IJCA (Indonesian Journal of Chemical Analysis)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 33)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Indonesia (Islamic University Of Indonesia)

2622-7126, 2622-7401

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 64-71
Author(s):  
Yusifa Arsy Variani ◽  
◽  
Endah Setyaningrum ◽  
Kusuma Handayani ◽  
Nismah Nukmal ◽  
...  
Keyword(s):  

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30-39
Author(s):  
Dewi Widyabudiningsih ◽  
◽  
Lina Troskialina ◽  
Siti Fauziah ◽  
Shalihatunnisa Shalihatunnisa ◽  
...  

Produksi olahan pangan dari buah-buahan selalu menghasilkan limbah kulit dalam pengolahannya. Limbah tersebut hanya dibuang dan dibiarkan menumpuk begitu saja oleh mansyarakat. Apabila tidak ditangani secara cepat akan menghasilkan bau yang tidak sedap sehingga akan mencemari lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut menjadi pupuk organik cair dengan proses fermentasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan hara makro dan kualitas dari pupuk organik cair, mengetahui waktu fermentasi optimum, harga pokok produksi dan BEP dari proses pembuatan pupuk organik cair. Penelitian ini dilakukan dengan cara menambahkan EM4, ragi, dan air gula ke dalam reaktor yang berisi limbah kulit buah yaitu kulit pisang, mangga dan nanas. Proses fermentasi dilakukan selama 34 hari dan dilakukan pengambilan sampel pada hari ke-7, 14, 24 dan 34 untuk dianalisis kandungan hara makro yang terdiri dari C-Organik, P, dan K dengan metode spektrofotometri UV/VIS, SSA dan N dengan metode Kjeldahl. Pada penelitian ini dihasilkan pupuk organik cair yang terbaik yaitu campuran limbah kulit pisang, mangga dan nanas dengan waktu fermentasi 7-14 hari dan kandungan unsur C-Organik, N-total, K2O, dan P2O5 masing-masing sebesar 17,4; 6,05; 2,50 dan 0,15 %. Pupuk organik cair yang dihasilkan sudah memenuhi baku mutu dari Permentan Nomor 261 tahun 2019 kecuali kandungan P2O5, walaupun demikian pupuk organik cair yang diperoleh ini memiliki kualitas yang lebih baik dibanding beberapa pupuk yang sudah dijual secara komersial. Biaya pokok produksi dari pembuatan POC ini sebesar Rp 770.554 dengan Break Event Point (BEP) pada 10 liter.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 18-29
Author(s):  
Indah Puspita Sari ◽  
◽  
Muhammad Bachri Amran
Keyword(s):  
Sol Gel ◽  

Sintesis SiO2@APTES-IIP dan SiO2@APTES-NIP melalui proses sol-gel melibatkan 3-amounium propyl triethoxy silane (APTES) sebagai monomer fungsional, tetraethylorthosilicate (TEOS) sebagai crosslinker, Cd (II) sebagai cetakan dan SiO2 sebagai inti. Karakterisasi SiO2@APTES-IIP dan SiO2@APTES-NIP dilakukan dengan menggunakan FTIR. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan beberapa puncak penting pada bilangan gelombang 2939 cm-1 dan 1411 cm-1 yang berasal dari vibrasi gugus C-H serta pada bilangan gelombang 1564 cm-1 yang berasal dari vibrasi gugus N-H hal tersebut membuktikan bahwa silika gel telah berhasil terfungsionalisasi oleh monomer APTES. Morfologi dan komponen penyusun material SiO2@APTES-IIP dianalisis menggunakan SEM dan EDS. Berdasarkan metode batch SiO2@APTES-IIP memiliki kapasitas retensi sebesar 7,34 mg/g pada kondisi optimum pH 7 dan waktu kontak 90 menit. Hasil analisis menunjukkan bahwa, model isoterm adsorpsi mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 11-17
Author(s):  
Mieke Alvionita ◽  
◽  
Rukman Hertadi

Bakteri halofil merupakan bakteri yang membutuhkan NaCl untuk pertumbuhannya. Salah satu potensi bakteri halofil adalah dapat menghasilkan biosurfaktan yang aktif pada konsentrasi garam yang tinggi. Oleh karena itu, biosurfaktan tersebut dapat diaplikasikan dalam industri minyak terutama pada bidang enhanced oil recovery (EOR). Selain itu, biosurfaktan diketahui secara luas diaplikasikan dalam industri farmasi dan makanan. Sifatnya yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan surfaktan sintetis menyebabkan ketertarikan untuk produksi biosurfaktan dalam skala besar semakin meningkat. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi biosurfaktan adalah dengan melakukan optimasi sumber nitrogen pada medium produksi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber nitrogen terbaik yang dapat digunakan untuk produksi biosurfaktan secara optimal. Penelitian ini menggunakan lima jenis sumber nitrogen antara lain urea, NH4Cl, NaNO3, (NH4)2SO4, dan KNO3 sedangkan jenis bakteri halofil yang digunakan adalah Halomonas elongata BK-AG18. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa urea merupakan sumber nitrogen terbaik yang digunakan untuk medium produksi biosurfaktan. Hal ini ditunjukkan dari hasil yang diperoleh dari diameter penyebaran minyak sebesar 3 cm.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Darmawati Dalle ◽  
◽  
Hasnah Natsir ◽  
Seniwati Dali
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kitosan 2,5% pada nugget ikan melalui analisis Total Volatile Base (TVB) dan uji organoleptik. Analisis TVB terdiri dari tahap ekstraksi, destilasi dan titrasi. Sedangkan uji organoleptik menggunakan beberapa parameter yaitu uji kenampakan, aroma, tekstur, dan cita rasa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan kitosan 2,5% dapat memberi daya tahan pada nugget ikan hingga jam ke-24 dengan nilai TVB 21,79 mg-N/100g pada penyimpana suhu 27 °C. Sedangkan penyimpanan pada suhu 5 °C dapat memberi daya tahan hingga jam ke-72 dengan nilai TVB 13,43 mg-N/100g. Hasil uji organoleptik menunjukkan nugget ikan masih sangat disukai. Oleh karena itu, nugget ikan yang melalui proses pengawetan dengan penambahan kitosan 2,5% masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 40-46
Author(s):  
Endang Ciptawati ◽  
◽  
Ihsan Budi Rachman ◽  
Hanumi Oktiyani Rusdi ◽  
Mieke Alvionita
Keyword(s):  

Telah dilakukan penelitian pengaruh proses pemasakan terhadap kadar kandungan gizi ikan lele. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah proses pemasakan yaitu pengukusan dan penggorengan mempengaruhi kandungan zat gizi ikan lele. Metode yang digunakan adalah: analisis kadar air menggunakan Thermogravimetri, kadar abu menggunakan metode Dry Ashing, kadar protein dengan metode Lowry-Folin. Jika dibandingkan dengan ikan lele segar, pada ikan lele yang digoreng, terjadi penurunan kadar air sebesar 32,64%, kadar abu meningkat 1,40% dan kadar protein menurun sebesar 112,97 mg/L. Sementara pada proses pengukusan, perubahan yang cukup besar terdapat pada kadar protein yaitu menurun sebesar 99,58 mg/L dibandingkan ikan lele segar. Penurunan kadar protein pada ikan yang diolah disebabkan karena terjadinya denaturasi protein pada ikan lele oleh pemanasan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document