scholarly journals Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Kampanye dan Partisipasi Digital dalam Pilkada Kota Depok Tahun 2020

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 87-102
Author(s):  
Wildhan Khalyubi ◽  
Christian Deswinta Bangun ◽  
Fikri Ardiyansyah ◽  
Muhammad Rifqi Romadhona

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena politik kampanye dan bentuk partisipasi digital melalui penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram pada penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020. Penelitian ini berfokus di Kota Depok dengan melihat media sosial masing-masing pasangan calon Pilkada Kota Depok 2020 yakni antara Pradi-Afifah dan Idris-Imam. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan yang melibatkan isu kampanye di media sosial beserta bentuk partisipasi digital. Beberapa data dalam penelitian ini diperoleh dari temuan pemantauan mengenai kampanye pasangan calon melalui narasi percakapan di media sosial pada tahapan kampanye Pilkada Kota Depok Tahun 2020. Narasi di media sosial diperoleh menggunakan Social Network Analysis (SNA) terutama pada media sosial Facebook dan Twitter. Sementara pada media sosial Instagram dilakukan dengan cara melihat postingan dan percakapan kampanye secara manual di setiap minggunya. Pandangan Dan Nimmo mengenai kampanye dipilih dan didukung dengan pandangan Zúñiga et al. mengenai partisipasi politik secara digital bagi kedua pasangan calon. Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa dalam penggunaan media sosial, setiap pasangan calon memiliki preferensi isu kampanye yang berbeda-beda. Kendati pasangan calon memiliki isu kampanye yang dominan serta partisipasi digital yang begitu tinggi, hal tersebut tidak serta merta menjadi faktor determinan dalam memenangkan kontestasi Pilkada Kota Depok 2020.

2017 ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
Anna Stankiewicz-Mróz

Celem artykułu jest zaprezentowanie wyników badań , które skoncentrowane były na identyfikacja powiązań personalnych poprzez tzw. interlocking dyrektorski pomiędzy firmami uczestniczącymi w procesach przejęć w latach 2008-2014. Badaniami zrealizowanymi przy wykorzystaniu metody analizy sieci społecznych SNA (Social Network Analysis) objęto 525 spółek notowanych na GPW w Warszawie oraz NewConnect, które uczestniczyły w procesach akwizycji. W badaniach ważne było określenie poziomu usieciowienia poprzez interlocking dyrektorski pomiędzy firmami uczestniczącymi w omawianych transakcjach. Przyjmuje się, że jedną z podstawowych funkcji interlockingu jest redukcja niepewności i ograniczanie ryzyka poprzez dostęp do informacji dzięki połączeniu z radami innych firm. Przeprowadzone analizy wykazały, że poziom usieciowienia pomiędzy wszystkimi badanymi spółkami i osobami (członkami zarządów i rad nadzorczych) uczestniczącymi w transakcjach akwizycji w Polsce jest niski. Zidentyfikowane relacje miały charakter długotrwały i były widoczne zarówno przed transakcją, jak i po jej przeprowadzeniu.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document