de-lite: Journal of Visual Communication Design Study & Practice
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

10
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By School Of Design Universitas Pelita (SODUPH)

2798-3595, 2798-3609

Author(s):  
Jessica Marcella ◽  
Jessica Laurencia ◽  
Alfiansyah Zulkarnain

<p>Makalah ini membahas analisia konten untuk perancangan ilustrasi ‘Si Anak Spesial’ agar dapat menjadi buku novel berilustrasi. Novel ini merupakan sebuah novel yang mampu memberikan pembelajaran baik dengan moral yang telah sesuai dengan perumusan materi pendidikan karakter oleh Kementrian Pendidikan. Latar belakang dan tujuan adanya perancangan ini adalah untuk memudahkan anak-anak dalam memahami pesan serta makna yang ingin disampaikan, juga memaksimalkan manfaat bacaan anak melalui media desain komunikasi visual khususnya ilustrasi karena masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam memahami teks. Melalui perancangan ini akan dibuat ilustrasi yang mampu merepresentasikan alur dan isi cerita secara jelas sebagai satu kesatuan anak-anak akan merasa terbantu dalam pemahaman teks. Untuk mendapatkan ilustrasi yang bisa merepresentasikan isi, maka makalah ini akan membahas proses analisis data terhadap novel ‘Si Anak Spesial’ yang menjadi entitas utama dalam proyek ini. Sehingga disimpulkan bahwa dibuatnya perancangan desain ilustrasi untuk novel anak adalah upaya untuk menciptakan buku ilustrasi yang komunikatif dan mampu untuk dipahami oleh anak-anak.</p>


Author(s):  
Angela Maria Nadya Sujanto ◽  
Fredella Agatha ◽  
Lorentius Calvin ◽  
Tio Alfandri ◽  
Brian Alvin Hananto
Keyword(s):  

<p>Proyek perancangan poster dan kalender ditujukan sebagai medium untuk menampilkan (<em>showcasing</em>) <em>display type </em>vernakular Toraja bernama Malangka. <em>Display Type </em>ini merupakan hasil perancangan pada mata kuliah Tipografi Eksperimental Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan. Proyek desain ini akan menggunakan metode ‘Lima Fase Proses Desain’ yang dirancang oleh Robin Landa sebagai metodologi penelitian. Tim penulis merancang tiga alternatif desain untuk masing-masing poster dan kalender. Alternatif yang terpilih kemudian direvisi dan difinalisasikan untuk kebutuhan <em>showcase</em>. Medium poster yang dipilih berukuran A2 (420mm x 600mm), dan kalender dengan ukuran A5 (150mm x 210mm).</p>


Author(s):  
Novena Ulita

<p>Situasi wabah pandemi COVID-19 yang terjadi, turut mentransformasi sistem pendidikan di Indonesia yang kemudian memberikan persoalan baru yang berbeda. Ketika pergantian pemimpin pada Kementrian Pendidikan selalu dikaitkan dengan adanya perubahan kurikulum namun kemudian berubah menjadi pada isu sistem penyelenggaraan pembelajaran <em>digital</em>. Hal tersebut juga dikaitkan  pula dengan penurunan motivasi belajar siswa sekolah dasar yang sangat drastis di masa pandemi COVID-19 (Ansori, 2020). Para orangtua berharap sekolah dapat menjadi ruang dalam mengembangkan kemampuan untuk mempersiapkan diri pada karir pilihannya. Oleh sebab itu, perlu dibentuknya persepsi positif dan strategi komunikasi antara siswa sekolah dasar dan orang tua serta pendidik sehingga dapat mendukung pada peningkatan motivasi belajar di sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan kegiatan kreatif mewarnai yang berperan sebagai bentuk edukasi pengenalan profesi bagi siswa. Namun tentu hal  ini perlu didukung oleh beberapa studi sehingga dapat menjadi solusi yang tepat. Desain ilustrasi yang dihadirkan pada buku rancangan kegiatan kreatif ini dapat memberikan rangsangan pada memori siswa dalam mengingat profesi pilihannya, serta  dapat memperbaiki komunikasi antara siswa dan orangtua. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah metode <em>drawing future, </em>metode praktik, dan metode tanya jawab. Target sasaran dari kegiatan ini adalah siswa dan orangtua siswa yang telah diselenggarakan di Kelurahan Meruya Selatan Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta sebagai bentuk  pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian kegiatan ini menjadi bentuk implementasi strategi desain sebagai solusi  salah satu permasalahan pendidikan di masyarakat.</p>


Author(s):  
Michelle Alexandra Audria ◽  
Darfi Rizkavirwan
Keyword(s):  

<p>Minuman segar terutama es campur merupakan hidangan yang seringkali dijumpai di seluruh daerah di Indonesia dan setiap daerah tentunya memiliki keunikannya masing-masing. Di Tangerang terdapat sebuah toko es campur yang berdiri sejak 1980 dan terletak di kawasan kuliner Pasar Lama Tangerang yaitu Es Buntin. Es Buntin memiliki keunikannya tersendiri karena berhasil mempertahankan konsistensi rasa, bentuk, serta terus berinovasi dengan berbagai macam menu unik lainnya seperti Es Putsal dan Es Bumi Hangus. Namun selama 40 tahun berdiri, Es Buntin tidak pernah memiliki identitas yang konsisten dan jelas, serta kerap kali dianggap sebagai merek yang kuno oleh masyarakat khususnya generasi muda, sehingga mengakibatkan perubahan segmentasi yang berdampak pada penurunan omset dari Es Buntin. Oleh karena itu, Es Buntin membutuhkan perancangan identitas berupa logo, elemen grafis serta yang lainnya dengan sesuai agar dapat memenuhi target market yang dituju serta merepresentasikan wajah baru sesuai perkembangan jaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran yaitu kuantitatif berupa kuesioner yang disebar secara daring dan kualitatif berupa wawancara dengan pihak-pihak terkait.</p>


Author(s):  
Samantha Teonata ◽  
Rendy Iswanto

Kesehatan mental yang baik didukung oleh beberapa faktor, salah satunya adalah regulasi emosi yang baik. Di Indonesia pembelajaran mengenai emosi biasa dimulai sejak dini, yaitu pada umur 7-10 tahun. Regulasi emosi bisa dipelajari oleh anak-anak secara adaptif, yaitu  dengan melihat kondisi sosial dan lingkungan. Anak-anak biasa meniru perilaku dan cara penyampaian ekspresi orang-orang disekitar mereka. Pada umur 7-9 tahun, kemampuan metakognisi anak sedang berkembang pesat, sehingga metode refleksi dapat menjadi media pembelajaran regulasi emosi. Oleh sebab itu, dibuat “The Great Explorer’s Journal” sebagai salah satu alat pembelajaran regulasi emosi untuk anak berusia 7-9 tahun. Pada perancangan ini, dilakukan penelitian yang dapat mendukung pendesainan produk “The Great Explorer’ Journal”. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa diperlukan beberapa aspek untuk ditonjolkan saat mendesain jurnal seperti: Cerita, karakter/tokoh, serta interaksi yang sesuai dengan target umur. Pemilihan warna dan typeface juga harus yang menggambarkan keceriaan yang dinamis, untuk membuat Anak tetap tertarik dan konsisten mengisi jurnal Karakter menggambarkan karakter yang bukan sempurna, namun terus berusaha dan pengertian. Untuk media komunikasi dan pemasaran, harus juga disesuaikan dengan kebutuhan orang tua untuk memahami urgensi permasalahan yang ada. Setelah mendesain, hasil ini lalu diujikan kepada <em>expert users </em>dan <em>extreme users, </em>dan khayalak, dan hasilnya adalah mayoritas responden mengatakan secara desain sudah baik dan cocok untuk anak-anak, namun dalam beberapa media komunikasi, informasi Tidak lengkap/tidak jelas, Serta dalam Produk sendiri, ada beberapa <em>copywriting </em>yang ambigu. Lalu revisi pun dilakukan untuk mengatasi masalah ini, agar produk juga dapat digunakan dengan lebih efektif.


Author(s):  
Ellis Melini

<p>In visual communication design education, teachers strive to help students understand how to generate ideas in whatever form of graphics they are trying to create. This paper focuses on how we apply the concept of synesthesia in a visual composition, specifically in the form of a page layout comprising both text and images. This research is done in a class of second-year students majoring in graphic design in a visual communication design bachelor program. Students are given an assignment to create a multi-column layout and incorporate the synesthesia concept in their design. The result is quite interesting, with some artworks showing what can be considered as universal synesthetic experience for the viewers. The artworks are then evaluated and considered for future classroom exercises.</p>


Author(s):  
Alfiansyah Zulkarnain ◽  
Natashia Salim
Keyword(s):  

<p>Teori Ekspresi adalah teori filsafat seni yang memfokuskan karyanya pada sisi emosi, atau dapat didefiniskan melalui representasi atau manifestasi dari realitas batin seniman. Makalah ini akan membahas kajian analisis terhadap dua studi kasus karya poster propaganda Perang Dunia berdasarkan sudut pandang Teori Ekspresi menurut Leo Tolstoy. Tujuan dari kajian ini adalah untuk melihat relevansi aspek persuasi dan aspek etis sebagai esensi seni dan desain melalui kedua studi kasus. Kajian akan dilakukan melalui riset literatur untuk menjelaskan secara mendalam atas bentuk, konten dan konteks dari karya poster propaganda J.Howard Miller dan James Montgomery Flagg. Kemudian akan dilakukan pembuktian kriteria esensi seni Teori Ekspresi Tolstoy atas tiap studi kasus. Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan menggunakan kacamata teoritis Teori Ekspresi Tolstoy, dapat disimpulkan terkandung nilai estetis pada desain poster propaganda.</p>


Author(s):  
Lukas Ardandireza ◽  
Sayid Mataram

<p>Kebudayaan adalah salah satu aspek penting dalam identitas bangsa Indonesia. Namun dewasa ini arus globalisasi yang begitu pesat mengakibatkan begitu mudahnya budaya asing untuk merasuk ke sendi-sendi bangsa. Salah satunya adalah kebudayaan Jepang. Budaya Jepang ini dibawa oleh beberapa produk media budaya populer Jepang yaitu diantaranya <em>anime </em>serta <em>manga</em>. Rasa tertarik terhadap produk asing, khususnya  <em>anime</em> dan <em>manga</em>, mempengaruhi rasa memiliki identitas bangsanya. Saat ini di Indonesia telah lahir generasi Phi di era millenial yang merupakan generasi penggerak sekaligus pengubah hingga 50 tahun ke depan. Generasi tersebut sangat mudah terpengaruh oleh perkembangan <em>trend</em> global daripada generasi sebelumnya. Kecenderungan perilaku negatif telah muncul dengan adanya komunitas <em>weeabo</em><em>o</em><em> </em>sebagai bentuk ekstrim dari perilaku penggemar budaya Jepang. Sehingga dibutuhkan upaya mempertahankan dan menjaga identitas bangsa Indonesia dikalangan generasi milenial. Bukan tidak mungkin identitas bangsa Indonesia suatu saat akan tergerus dan luntur. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana menjaga identitas kebangsaan bagi komunitas <em>weeaboo</em> milenial di Indonesia serta menciptakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan guna menjaga identitas bangsa tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjaga identitas bangsa dari pengaruh ekstrim budaya asing di Indonesia. Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan pendekatan semiotika visual untuk menciptakan media komik. Media komik merupakan media yang relevan dikonsumsi oleh komunitas <em>weeaboo</em> sehingga media tersebut efektif sebagai media perancangan. Hasil yang diperoleh yaitu meskipun para <em>weeaboo</em> merupakan penggamar ekstrim budaya Jepang yang bahkan menganggap budaya Jepang lebih baik daripada budayanya sendiri, namun tidak menutup kemungkinan hal itu bisa diantisipasi dengan adanya upaya menjaga identitas bangsa mereka.</p><p>Kata Kunci: Komik, Generasi millenial, <em>Weeaboo</em>, Identitas bangsa</p>


Author(s):  
Bagus Setiawan ◽  
Adikara Rachman ◽  
Indralaksmi ◽  
Yosua Reydo Respati
Keyword(s):  

<p>Isu sosial dalam seni rupa dan desain ini diangkat dari topik tugas akhir program studi DKV S1 Universitas Trisakti tahun akademik 2020 – 2021 semester gasal. fokusnya pada peran seni untuk menjembatani antara kalangan muda dengan para lansia ditengah dinamika keseharian urban. Dua generasi yang terpisah oleh tingkat aktifitas dan aksesibilitas kehidupan urban termasuk seni dan desain. Secara sosial para lansia terisolasi dalam keterbatasan fisik dan jauh dari asupan artistik, oleh karena itu, fungsi sosial seni dan desain dipandang sebagai solusi supaya para lansia memiliki kembali semangat hidup untuk memaknai masa tuanya sebagai hal yang menyenangkan. <em>Art Practice Services for The Elderly </em>(APSTE) adalah program layanan seni kolaboratif musik dan visual dari kalangan muda untuk kelompok para lansia sebagai wujud kepedulian sosial yang dirancang dalam bentuk <em>Visual Directory (VD), </em>berfungsi<em> </em>sebagai buku panduan pelaksanaan yang dilengkapi ilustrasi bernarasi sosial dan karakter urban. Perancangan VD APSTE sebagai luaran studi kualitatif dilengkapi sejumlah aturan dasar psikologi praktis, hal teknis, dan format kolaborasi untuk para sukarelawan. VD APSTE secara permanen akan diintegrasikan pada situs jejaring <a href="http://www.listentotheworld.net/">www.listentotheworld.net</a> suatu program literasi berpayung budaya dibawah supervisi <a href="http://www.sacredbridge.org/">www.sacredbridge.org</a> </p>


Author(s):  
Made Arini Hanindharputri

<p>The Covid-19 pandemic that has hit all countries in the world including Indonesia, has made access to tourism and community activities not optimal. However, in a situation like this, the city of Denpasar, Bali, which has been named a creative city with a cultural perspective by the Indonesian Creative Agency, continues to carry out branding activities in the hope that after the pandemic ends, both local and foreign people will continue to visit Bali and carry out their usual activities. One tourist village that wants to do branding is Padang Sambian Kelod Village. This village collaborates with the Bali Design and Business Institute to carry out the Community Service program in the form of a mural which is carried out in Astagina Field, as a form of enhancing the image of the village and welcoming the planned Porsenides (Village Sports and Art Week) activities when the pandemic situation has decreased or ended. The method used is a participatory design approach, which will connect humans (lecturers and students who carry out the mural), place (the identity of the tourist village) and function functions (knowledge and action). The result of this activity is the design of a mural that features Balinese traditional sports as a characteristic of Padangsambian Kelod Village, where this mural is expected not only to beautify the village, but also to improve the image of the village itself, and of course to become an icon of Porsenides in the village.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document