HORTUSCOLER
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

20
(FIVE YEARS 20)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

2775-9962, 2775-9245

HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 42-48
Author(s):  
Nur Halimah ◽  
Ferdinant

Sawi hijau (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur-sayuran yang memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.  Peningkatan produksi tanaman sawi hijau masih terbuka lebar untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat konsumsi sayuran nasional.  Usaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi sawi hijau dapat dilakukan dengan menjaga kesuburan lahan pertanian.  Kesuburan lahan dapat dijaga dengan melakukan penambahan pupuk organik.  Salah satu pupuk organik yang bisa digunakan adalah kompos daun paitan (Tithonia diversifolia).  Tujuan dari kajian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan kompos daun paitan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau serta mendapatkan dosis kompos daun paitan yang paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).  Penulisan tugas akhir ini dilaksanakan bertepatan pada kegiatan PKPM dilengkapi dengan studi literatur yang dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan Juli 2020. Berdasarkan kajian pada beberapa hasil penelitian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan penggunaan beberapa dosis kompos daun paitan berpengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau dibandingkan kontrol serta penggunaan kompos daun paitan dengan dosis 0,75 kg memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau dibandingkan perlakuan lain.  Berdasarkan kesimpulan dari kajian pada beberapa hasil penelitian disarankan untuk menggunakan kompos daun paitan dengan dosis 0,75 kg guna meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 32-36
Author(s):  
Cynthia Ayu Dwi Cahya ◽  
Ferdinant

Unsur hara merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan budidaya tanaman krisan potong. Beberapa upaya dalam penyediaan unsur hara ialah dengan menambahkan pupuk organik. Pemberian pupuk yang tepat dan unsur hara yang seimbang dilakukan untuk mendapat pertumbuhan dan hasil bunga krisan yang diinginkan. Tujuan dari perbandingan data penelitian ini untuk mengetahui jenis pupuk kandang yang terbaik terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman krisan potong. Perbandingan data ini dimulai dari Februari sampai Juli 2020 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat dan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Perbandingan data ini menggunakan metode studi literatur yang berasal dari penelitian Putra dan Histifarina (2010) dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Perlakuan yang digunakan adalah berbagai jenis pupuk kandang yaitu ayam, domba, kelinci dan sapi.  Hasil penelitian pertumbuhan vegetatif tanaman krisan potong yang terbaik terdapat pada perlakuan pupuk kandang sapi yaitu tinggi tanaman (77,05 cm), panjang daun (10,41 cm), lebar daun (5,96 cm), dan jumlah ruas batang (28 ruas), sedangkan panjang tangkai daun pada perlakuan pupuk kandang sapi lebih rendah dari pada pupuk kandang ayam serta diameter batang lebih rendah dari perlakuan pupuk kandang ayam, domba dan kelinci. Sedangkan hasil penelitian pertumbuhan generatif tanaman krisan potong yang terbaik terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam yaitu diamete bunga (5,93 cm) dan jumlah bunga (12 kuntum), sedangkan panjang tangkai bunga lebih rendah dibandingkan dengan pupuk kandang domba, kelinci dan sapi.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 54-60
Author(s):  
Hafiz Fadillah ◽  
Nahda Kanara

Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat sebagai obat yang tumbuh didaerah tropis dan subtropis. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, dan sakit perut. Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan budidayanya secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang digunakan. Perbanyakan tanaman kencur harus memperhatikan proses pembibitan seperti menggunakan rimpang tanaman tersebut. Untuk mempercepat proses pembibitan tanaman kencur dengan menggunakan rimpang, penggunakan zat pemacu/perangsang tumbuh dan juga pengendalian patogen diperlukan sehingga, dapat memaksimalkan pertumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan pengendalian hayati dapat diperoleh pada Plant Growth Promotong Rhizobacteria (PGPR) yang merupakan bakteri yang berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen, dan kesuburan lahan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai waktu lama perendaman dalam larutan PGPR terhadap kualitas pertumbuhan tunas rimpang kencur dan untuk mengetahui lama perendaman rimpang kencur dalam larutan PGPR yang paling optimal. Percobaan tugas akhir ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2021. Bertempat di LPHP dan PAH Induk Bandar Buat, Padang. Percobaan ini terdiri dari beberapa perlakuan yaitu kontrol, 15 menit perendaman, 30 menit perendaman, 45 menit perendaman, dan 60 menit perendaman. Parameter pengamatan pada percobaan ini adalah jumlah tunas yang hidup, tinggi tanaman, jumlah tunas, berat akhir, daya bertunas, dan indeks vigor. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perendaman rimpang kencur dengan PGPR berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah tunas dan berat akhir tanaman. Pertumbuhan tanaman kencur yang terbaik diperoleh pada perlakuan 45 menit perendaman dengan rata-rata tinggi tanaman 1,74 cm, jumlah tunas 1,8 buah, berat akhir 5,9 g dan jumlah rimpang yang hidup 100 %. Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat sebagai obat yang tumbuh didaerah tropis dan subtropis. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, dan sakit perut. Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan budidayanya secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang digunakan. Perbanyakan tanaman kencur harus memperhatikan proses pembibitan seperti menggunakan rimpang tanaman tersebut. Untuk mempercepat proses pembibitan tanaman kencur dengan menggunakan rimpang, penggunakan zat pemacu/perangsang tumbuh dan juga pengendalian patogen diperlukan sehingga, dapat memaksimalkan pertumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan pengendalian hayati dapat diperoleh pada Plant Growth Promotong Rhizobacteria (PGPR) yang merupakan bakteri yang berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen, dan kesuburan lahan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai waktu lama perendaman dalam larutan PGPR terhadap kualitas pertumbuhan tunas rimpang kencur dan untuk mengetahui lama perendaman rimpang kencur dalam larutan PGPR yang paling optimal. Percobaan tugas akhir ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2021. Bertempat di LPHP dan PAH Induk Bandar Buat, Padang. Percobaan ini terdiri dari beberapa perlakuan yaitu kontrol, 15 menit perendaman, 30 menit perendaman, 45 menit perendaman, dan 60 menit perendaman. Parameter pengamatan pada percobaan ini adalah jumlah tunas yang hidup, tinggi tanaman, jumlah tunas, berat akhir, daya bertunas, dan indeks vigor. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perendaman rimpang kencur dengan PGPR berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah tunas dan berat akhir tanaman. Pertumbuhan tanaman kencur yang terbaik diperoleh pada perlakuan 45 menit perendaman dengan rata-rata tinggi tanaman 1,74 cm, jumlah tunas 1,8 buah, berat akhir 5,9 g dan jumlah rimpang yang hidup 100 %.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 49-53
Author(s):  
Anggia Febriani ◽  
Rasdanelwati
Keyword(s):  

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) ditanam hampir diseluruh wilayah nusantara dan termasuk buah komersial karena sangat dikenal oleh masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jambu biji adalah melalui perbanyakan vegetatif setek. bahan setek memiliki keterkaitan dengan tersedianya cadangan makanan pada masing-masing bagian bahan setek. ukuran setek berpengaruh terhadap keberhasilan perbanyakan tanaman. keberhasilan setek jambu biji juga didukung pleh pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) guna mempercepat pertumbuhan setek dengan harapan agar diperoleh hasil yan cepat dan jumlah yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Mengetahui pengaruh pemberian beberapa jenis ZPT alami dan perbedaan ukuran diameter batang terhadap pertumbuhan setek jambu biji. 2). Mendapatkan ZPT alami dan ukuran diameter batang yang terbaik untuk pertumbuhan setek jambu biji. Percobaan ini dilakukan dikebun percobaan Aripan, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok, Sumatera Barat, dengan ketinggian tempat 435 m dpl. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai dari 4 Maret- 3 Mei 2021. Percobaan ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu bawang merah dan air kelapa serta ukuran diameter batang yang digunakan yaitu diameter batang kecil (0,3-0,5 cm) dan diameter batang besar (0,7-1,5 cm) yang terdiri dari 6 kombinasi perlakuan. Parameter pangamatan yaitu : persentase tumbuh (%), hari mucul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, persentase setek yang berakar, dan persentase setek yang berkalus.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 37-41
Author(s):  
Nadjua Nuraini ◽  
Darmansyah
Keyword(s):  

Sawi hijau (Brassica juncea L.) adalah salah satu jenis tanaman hortikultura yang cukup populer dan banyak dikonsumsi masyarakat. Sawi hijau merupakan tanaman dari keluarga Brassicaceae yang cukup diminati karena mengandung protein, lemak, Ca, P, Fe, Vitamin A, B, C, E dan K. Sawi hijau memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan cocok untuk dikembangkan didaerah subtropis maupun tropis. Kendala yang sering ditemukan dalam budidaya tanaman sawi adalah hama dan penyakit tanaman serta kesuburan tanah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat sangat mengandalkan penggunaan pupuk anorganik. Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Namun, penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang dapat mengakibatkan tanah mengeras, kurang mampu menyimpan air dan menurunkan pH tanah yang pada akhirnya akan menurunkan hasil produksi tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan pupuk organik, seperti pupuk guano. Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah mengendap lama di dalam gua dan telah bercampur dengan tanah dan bakteri pengurai. Pupuk guano ini mengandung Nitrogen, Fosfor dan Kalium yang sangat bagus untuk mendukung pertumbuhan, merangsang akar, memperkuat batang tanaman, serta mengandung semua unsur mikro yang dibutuhkan tanaman. Tujuan dari penggunaan pupuk guano ini yaitu : Mengetahui pengaruh dosis pupuk guano terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau, Mendapatkan dosis pupuk guano terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau. Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan studi literatur yang dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2020 dengan judul “Pengaruh Dosis Pupuk Guano Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Studi literatur  ini dilakukan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Berdasarkan hasil studi literatur pupuk guano berpengaruh baik dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau, terlihat pada parameter jumlah helai daun, dan produksi tanaman. Pemberian pupuk guano dosis 600 g/m2 menunjukkan hasil tertinggi untuk semua parameter pengamatan, Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau diajurkan menggunakan pupuk guano dengan dosis 600 g/m2.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 6-13
Author(s):  
Tiffany Yuandara Tanjung

Delima (Punica granatum L.) adalah tanaman yang berasal dari Persia (Iran), Afganistan dan wilayah pegunungan Himalaya yang biasa dimanfaatkan sebagai tanaman pekarangan dan obat-obatan, dimana buahnya mengandung berbagai nutrisi dan vitamin yang  dimanfaatkan untuk kesehatan dan berbagai jenis penyakit. Perbanyakan vegetatif stek tanaman delima dilakukan untuk menyediakan bibit tanaman dalam jumlah yang lebih banyak dan dalam waktu yang singkat serta memiliki sifat yang sama seperti induknya. Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang diberikan berperan dalam mengatur percepatan pertumbuhan stek dengan kandungan auksin dan sitokinin. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk: mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis ZPT terhadap pertumbuhan stek tanaman delima, mendapatkan jenis ZPT yang terbaik terhadap pertumbuhan stek tanaman delima. Percobaan tugas akhir ini dilakukan pada tanggal 24 Februari sampai 11 April 2020 di kebun percobaan UPTD BBI PPH SUMBAR. Parameter yang diamati dari percobaan ini: persentase tumbuh (%), jumlah tunas, panjang akar dan jumlah akar. Hasil dari percobaan ini adalah persensate tumbuh yang baik terdapat pada perlakuan buah pisang dan rapid root yaitu 80%, jumlah tunas terbanyak pada perlakuan buah pisang 2,6 tunas, panjang akar yang terpanjang pada perlakuan air kelapa 1,4 cm, jumlah akar terbanyak pada perlakuan air kelapa 6 akar. Kesimpulan dari perbanyakan ini adalah Penggunaan berbagai jenis ZPT memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan stek delima, penggunaan ZPT buah pisang memiliki hasil yang baik pada persentase tumbuh dan jumlah tunas. ZPT air kelapa memiliki hasil yang baik untuk panjang dan jumlah akar yang diamati hingga 5 minggu setelah tanam. Berdasarkan kesimpulan disarankan untuk menggunakan ZPT rapid root.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
Author(s):  
Trisia Wulantika

Pendinginan adalah suatu cara untuk penanganan sayur dan buah, karena dapat menahan atau mengurangi penyebab-penyebab pembusukan. Penyimpanan dingin mempunyai pengaruh terhadap bahan yang didinginkan seperti kehilangan berat, kegagalan untuk matang, dan kebusukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian “Kondisi Penyimpanan Berbagai Produk Hortikultura Dengan Pendinginan”. Penelitian ini telah dilakukan di Labor Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dari tanggal 14-21 Desember 2021.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, produk hortikultura yang disimpan dalam suhu dingin hanya sedikit mengalami kehilangan berat dan tidak terjadi kebusukan, sedangkan produk hortikultura yang disimpan dalam suhu ruangan mengalami susut bobot yang cukup banyak dan mengalami kelayuan dan kebusukan setelah 1 Minggu disimpan.    


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Yefriwati Yefriwati ◽  
Ziela Delvira

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayur tropis yang banyak dikembangkan di Indonesia dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Salah satu upaya untuk mendukung pengembangan budidaya mentimun yaitu dengan menggunakan pupuk organik tabur (POT) dan Zeolit. POT merupakan pupuk organik tabur  yang berasal dari bahan organik yang banyak mengandung makro (N,P, dan K) dan hara mikro (Ca dan Mg). Pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah terhadap peningkatan porositas tanah. Zeolit sering digunakan sebagai pembenah tanah.Tujuan percobaan ini yaitu (1) mengoptimalkan produksi tanaman mentimun dengan menggunakan pupuk organik tabur (POT) dan zeolit (2) mengetahui pengaruh penggunaan  pupuk organik tabur (POT) dan zeolit yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun Kegiatan percobaan  tugas akhir ini telah dilakukan selama 3 bulan dari bulan Maret sampai Mei 2019 yang bertempat di kebun percobaan  PT. Indmira, Sleman, Yogyakarta.Alat yang digunakan, cangkul, seedbed, meteran, ember, gelas akua, alat tulis (spidol, pena dan rol), kaleng bekas.  Bahan yang dibutuhkan adalah bibit mentimun, NPK mutiara,  MPPH, zeolit , Pupuk POT, ajir, semat (bambu), dolomit, arang , sekam bakar, cocopeat, tali rafia, kantong plastik.Parameter yang diamatiyaitutinggitanaman, jumlahduan, lebardaun, awalmunculbungadanhasil. Berdasarkan hasil pengamatan  menggunakan kombinasi pupuk organik tabur (POT) dan zeolit dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman mentimun dilihat dari tinggi tanaman (21,35 cm), jumlah daun (9,75 helai), lebar daun (17,10 cm), awalmunculbunga (2,70 buah), dan produksi (13,989 gr), dan dalam budidaya tanaman mentimun disarankan menggunakan  kombinasi pupuk organik tabur (POT) dan zeolit.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
Author(s):  
Sari Rukmana Okta Sagita Chan

Produk hortikultura memiliki beberapa keunggulan seperti nilai jual yang tinggi, jenis yang beragam, dan peningkatan serapan pasar dalam dan luar negeri dalam bentuk segar maupun olahan. Peningkatan produksi komoditas hortikultura agar dapat memenuhi kriteria ekspor masih menghadapi beberapa kendala teknis, seperti rendahnya produksi dan kualitas benih/bibit lokal. Peluang  untuk pembangunan industri hortikultura di Indonesia itu masih cukup besar.  Hal ini ditandai dengan mudahnya pengembangan industri perbenihan maupun pembibitan karena dukungan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai. Sasaran pembangunan industri perbenihan dan pembibitan adalah penyediaan benih yang bermutu dari varietas unggul dengan harganya terjangkau.  Petani dapat menghasilkan hasil panen yang berkualitas dengan menggunakan benih maupun bibit hortikultura dengan harga yang terjangkau dari industri dalam negeri, sehingga pendapatan petani meningkat.


HORTUSCOLER ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
Author(s):  
Linda Tri Maiza ◽  
Yubniati Yubniati ◽  
Rio Hermansyah

Salah satu pemanfaatan limbah organik dari sisa praktikum di lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh adalah sebagai bahan pembuatan MOL. MOL dijadikan bioaktivator pembuatan kompos dan pupuk organik cair yang dapat digunakan kegiatan budidaya tanaman di lingkungan Institusi. Alat pembuat MOL memakai ember plastik bertutup,  menghasilkan kualitas MOL masih rendah, ditandai dengan aroma MOL berbau busuk, larutan yang dihasilkan banyak endapan , serta tidak efisien dalam saat panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja alat  pembuatn MOL yang sudah dimodifikasi.Pengamatan meliputi dari segi kualitas aroma, kebersihan, efisiensi waktu dan tenaga. Pengujian kinerja  pembuat alat pembuat MOL yang belum dimodifikasi dan sudah di modifikasi dengan memakai bahan sayuran dan buah-buahan. Dari hasil pengujian  menunjukkan bahwa alat modifikasi pembuat MOL yang menggunakan saringan dan kran menghasilkan kualitas  MOL yang baik, ditandai larutan MOL dengan aroma khas dan penampakan larutannya bersih, tidak menimbulkan kendala saat panen dari segi waktu dan tenaga. Dapat disimpulkan bahwa alat pembuat MOL yang di modifikasi memakai saringan dengan menambahkan kran dibagian dasar wadahnya memberi tingkat kualitas MOL lebih baik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document