This is Not a Power Game: Dinamika Perkawinan Campur dalam Sebuah Relasi Bisnis
Penelitian ini mendeskripsikan dinamika kuasa antara perempuan Indonesia dan laki-laki kulit putih dalam konteks pasangan perkawinan campur yang mengelola bisnis bersama. Relasi lintas bangsa, terutama relasi antarras di Indonesia masih dibayangi oleh stereotipe mobilitas vertikal seperti yang diungkapkan oleh Frantz Fanon. Perempuan masih diposisikan sebagai pihak yang tidak memiliki agensi di dalam relasi lintas bangsa semacam ini. Pada praktiknya, produk-produk hukum di Indonesia yang mengatur perkawinan campur membuktikan adanya kapital-kapital simbolis yang dimiliki oleh perempuan Indonesia untuk memunculkan agensi di dalam relasi perkawinan campur. Salah satu aspek perkawinan campur yang memperlihatkan kondisi ini adalah ketika para pelaku kawin campur mengelola bisnis bersama. Warga negara asing yang hendak membangun bisnis di Indonesia seringkali terganjal oleh ketatnya kebijakan pemerintah sehingga membina relasi dengan warga negara Indonesia merupakan salah satu strategi untuk mempermudah legalisasi bisnis yang mereka bangun. Meskipun demikian, kondisi ini juga memperlihatkan tumpang tindih relasi antar budaya, yakni antara relasi intim dan bisnis di dalam perkawinan mereka. Melalui metode observasi partisipatoris dan etnografi, kajian ini memperlihatkan relasi kuasa yang kompleks yang diakibatkan oleh pertukaran simbolik antara kapital kultural yang dimiliki oleh para pelaku kawin campur.