Jurnal Pemikiran Sosiologi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

113
(FIVE YEARS 35)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Gadjah Mada

2502-2059, 2252-570x

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 152
Author(s):  
Muhamad Ferdy Firmansyah

Dalam penulisan ini akan mendeskripsikan secara kualitatif mengenai model kepuasan individu dalam perspektif ekonomis dengan menggunakan pendekatan konsep ekonomi pengalaman dan ekonomi perilaku secara kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah konsep teoritisasi data (grounded theory approach) dan melakukan pengembangan terhadap konsep pengkodean berbuka, pengkodean berporos dan pengkodean berpilih untuk memberikan pendekatan kualitatif yang maksimal dalam memahami ekonomi pengalaman. Data yang digunakan adalah data sekunder. Diharapkan dengan penulisan ini akan memberikan perspektif baru mengenai perilaku individu dalam pengalamannya secara rohaniah dan jasmaniah dalam kerangka pemikiran ekonomi.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 168
Author(s):  
Sutrisno Sutrisno

Modernitas secara esensial membawa risiko dalam praktiknya, begitu pula demokrasi.  Dalam konteks menangani wabah Covid19 kita menyaksikan kehidupan masyarakat moderen yang berisiko secara global dihadapkan pada banyak kerumitan. Kenyataannya hampir tidak ada negara yang mampu lolos dari serangan wabah Covid19. Ukuran pembangunan moderen sebuah negara seakan menjadi kurang relevan. Konsep masyarakat berisiko mengajak untuk mengenali moral kemanusiaan sebagai nilai dan perangkat untuk merespon realitas sosial dan transformasinya. Secara epistemologis, kesulitan merekonstruksi moral kemanusiaan terletak pada kredo modernitas itu sendiri. Metode analisis wacana digunakan dalam artikel ini sebagai dialog rekonstruksi ‘perdamaian’ antara ilmu pengetahuan dan agama sebagai basis kemanusiaan. Jadi dapat disimpulkan upaya untuk membongkar mitos mengenai modernitas pasca wabah Covid19 ditujukan untuk membuka ruang-ruang dialogis yang bersifat partisipatoris untuk mereduksi risiko modernitas yang dapat mengabaikan kemanusiaan itu sendiri.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Sulthan Zainuddin ◽  
Mustainah Mustainah ◽  
Syufri Syufri

Menurut teori strategi nafkah, kemiskinan digambarkan sebagai pengaruh budaya yang terdapat dalam kebiasaan sehari-hari masyarakat tertentu dan atau tertanam dalam sistem nilai budaya yang menghambat produktivitas ekonomi (involusi). Hal semacam itu termasuk larangan dan atau pembatasan yang berlaku di kalangan komunitas nelayan Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah. Padahal kemiskinan struktural di Kabupaten Donggala justru dipengaruhi oleh banyak faktor. Yakni apa yang bisa dikenali sebagai berikut; kurangnya modal usaha, teknologi tradisional yang sederhana, wilayah penangkapan ikan yang terbatas, dan sistem pemasaran yang didominasi oleh tengkulak atau pedagang grosir. Di sisi lain, kemiskinan diperparah dengan perubahan musim atau perubahan iklim sehingga strategi mencari rejeki dilakukan dengan kegiatan di darat, misalnya dengan menjadi tukang atau buruh perkebunan. Bahkan pekerjaan informal melibatkan anggota keluarga termasuk perempuan dengan menjadi PRT dan atau pedagang kaki lima. Kesimpulan penelitian, kemiskinan terjadi akibat ketimpangan sosial ekonomi seperti disparitas sosial yang disertai penguatan budaya involusi perikanan pesisir.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Jurnal Pemikiran Sosiologi

-


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Mohamad Baihaqi
Keyword(s):  

Artikel ini menjelaskan studi literatur awal tentang peran migran dalam transformasi konflik di wilayah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat). Konflik yang terjadi di Papua akhir-akhir ini menurut studi merupakan akibat dari kompleksitas ekonomi, sejarah, sosial termasuk ingatan kolektif masyarakat Papua dan Papua Barat. Kehadiran para pendatang yang berlatar belakang berbagai agama dan suku sering dianggap turut memperparah konflik kepentingan, terutama dengan masyarakat Papua yang pro kemerdekaan. Studi literatur menunjukkan bahwa resistensi terjadi di antara orang Papua dan di dalam diri para pendatang. Namun eksplorasi literatur dalam studi ini juga menemukan adanya kecenderungan di mana pendatang baru (pendatang) mampu beradaptasi untuk bernegosiasi dengan penduduk setempat. Kajian ini disimpulkan melalui beberapa tahapan analisis berdasarkan teori transformasi konflik. Studi ini merangkum rekomendasi pelibatan para pendatang (pendatang baru) untuk peran aktif para pendatang dalam pembangunan perdamaian dan resolusi konflik di Papua.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Irawati Irawati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tata kelola yang kurang tepat dalam pengelolaan sumber daya alam yang seharusnya melibatkan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan agar dapat terus sejahtera. Namun, ekspansi pertambangan nikel di Pomalaa, Kabupaten Kolaka telah mengakibatkan jurang yang besar antara si kaya dan si miskin. Hal tersebut juga mempengaruhi kelangsungan hidup masyarakat Bajo. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap determinan atau alasan mengapa masyarakat Bajo terpinggirkan, terutama akibat ekspansi pertambangan di Pomalaa, Kabupaten Kolaka. Metode penelitian dilakukan dengan paradigma post-positivism dengan menerapkan pendekatan grounded theory untuk analisisnya. Studi tersebut mengidentifikasi tiga faktor penentu utama marjinalisasi masyarakat Bajo. Pertama, air yang tercemar akibat pencemaran pantai. Kedua, tidak tersedia dukungan mata pencaharian alternatif karena terbatasnya akses untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari perluasan pertambangan. Ketiga, lemahnya daya tawar masyarakat Bajo dalam menghadapi politik perusakan lingkungan akibat terbatasnya akses masuk ke dalam struktur pembuat kebijakan yang dilestarikan oleh norma budaya lokal.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Yaspis Edgar N. Funay

Kajian ini mendeskripsikan kearifan lokal dalam bentuk etika atau prinsip moral masyarakat Sumbawa yang disebut sabalong samalewa. Etika tersebut menjadi pedoman hidup masyarakat Sumbawa dalam menjaga eksistensi kehidupan manusia dan keseimbangan alam. Prinsip tersebut menugaskan masyarakat untuk menghormati hubungan antara kehidupan manusia dengan makhluk hidup lainnya, terutama karena adanya perubahan materi dan lingkungan yang mengakibatkan ketimpangan sosial sebagai akibat dari pembangunan lokal. Etika sabalong samalewa memberikan pedoman untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan materi atau fisik dan perkembangan mental atau spiritual, sebagai nilai-nilai bersama dan tindakan universal bagi masyarakat Sumbawa lintas kelas sosial. Kajian ini menyimpulkan bahwa etika sabalong samalewa bagi masyarakat Sumbawa adalah suatu embodimen atau pengejawantahan nilai dan perangkat keramahtamahan (convivialisme) dalam pencapaian kehidupan harmonis antara warga dan lingkungannya melalui perwujudan nilai-nilai lokal dan praktik penghormatan terhadap penghuni lain di muka bumi agar tak musnah.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Sinta Dwi Mustikawati
Keyword(s):  

Penelitian ini mendeskripsikan dinamika kuasa antara perempuan Indonesia dan laki-laki kulit putih dalam konteks pasangan perkawinan campur yang mengelola bisnis bersama. Relasi lintas bangsa, terutama relasi antarras di Indonesia masih dibayangi oleh stereotipe mobilitas vertikal seperti yang diungkapkan oleh Frantz Fanon. Perempuan masih diposisikan sebagai pihak yang tidak memiliki agensi di dalam relasi lintas bangsa semacam ini. Pada praktiknya, produk-produk hukum di Indonesia yang mengatur perkawinan campur membuktikan adanya kapital-kapital simbolis yang dimiliki oleh perempuan Indonesia untuk memunculkan agensi di dalam relasi perkawinan campur. Salah satu aspek perkawinan campur yang memperlihatkan kondisi ini adalah ketika para pelaku kawin campur mengelola bisnis bersama. Warga negara asing yang hendak membangun bisnis di Indonesia seringkali terganjal oleh ketatnya kebijakan pemerintah sehingga membina relasi dengan warga negara Indonesia merupakan salah satu strategi untuk mempermudah legalisasi bisnis yang mereka bangun. Meskipun demikian, kondisi ini juga memperlihatkan tumpang tindih relasi antar budaya, yakni antara relasi intim dan bisnis di dalam perkawinan mereka. Melalui metode observasi partisipatoris dan etnografi, kajian ini memperlihatkan relasi kuasa yang kompleks yang diakibatkan oleh pertukaran simbolik antara kapital kultural yang dimiliki oleh para pelaku kawin campur.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Nurindah Sari ◽  
Kaharuddin Kaharuddin ◽  
Zainudin Hassan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kontribusi komite sekolah dalam pengembangan pendidikan dengan menggunakan studi kasus percontohan di SMA Makassar. Penelitian ini mendeskripsikan faktor penghambat peran komite sekolah dalam pengembangan pendidikan di SMA Makassar. Metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kontribusi komite sekolah dalam pengembangan pendidikan hanya terlihat pada pemberian pertimbangan atau ide-ide formal, mengontrol dan mengawasi siswa, serta menjadi mediator antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat. Salah satu faktor penting yang menghambat komite sekolah dalam pengembangan pendidikan lebih lanjut adalah persepsi umum bahwa komite sekolah tidak memiliki dana sehingga banyak anggota komite sekolah merasa tidak memiliki kewajiban dalam menyelesaikan persoalan infrastuktur dan perolehan sumberdaya untuk sekolah.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Zainal Arifin

Artikel ini menjelaskan bagaimana politik identitas etnik yang dipraktikkan komunitas Bali migran di wilayah Lampung yang multikultural, dimana berbagai etnik di Indonesia bisa ditemukan dan bermukim di wilayah ini. Komunitas Bali bermigrasi ke Lampung melalui proses transmigrasi pada tahun 1963 akibat meletusnya gunung Agung. Salah satu pemukiman komunitas Bali migran tersebut ada di desa Bali Sadhar di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung. Dalam beberapa kasus, komunitas Bali dengan sentimen identitas budaya Hinduisme Bali yang kuat acapkali mengalami konflik sosial dengan etnis lain disekitarnya terutama di wilayah pemukiman baru. Tetapi komunitas Bali (Sadhar) di Way Kanan Lampung justru hidup dengan harmonis dengan komunitas lain di sekitarnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan penyesuaian budaya dalam praktik politik identitas di kalangan komunitas Bali (Sadhar) ini dilakukan dengan meredefinisi nilai-nilai budaya (Hindu) yang mereka miliki sesuai dengan kondisi lingkungannya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document