scholarly journals MELESTARIKAN BUDAYA DI TENGAH PANDEMI (Studi Kasus Rasulan di Gunungkidul)

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Wulan Septiyani ◽  
Alvin Noor Fitrian

The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization menilai bahwa Indonesia adalah negara super power dalam hal kebudayaan. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020, Indonesia memiliki 10.224 warisan budaya tak benda yang salah satu diantaranya adalah Rasulan. Rasulan merupakan budaya masyarakat Yogyakarta khususnya di Kabupaten Gunungkidul. Rasulan diperingati setiap tahun ketika musim panen sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Namun di tahun ini masyarakat sedang dilanda Coronavirus Disease 2019 yang merubah berbagai tatanan kehidupan di dunia seperti kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar, karantina diberbagai wilayah, dan beberapa hal lain yang membatasi pergerakan masyarakat. Pandemi ini dapat menjadi salah satu penghambat pelestarian budaya lokal seperti Rasulan. Perubahan pola hidup masyarakat akibat pandemi juga akan menimbulkan budaya baru yang cenderung akan melupakan budaya lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik studi pustaka dalam mengumpulkan data. Selain sebagai ungkapan rasa syukur Rasulan tahun ini dijadikan sebagai momentum masyarakat untuk berdoa bersama agar terhindar dari berbagai penyakit dan malapetaka. Strategi masyarakat untuk melestarikan budaya Rasulan di tengah pandemi dilakukan dengan prosesi yang lebih sederhana, tetap memperhatikan protokol kesehatan, dan hanya dihadiri oleh tokoh tetua masyarakat sekitar seperti kepala desa, sesepuh desa, tokoh keagamaan, dan kepala dusun. Kata Kunci: Rasulan, Pandemi, Budaya

1962 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 231-236 ◽  

The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) held its eleventh General Conference in Paris from November 14 to December 15, 1960, under the presidency of Mr. Akale-Work Abte-Wold (Ethiopia). Ninety-eight member states of UNESCO participated in the Conference compared with the 75 that were members in 1958 at the time of the tenth General Conference. The General Conference approved the program of activities for 1961–1962 and unanimously voted a budget of $32,513,228 to finance it; to this amount was added over $12 million provided by the United Nations Technical Assistance Fund to enable UNESCO to carry out many additional educational and scientific projects. UNESCO was also to act as executing agency for seventeen projects concerning higher technical education, for which the UN Special Fund was to provide more than $11 million in 1961–1962. Also allocated by the Conference was $915,000 for the construction of an additional building in Paris, the total cost of which was to be $3,535,000.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document