Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal of Tropical Marine Research) (J-Tropimar)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Hang Tuah

2656-7091, 2656-3150

Author(s):  
Devi Setyowardani
Keyword(s):  

<p>Pembuangan lumpur lapindo yang membawa nutrien dan bahan organik terlarut lainnya dapat menyebabkan pengayaan dan kematian massal organisme karena berkurangnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam perairan. Keberadaan fitoplankton dapat memberikan informasi mengenai keadaan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesuburan perairan Sungai Porong melalui kelimpahan fitoplankton. Penelitian ini dilakukan pada Oktober hingga Januari 2021. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun. Metode pengambilan sampel plankton dilakukan secara horizontal dan diidentifikasi menggunakan <em>Sedgwick Rafter Counting Cell</em> (SRCC). Analisa data meliputi densitas fitoplankton, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis fitoplankton yang ditemukan selama pengamatan didominasi oleh kelas diatom (13 genus)  dan Dinoflagellata (2 genus). Status kesuburan perairan di Sungai Porong Sidoarjo tergolong dalam kategori eutrofik yaitu perairan dengan tingkat kesuburan tinggi.</p>


Author(s):  
Delilla Suhanda

<p>Laut Halmahera merupakan salah satu perairan yang memiliki peranan penting bagi perkembangan iklim Indonesia. Wilayah perairan Laut Halmahera merupakan jalur ARLINDO yang menjadi bagian dari sirkulasi arus global. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji profil suhu, salinitas densitas dan diagram T-S di Laut Halmahera secara horizontal dan vertikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil horizontal dan vertikal di kedua musim tidak memberikan pengaruh yang signifikan, hal tersebut dapat disebabkan oleh pergerakan massa air <em>New Guinea</em> yang menyusur sepanjang pantai Papua Utara, kemudian masuk ke Laut Halmahera. Diagram T-Smenunjukkan arus yang bergerak di Laut Halmahera secara vertikal termasuk kategori SPSW atau <em>South Pacific Subtropical Water</em>, dibuktikan dengan nilai salinitas 34.7 PSU dan nilai suhu 14<sup>o</sup>C pada kedalaman 500 m.</p>


Author(s):  
Prima Aris Wardhani

<span lang="IN">Perairan Labuan Bajo merupakan lokasi wisata bahari yang memerlukan informasi meteorologi dan tinggi gelombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola angin lokal dan angin regional serta kaitannya terhadap karakteristik tinggi gelombang. Metode yang digunakan adalah dengan mengolah data angin menggunakan <em>WR Plot</em> dan <em>ArcGIS</em> selanjutnya dilakukan analisis korelasi antara angin dan tinggi gelombang menggunakan <em>SPSS</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angin darat dominan bertiup dari Selatan dengan kecepatan rata-rata 2.18 knot sedangkan angin laut cenderung bertiup dari Barat Daya, Barat, Barat Laut hingga Utara dengan kecepatan rata-rata 5.83 knot. Pola angin regional dipengaruhi oleh pola angin musiman. Pada Musim Barat cenderung bertiup dari Barat dan Barat Laut dengan kecepatan rata-rata 2.49 knot, pada Musim Timur cenderung bertiup dari Timur dan Tenggara dengan kecepatan rata-rata 2.64 knot sedangkan pada Musim Peralihan cenderung bertiup dari berbagai arah. Secara harian gelombang cenderung tinggi pada pukul 07:00 dengan rata-rata 1.39 m sedangkan pada pukul 19:00 cenderung rendah dengan rata-rata 0.26 m. Secara musiman tinggi gelombang tertinggi terjadi pada Musim Barat dengan rata-rata 1.35 m dan gelombang terendah terjadi pada Musim Peralihan II dengan rata-rata 0.79 m. Angin regional dan tinggi gelombang memiliki hubungan dengan tingkat sedang hingga kuat pada Musim Timur (R=0.438-0.639).</span>


Author(s):  
Luhur Moekti Prayogo ◽  
Irvan Aris Kurniawan

<p>Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan dikenal  memiliki potensi di bidang kelautan, baik dari segi pariwisata hingga potensi perikanannya. Pulau ini dilintasi garis khatuliswa di seperempat bagian utara sehingga sebagian besar wilayahnya berada di belahan bumi selatan. Geografis pulau Sulawesi yang berbeda menyebabkan perbedaan karakteristik parameter oseanografi. Salinitas dan pasang surut air laut merupakan parameter oseanografi yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup biota di suatu perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan studi parameter oseanografi fisika kimia yang meliputi pasang surut dan salinitas di perairan pulau Sulawesi menggunakan data NOAA dan BIG. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perairan  di sekitar Pulau Sulawesi memiliki rerata muka air tinggi sebesar 1,3 meter dan muka air rendah sebesar 0,9 meter. Kemudian dari perhitungan dihasilkan bilangan Formzahl sebesar  0,8 (0,25 &lt; F £ 1,5) yang berarti tipe pasang surut masuk dalam kategori Campuran, cenderung Semi Diurnal. Kemudian hasil analisis salinitas menunjukkan bahwa pada bulan Juli tahun 2020 kandungan salinitas berkisar 29,63 hingga 36,45 ppt dengan rata-rata 33,99 ppt. Pada bulan November 2020 kandungan salinitas berkisar 25,71 hingga 39,74 ppt dengan rata-rata sebesar 33,50 ppt. Pada bulan Februari 2021 kandungan salinitas berkisar 27,23 hingga 37,73 ppt dengan rata-rata sebesar 33,00 ppt. Salinitas terendah diperoleh pada musim penghujan bulan November 2020 dan kandungan salinitas tertinggi pada bulan yang sama di sebagian kecil wilayah. Pada musim kemarau rata-rata kandungan salinitas air laut di perairan Sulawesi relatif tinggi dibandingkan musim penghujan dengan nilai kandungan terendah sebesar 29,63 ppt.</p>


Author(s):  
Ima Nurmalia Permatasari
Keyword(s):  

<p>Wilayah pesisir merupakan daerah peralihat laut dan darat dimanan wilayah ini mendapatkan tekanan akibat aktivitas dan fenomena yang terjadi di darat maupun di laut. Masalah-masalah yang terjadi di pesisir seperti perubahan morfologi pantai seperti terjadinya abrasi dan akresi. Erosi Pantai yang disebut juga abrasi akhir-akhir ini cenderung meningkat di berbagai daerah. Penyebab erosi pantai sendiri adalah Penurunan Permukaan Tanah, <em>Land Subsidence</em><em>, </em>kerusakan Hutan Mangrove, kerusakan akibat gaya-gaya hidrodinamika gelombang, kerusakan akibat sebab alam lain dan kerusakan akibat kegiatan manusia yang lain. Beberapa factor resiko bencana diantaranya tingginya pengaruh ancaman gelombang ekstrim dan abrasi pantai, tingginya kerentanan yang dimiliki suatu wilayah, dan rendahnya kapasitas untuk menghadapi ancaman bencana. Abrasi membuat penduduk kehilangan lahan tempat tinggal dan lahan pertanian dan pertambakan yang berdampak pada hilangnya mata pencaharian dan berkurangnya penghasilan mereka. Sekarang ini mayoritas penduduk berusia produktif memiliki mata pencaharian sebagai buruh pabrik dan buruh bangunan. Nilai kerentanan suatu wilayah dipangaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingginya kepadatan penduduk dan kelompok rentan, tingginya jumlah kepala keluarga miskin dan kelompok nelayan, tingginya kepadatan pemukiman dan minimnya luasan vegetasi wilayah pesisir dalam menghadapi ancaman bencana. Salah satu mitigasi yang dilakukan yaitu Mengetahui tingkat kerusakan akibat abrasi, Mengetahui persebaran kawasan yang mengalami abrasi serta mitigasi bencana abrasi dengan pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat dan pengelolaan pantai secara terpadu.</p>


Author(s):  
Muh. Yusuf ◽  
Aditya Pamungkas ◽  
Mu’alimah Hudatwi ◽  
Irvani Irvani

<p>Perairan Pantai Tanah Merah dan Perairan Pulau Semujur, ke dua lokasi tersebut terletak di Kabupaten Bangka Tengah. Secara Geografis yang membedakan ke dua lokasi tersebut adalah, lokasi yang satu berada di daratan pantai (Tanah Merah) cukup jauh dari pemukiman penduduk, sedangkan lokasi yang lain berada di lingkungan perairan Pulau Kecil (Semujur), yang berpenduduk. Kondisi geografis yang berbeda tersebut dapat menyebabkan  kandungan unsur hara nitrat tentu akan berbeda, karena sumber unsur hara nitrat yang utama berasal dari kegiatan manusia di darat. Tingginya unsur hara Nitrat akan berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton di perairan setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan sebaran nitrat dalam kaitannya dengan kelimpahan fitoplankton di laut. Penelitian dilakukan di perairan pantai Tanah Merah dan perairan Pulau Semujur, Kebupaten Bangka Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrat di perairan pantai Tanah Merah sebesar 0.011-0.026 mg/L (St.1-St.4) lebih rendah dibandingkan dengan perairan Pulau Semujur sebesar 0.046-0.10 mg/L (St.9-St.12). Data kelimpahan fitoplankton dan Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) menunjukkan bahwa perairan pantai Tanah Merah sebesar 111.000-134.000 sel/L dan indeks H’ sebesar 2.06 - 2.16 lebih rendah dibandingkan dengan data kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Semujur sebesar 110.000-208.000 sel/L dan indeks H’ sebesar 2.22-2.29. Data pendukung berupa kecepatan arus di perairan pantai Tanah Merah berkisar antara 0.14-0.21 m/d lebih rendah dibandingkan dengan perairan pulau Semujur sebesar 0.22-0.32 m/d.    </p>


Author(s):  
Mery Nova Sari ◽  
Fransiska Yuliasara ◽  
Mahmiah Mahmiah

<p>Pandemi Virus Corona (Covid-19) mengguncang  umat manusia di seluruh dunia termasuk Indonesia pada awal tahun 2020. Merebaknya wabah virus corona dan ditetapkannya peraturan tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat menurunnya aktivitas masyarakat di luar rumah, baik itu pekerjaan, pendidikan bahhkan transportasi. Menurunnya aktivitas tersebut jika berlangsung lama tentunya akan berdampak pada penurunan pendapatan harian masyarakat terutama nelayan lokal dan pembudidaya ikan. Tidak hanya itu, beberapa gudang penyimpanan ikan (<em>cold storage</em>) terjadi penumpukan bahan baku ikan atau <em>over stock</em> karena tidak dapat di suplai ke luar daerah sebagaimana biasanya. Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi dampak Covid-19 terhadap sektor kelautan dan perikanan tangkap. Hasil studi <em>literatur</em> menunjukkan dampak Covid-19 terhadap sektor kelautan dan perikanan yaitu menurunnya harga ikan di beberapa wilayah hingga mencapai penurunan 50% dikarenakan turunnya permintaan seperti beberapa perusahaan eksportir ikan tutup, banyak hotel dan restoran tutup yang merupakan pembeli utama ikan dan makanan laut.</p>


Author(s):  
Ima Nurmalia Permatasari
Keyword(s):  

<p>Kondisi perairan laut Jawa sangat dipengaruhi oleh perubahan parameter oseanografi permukaan dan atmosfer dimana arus permukaan yang berasal dari timur mengikuti arah angin yang bertiup secara bertahap sepanjang tahun. Perubahan arus oleh pengaruh angin menyebabkan proses pergerakan lapisan permukaan laut hingga membangkitkan percampuran horizontal (<em>horizontal mixing</em>) yang pada akhirnya arus tersebut akan mendorong terjadinya pergeseran massa air. Pola pergerakan massa air akan mempengaruhi fluktuasi parameter oseanografi permukaan seperti suhu permukaan laut, klorofil-a dan salinitas. Data Suhu dan Salinitas diperoleh dari data citra satelit yang selanjutnya di visualisasikan menggunakan softwere ODV (Ocean Data View) dengan arah vertikal dari permukaan sampai dekat dasar laut kemudian dianalisis distribusi vertikal temperatur, salinitas, dan densitas  mewakili musim Barat, Peralihan I, Timur dan Peralihan II. Suhu permukaan laut saat musim barat dan musim peralihan I lebih tinggi dibandingkan saat musim timur (Agustus) dan musim peralihan 2. Nilai Salinitas dipermukaan laut pada musim barat dan musim peralihan I lebih rendah dari pada musim timur dan Musim peralihan 2.  </p>


Author(s):  
Fitri Indah Kuntari ◽  
Rudi Siap Bintoro ◽  
Nirmalasari Idha Wijaya

<p class="Default"><span>Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola sedimentasi yang berada di perairan Teluk Lamong Surabaya – Jawa Timur, faktor arus dan dekat aliran sungai yang mempengaruhi sedimentasi di Teluk Lamong. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2018 sampai Mei 2019. Pengambilan sampel sedimen menggunakan alat yaitu sedimen <em>grab </em>yang digunakan untuk pengampilan sampel sedimen dasar dan untuk pengambilan sampel sedimen tersuspensi menggunakan alat botol nansen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pasang surut, data debit sungai, data batimetri, data kecepatan dan arah arus dan data jenis sedimen. Data yang telah diperoleh dari hasil survei lapangan akan diolah di laboratorium Hidro – Oseanografi Universitas Hang Tuah. Data yang diolah di laboratorium Hidro – Oseanografi Universitas Hang Tuah adalah sampel sedimen grab dan sampel sedimen tersuspensi. Untuk memodelkan pola sedimentasi digunakan <em>software </em>SMS (<em>Surface Water Modelling System</em>) dengan menggunakan data debit sungai dan hasil pegolahan sedimen tersuspensi yang telah diperoleh dari survei lapangan. Data yang di hasilkan dari pengolahan model pada saat pasang konsentrasi sedimen cenderung tinggi dan pada saat surut konsentrasinya cenderung rendah. Pada saat pasang, arus laut akan mengalir ke arah teluk hingga sampai ke sungai dan pada saat surut, arus dari sungai akan mengalir ke arah laut.</span></p>


Author(s):  
Rina Andayani ◽  
Yuli Ainun Najih
Keyword(s):  

<p>Logam berat adalah zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Logam berat biasa ditemui dalam bentuk ion terlarut. Salah satu jenis dari logam berat tersebut adalah timbal (Pb (II)). Salah satu cara untuk mengurangi kandungan Pb (II) adalah dengan proses adsorpsi dengan menggunakan arang aktif. Beberapa bahan dari alam telah diteliti sebagai bahan arang aktif untuk adsorpsi logam berat Pb (II), antara lain cangkang kelapa sawit, kulit singkong, sabut siwalan, dan bambu. Tumbuhan magrove <em>Avicennia marina</em> merupakan spesies yang cukup banyak tersedia di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses adsorpsi arang aktif dari tumbuhan mangrove <em>Avicennia marina</em> terhadap logam berat Pb (II). Metode yang digunakan meliputi tiga tahap yaitu (1) pengarangan/karbonisasi; (2) aktivasi arang; (3) adsorpsi Pb (II). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses aktivasi arang menjadi arang aktif dengan menggunakan activator ZnCl<sub>2</sub> dapat membuka pori-pori yang terdapat pada permukaan arang, sehingga arang aktif dapat mengadsorpsi Pb. Semakin besar konsentrasi awal akan mengakibatkan menurunnya % adsorpsi dengan jumlah adsorben yang sama. Proses adsorpsi isotermal Pb (II) oleh arang aktif dari tumbuhan mangrove <em>Avicennia marina</em>, lebih mengikuti model adsorpsi isotermal Langmuir dimana memiliki nilai R<sup>2</sup> = 0,9968, sedangkan untuk model adsorpsi isoterm Freudlinch memiliki nilai R<sup>2</sup> = 0,9474.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> adsorpsi, Pb, arang aktif, Avicennia marina</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document