Farmasetika.com (Online)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

85
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Padjadjaran

2528-0031

2019 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
Author(s):  
Nisa Maulani Nuraliyah ◽  
Zelika Mega Ramadhania ◽  
Eni Syofiah

Antimikroba mempunyai peranan besar dalam penanganan penyakit infeksi, namun adanya penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan memicu terjadinya resistensi. Salah satu yang paling umum adalah resistensi terhadap antibiotik. Di rumah sakit, antibiotik banyak digunakan untuk penanganan penyakit infeksi maupun pada prosedur bedah sebagai profilaksis.  Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba dan bahwa penggunaan antibiotik di rumah sakit harus dikendalikan, salah satu bentuk pengendalian adalah melalui evaluasi penggunaan antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran penggunaan antibiotik pada pasien bedah Caesar dan hernia di Rumah Sakit Al Islam periode September – November 2018. Evaluasi penggunaan antibiotik dilakukan dengan metode penilaian Defined Daily Dose (DDD)/100 hari rawat. Hasil evaluasi menunjukan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah sceftriaxone dengan nilai 32.95 DDD/100 hari rawat pada bedah hernia dan 62.58 DDD/100 hari rawat untuk bedah caesar.Kata kunci: antibiotik, ATC/DDD, evaluasi


2019 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
Author(s):  
Mar'atul Mahdiyyah ◽  
Norisca Aliza Putriana

Peningkatan populasi muslim di dunia mengakibatkan adanya peningkatan terhadap konsumsi dan permintaan terhadap produk halal salah satunya adalah kosmetik. Kosmetik halal sudah bukan kata asing lagi bagi beberapa negara muslim, namun sayangnya masih banyak yang belum mengetahui definisi sebenarnya dari kosmetik halal. Masih banyak yang beranggapan produk kosmetik halal hanya yang mengandung babi dan alkohol saja. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kosmetik halal dan apa saja yang boleh terkandung di dalamnya serta analisis kimia yang digunakan untuk mendeteksi kandungan non halal dalam produk kosmetik.Kata kunci: Kosmetik halal, Kandungan non halal, Analisis kimia


2019 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
Author(s):  
AI Masitoh ◽  
Iyan Sopyan

Kanker termasuk masaalah kesehatan utama di Dunia dan termasuk penyebab kematian nomor dua setelah kardiovaskular. Obat herbal saat ini banyak digunakan untuk pengobatan kanker karena kelimpahan senyawa kimianya yang berpotensi sebagai anti-kanker. Namun tanaman herbal kebanyakan sediaannya kurang larut air dan memiliki bioavailabilitas yang kurang baik. Sehingga perlu dilakukan modifikasi secara fisik ataupun kimia untuk meningkatkan kelarutannya. Salahsatu modifikasi secara fisik yaitu dari segi Formulasi. Nanopartikel adalah salah satu formulasi yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut karena Nanopartikel mampu memperbaiki kelarutan obat herbal dan dapat masuk dan menargetkan sel kanker secara spesifik.Kata kunci : kanker, nanopartikel, tanaman herbal


2019 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
Author(s):  
Luthfi Utami Setyawati ◽  
Risda Rahmi Islamiaty ◽  
Kevin Reinard Lie ◽  
Cindy Aprillianie Wijaya ◽  
Muchtaridi Muchtaridi

α-mangostin merupakan turunan xanthon yang banyak terdapat pada kulit dan buah manggis.     α-mangostin memiliki kemampuan menekan pembentukan senyawa karsinogen yang merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker. α-mangostin dapat membentuk kompleks khelat dengan logam seperti teknesium-99m (99mTc), sehingga dapat membentuk sediaan radiofarmaka yang dapat digunakan sebagai diagnosis kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sediaan radiofarmasi 99mTc-Alfamangostin dengan metode langsung dengan melakukan optimalisasi terhadap beberapa parameter seperti jumlah reduktor, kondisi pH, jumlah ligan, dan waktu inkubasi. Penentuan kemurnian radiokimia dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dengan pengembang  campuran amonia : etanol : air dengan perbandingan 1 : 2 : 5 untuk memisahkan pengotor radiokimia berupa TcO2 dan NaCl 0,9% untuk  memisahkan pengotor radiokimia berupa TcO4. Kondisi optimum penandaan diperoleh pada pH 9, dengan jumlah reduktor 50 μl, jumlah ligan α-mangostin 1000 μg dengan waktu penandaan pada menit ke 0 pada suhu kamar (250C) dengan kemurnian radiokimia 86.5 ± 1,31 %. Kata kunci : Kanker, α-mangostin, Teknesium-99m, Radiofarmaka


2019 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
Author(s):  
Dwi Prihastuti ◽  
Marline Abdassah
Keyword(s):  

Karagenan merupakan polisakarida linier tersulfasi dari D-galaktosa dan 3, 6-anhidro-D-galaktosa yang diekstraksi secara komersial dari rumput laut merah kelas Rhodophyceae. Nama karagenan sendiri berasal dari spesies rumput laut yaitu Chondrus crispus yang dikenal sebagai Carrageen Moss atau Irish Moss di Inggris, dan Carraigin di Irlandia. Tiga tipe utama karagenan yang dibedakan berdasakan struktur diantaranya, kappa (κ), iota (ι), dan lambda (λ). Secara komersial karagenan digunakan sebagai agen pengental dan penstabil terutama pada produk makanan dan saus. Selain itu karagenan digunakan pada formulasi farmasetik dan kosmetik sebagai penstabil dalam sistem dispersi, pengatur viskositas dan sebagai pembentuk gel. Dalam bidang farmasetik karagenan banyak digunakan dalam sistem penghantaran obat untuk memperoleh kerja obat yang lebih panjang. Karagenan digunakan sebagai matriks tablet, ektruksi dalam pembuatan pelet, agen pembentuk gel, peningkat viskositas, peningkat permiabilitas dan digunakan pula dalam pembuatan mikrokapsul, beads serta nanopartikel. Selain itu karagenan juga digunakan dalam produksi antibiotik semi sintetik, tetrasiklin, klorotetrasiklin dan asam D-aspartat.Kata kunci: karagenan, aplikasi dalam bidang farmasetik, sistem penghantaran obat


2019 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Nadia Fauziah Rahmadiani ◽  
Aliya Nur Hasanah
Keyword(s):  
Tween 80 ◽  

Tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Indonesia memiliki banyak potensi sebagai bahan dasar produk kosmetika seperti produk antiaging. Sediaan antiaging adalah produk yang bermanfaat untuk menghambat proses kerusakan akibat bertambahnya usia pada kulit. Pengembangan dari formula berbagai sediaan anti aging yang berasal dari ekstrak tumbuhan telah banyak dilakukan, setiap formula pada jenis sediaan yang berbeda dievaluasi untuk mendapat formula terbaik yang memiliki karakteristik yang paling stabil dalam waktu penyimpanan tertentu. Oleh karena itu, pada review artikel ini, berbagai formulasi dan evaluasi pada sediaan krim, gel dan masker peel off antiaging dari ekstrak tumbuhan dikaji lebih lanjut untuk mendapatkan formula paling stabil dengan menggunakan  9 jurnal untuk membandingkan hasil formulasi dan evaluasi  dan 27 pustaka sebagai kajian teori. Hasil review menunjukan formula terbaik adalah formula krim yang menggunakan tween 80 dan span 80 dengan konsentrasi 5,11gr dan 0,25gr, formula masker peel off yang mengandung PVA 12% dan HPMC 2% dan formula gel yang menggunakan Na CMC 2% . Kata Kunci : Antiaging, Masker peel-off, krim, gel


2019 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Maretty Manik
Keyword(s):  

Kanker prostat merupakan salah satu kanker yang paling umum pada pria dan kejadiannya terus berlanjut meningkat di banyak negara. Deteksi dan penatalaksanaan kanker prostat saat ini telah menjadi salah satu masalah yan menantang dan kontroersial dalam bidang kesehatan. Dalam artikel ini akan dibahas terkait elektroda modifikasi Single-Wire Carbon Nanotubes (SWNT) untuk deteksi kaker prostat.Kata kunci : kanker prostat, elektroda, Single-Wire Carbon Nanotubes


2019 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Aslamnur Fikri Ramadhana ◽  
Rini Hendriani

Obat sering digunakan masyarakat sehari-hari, termasuk oleh anak-anak. Ada berbagai alasan untuk formulasi obat menjadi bentuk sediaan yang sesuai, contohnya untuk pengukuran dosis yang akurat. Review artikel ini bertujuan mengetahui masalah dalam formulasi bentuk dosis untuk anak-anak dan penelitian yang mengembangkan bentuk sediaan sesuai dosis untuk anak-anak. Metode yang dilakukan adalah dengan review jurnal dari tahun 1994 sampai tahun 2019. Diperlukan bentuk sediaan yang sesuai dengan kondisi dan usia anak-anak. Rasa yang tidak enak menjadi masalah dalam formulasi dan hambatan dalam terapi. Tablet dispersible, bubuk butiran, pellet, atau taburan rekonstitusi sering digunakan pada bayi tetapi rasanya perlu ditutupi dan pemberian tanpa air tidak cocok untuk semua umur. Beberapa penelitian melakukan pengembangan formulasi yang dapat diterima untuk anak-anak seperti tablet disintegrasi cepat cetirizine gydrochloride, fast-dissolving tablet untuk pengobatan antiretroviral, tablet pelarut susu dan tablet hisap paracetamol, suspensi oral deksametason, hidroklorotiazid, spironolakton, dan fenitoin, tablet orodispersible, dan sirup ranitidine hidroklorida dari tablet ranitidine hidroklorida. Dengan demikian masalah bentuk dosis anak-anak dan penelitian pengembangan bentuk dosis anak-anak dapat diberi solusi.Kata kunci: pengembangan formulasi obat, bentuk dosis, anak-anak


2019 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Danaparamita Bashirah ◽  
Norisca Aliza Putriana
Keyword(s):  

Kosmetik herbal semakin berkembang dan disukai oleh masyarakat. Hidrokuinon sebelumnya seringkali digunakan sebagai bahan utama kosmetik pemutih, namun penggunaannya kini telah dilarang dengan alasan masalah keamanan. Kosmetik herbal mengandung bahan alami yang relatif aman dan memiliki beragam manfaat, salah satunya sebagai pemutih kulit. Produk ini bekerja dengan cara mereduksi pigmen melanin yang terdapat dalam kulit. Review ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai tanaman yang mengandung zat aktif dengan efek pemutih kulit. Review ini mengambil dari beberapa jurnal nasional maupun internasional yang dirilis dalam rentang waktu sepuluh tahun terakhir yaitu mulai tahun 2009 hingga 2019. Terdapat berbagai tanaman yang memiliki aktivitas untuk memutihkan kulit  dengan cara menginhibisi aktivitas tirosinase. Tanaman yang memiliki potensi sebagai pemutih kulit diantaranya yaitu temulawak, akar manis, bengkuang, raspberry, ceri acerola, sophora japonica, delima, hijiki, marbei putih, nangka, dan alamanda.Kata Kunci : Kosmetik, Herbal, Pemutih


2019 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Lutfiah Yusuf ◽  
Iyan Sopyan

In situ gel optalmik merupakan sediaan gel untuk mata yang awalnya berupa larutan, namun ketika diteteskan pada mata akan berubah menjadi gel sehingga waktu kontak dengan mata akan lebih lama. Pembuatan in situ gel menggunakan matriks-matriks yang mengental apabila berada pada kondisi fisiologi tertentu seperti pH, suhu dan konsentrasi ion. Sediaan optalmik konvensional seperti larutan, suspense dan salep memiliki kelemahan yaitu waktu kontak yang singkat dengan kornea mata serta tidak nyaman digunakan. In situ gel dibuat untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang terkait dengan drug delivery system (Sistem Penghantaran Obat) dan memiliki potensi yang besar untuk dijadikan sebagai ocullar therapy karena memiliki waktu kontak yang lama dengan kornea mata.Kata Kunci : In situ gel, Optalmik, Sistem penghantaran obat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document