangan kepada khalayak umum. Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan pendampingan belajar luring ini yaitu antusiasme belajar siswa tetap terjaga.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document