JURNAL GEOCELEBES
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

76
(FIVE YEARS 53)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By "Hasanuddin University, Faculty Of Law"

2579-5546, 2579-5821

Author(s):  
Sri Ningsih ◽  
Bergita Gela M Saka

Perairan Teluk Parepare merupakan teluk semi-tertutup, beberapa titik tertentu terdapat submarine canyon (kontur yang menjorok ke dalam) yang secara viskositas dinilai dapat mempengaruhi pola sirkulasi arus laut yakni vektor dan magnitude-nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus dan kecepatan arus pasang surut yang disebabkan oleh karakteristik kedalaman di perairan Parepare. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sementara analisis hidrodinamika menggunakan software SMS (Surface Water Modelling System) dengan sub-program RMA-2 yang diturunkan dari persamaan beda hingga 2D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan di Teluk Parepare pada waktu-waktu tertentu terjadi rotasi arus dan pertemuan arus yang disebabkan oleh variasi kedalaman dan adanya perubahan kecepatan. Perubahan dari kecepatan yang tinggi 0,068 – 0,21 m/s ke kecepatan yang cukup rendah 0,0029 – 0,0051 m/s. Pada daerah submarine canyon (kontur yang menjorok ke dalam), pola arus membentuk pusaran (turbulensi) dengan kecepatan rata-rata berkisar 0,031 m/s. Sehingga dapat dikatakan bahwa tipe kontur kedalaman dapat mempengaruhi pola arus di perairan Teluk Parepare. Karakteristik kondisi arus pada saat musim barat (hujan) kecepatan arus lebih besar dan lebih fluktuatif (tidak stabil) dibandingkan dengan kecepatan arus rata- rata pada musim timur (kemarau).


2021 ◽  
pp. 173-181
Author(s):  
Ambrosius Hernawan Wibisono ◽  
Restu Wildanu Ahadi ◽  
Sultan Al Ghifari ◽  
Ilham Dani ◽  
Syamsurijal Rasimeng

Penentuan titik episenter (titik gempa terekam di permukaan bumi) dan hiposenter (titik gempa terekam di bawah permukaan bumi) dapat dilakukan dengan perhitungan numerik. Penelitian ini menentukan titik episenter dan titik hiposenter gempa yang terjadi di Antelope Valley, California, Amerika Serikat tahun 2021 dengan kekuatan sebesar magnitudo 6.0 pada geografis lintang 38.507o LU dan bujur 119.499o BB. Gempa terekam di tiga stasiun terdekat, yaitu stasiun NV31, PASC, dan CMB. Perkiraan titik gempa berada di tengah-tengah ketiga stasiun tersebut, sehingga data perekaman gempa pada ketiga stasiun tersebut sangat penting karena dianggap paling akurat. Penelitian ini menggunakan metode Grid Search dengan plotting 2D dan 3D. Pengolahan data menggunakan Google Colaboratory, dan SeisGram2K v7. Data perhitungan merujuk informasi resmi dari situs USGS (United States Geological Survey). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil plotting 2D bahwa titik episenter pada lintang 39.255⁰ LU dan bujur 119.833⁰ BB. Hasil plotting 3D menunjukkan titik hiposenter pada lintang 38.627⁰ LU, bujur 119.788⁰ BB, dengan kedalaman 18 Km.


2021 ◽  
pp. 169-172
Author(s):  
La Ode Muh Yazid Amsah ◽  
Andi Ilham Samanlangi ◽  
Moh Khaidir Noor

Perhitungan cadangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam tahap evaluasi penambangan, karena keputusan teknis yang berhubungan dengan kegiatan penambangan sangat tergantung pada jumlah cadangan dan sebaran bijih. Tujuannya untuk mengetahui jumlah cadangan terukur nikel laterit menggunakan metode daerah pengaruh dengan cut-off grade (COG) 1,5%. Jumlah cadangan terukur nikel laterit dengan metode daerah pengaruh sebesar 9.996,875 ton.


2021 ◽  
pp. 159-168
Author(s):  
Erfan Syamsuddin ◽  
Aulia Puji Astuti ◽  
Sofian Sofian ◽  
Dede Muhaimin Aziz ◽  
Muhammad Habibullah ◽  
...  
Keyword(s):  

Suatu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang sama dapat memberikan respon yang berbeda terhadap efek getaran tanah, bergantung pada karakteristik batuan penyusun formasi di wilayah itu. Fenomena ini disebut site effect. Spektra ambient noise yang diperoleh dari pengukuran mikrotremor dapat digunakan untuk menentukan respon suatu site khususnya frekuensi dominan lapisan sedimen. Respon frekuensi ini berhubungan dengan ketebalan lapisan sedimen. Berdasarkan formasi geologinya, Kota Palu tersusun atas endapan aluvium berumur holosen yang menjadi sedimen penyusun paling muda di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh estimasi ketebalan lapisan sedimen di tiga titik pengukuran mikrotremor dari nilai spektrum horizontal to vertical () yang merempresentasi frekuensi dominan (f0) serta kecepatan gelombang geser (Vs) lapisan sedimen. Hasil yang diperoleh memperlihatkan nilai frekuensi dominan tanah f0 <2.5 Hz, hasil inversi kurva HVSR memperlihatkan variasi ketebalan sedimen (Vs < 750 m/s) antara 152 – 186 m yang mengindikasikan lapisan sedimen penyusunnya masuk dalam kategori tebal, sedangkan variasi nilai Vs30 berada antara rentang 291 – 381 m/s. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk tujuan geoteknik, seperti desain bangunan tahan gempabumi berdasarkan respon frekuensi dominan tanah serta kecepatan gelombang gesernya.


2021 ◽  
pp. 144-158
Author(s):  
Erna Yustika Hutasoit ◽  
Ira Kusuma Dewi ◽  
Faizar Farid

Sumatra Barat memiliki tingkat kegempaan cukup tinggi karena berada pada zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Sumatra. Tingginya tingkat kegempaan ini mempengaruhi nilai percepatan tanah di Sumatra Barat yang merupakan parameter penting dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Metode Gutenberg-Richter merupakan salah satu metode empiris untuk menghitung nilai percepatan tanah maksimum (PGA) dan intensitas gempa bumi berdasarkan magnitudo gempa. Data penelitian ialah data katalog gempa bumi dari BMKG dan USGS dengan periode 01 Januari 2005 hingga 15 September 2020 dengan magnitudo gempa Mb ≥3 dan kedalaman ≤70 km. Berdasarkan data BMKG diperoleh gempa bumi sebanyak 1136 kejadian dan menunjukkan nilai PGA di Sumatra Barat sekitar 0,16 – 1,44 m/s2 dengan intensitas V–VIII MMI serta episenter menyebar di zona akresi, zona Sesar Sumatra dan zona Sesar Mentawai. Sedangkan dari USGS diperoleh gempa bumi sebanyak 1140 kejadian dan menunjukkan nilai 0,28 – 1,35 m/s2 dengan intensitas VI–VIII MMI serta episenter yang menyebar di zona Sesar Mentawai. Berdasarkan analisis data baik dari BMKG maupun USGS diperoleh bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah wilayah yang memiliki tingkat risiko gempa bumi paling tinggi dan berpotensi tsunami dengan nilai percepatan tanah maksimum sekitar 1,29 – 1,44 m/s2 dengan intensitas VIII MMI.


2021 ◽  
pp. 131-143
Author(s):  
Fandi Frananda ◽  
Itang Ahmad Mahbub ◽  
Anggi Deliana Siregar

Longsor terjadi diakibatkan kestabilan lereng yang terganggu maka gerakan tanah (longsoran) akan terjadi dan dapat menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat di sekitarnya. Kota Sungai Penuh cecara fisiografis berada di tepi bagian muka Lempeng Benua Asia yang berbenturan dengan Lempeng Samudera Hindia mengakibatkan sering dilanda bencana geologi. Kecamatan Pesisir Bukit merupakan daerah rawan akan potensi gerakan tanah longsor berdasarkan peta perkiraan gerakan tanah longsor untuk periode bulan Januari hingga Februari 2018. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan zonasi longsor daerah penelitian berdasarkan kestabilan lereng dari data lapangan dan laboratorium. Metode penelitian menggunakan metode survei dan observasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan daerah penelitian dibagi menjadi zona rendah (stabil), menengah dan tinggi (labil) berdasarkan ketentuan PVMBG. Zona berpotensi rendah dapat ditemukan adanya tanah longsor, namun ditemukannya tanah longsor ini jarang, namun dapat terjadi jika adanya faktor yang memicu longsor. Zona berpotensi menengah menandakan bahwa pada daerah tersebut ditemukannya kejadian longsor cukup banyak, merupakan daerah berbukit, tutupan lahan dengan curah hujan cukup tinggi. Sedangkan zona berpotensi tinggi menandakan daerah sangat berpotensi longsor, umumnya ditemukan pada daerah lereng terjal dengan intensitas curah hujan tinggi dan bencana tanah longsor pada daerah ini akan sering terjadi.


2021 ◽  
pp. 116-130
Author(s):  
Santriwati Santriwati ◽  
Halmar Halide ◽  
Hasanuddin Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemodelan prediksi titik panas (hotspot) di wilayah Asia Tenggara bagian Selatan dengan sejumlah prediktor signifikan menggunakan Model Multiple Regression (MR) dan untuk melakukan verifikasi prediksi model tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data observasi titik panas (hotspot) di Wilayah Indonesia yakni di Pulau Kalimantan dan Sumatera dan di Wilayah Semenanjung Malaysia serta Sabah-Sarawak. Kemudian data indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO), Madden-Julian Oscillation (MJO), Indian Ocean Dipole (IOD) dan Monsun selama 6 tahun mulai dari tahun 2013 hingga 2018 sebagai data prediktor. Metode yang digunakan yaitu Model Multiple Regression dengan Metode Regresi Stepwise dan verifikasi skill model prediksi yang digunakan yaitu Korelasi Pearson dan RMSE. Berdasarkan hasil pemodelan dan verifikasi prediksi terbaiknya, diperoleh nilai Korelasi Pearson sebesar 0,698 dan nilai RMSE-nya sebanyak 908 hotspot. Untuk model prediksi di wilayah Sumatera oleh 7 prediktor signifikan yang terkait dengan kejadian hotspot yaitu, IOD 0 (IOD pada bulan munculnya hotspot), MJO 0, MJO 9, MJO 10, Mons 1, MJO 8, dan MJO 5. Untuk wilayah Kalimantan nilai Korelasi Pearson sebesar 0,795 dan nilai RMSE-nya sebanyak 1150 hotspot oleh 4 prediktor signifikan, MJO 9 (MJO pada 9 bulan sebelum munculnya hotspot), Mons 1, Mons 0, dan ENSO 3. Untuk wilayah Semenanjung Malaysia diperoleh nilai Korelasi Pearson sebesar 0,145 dan nilai RMSE-nya sebanyak 135 hotspot oleh 2 prediktor signifikan, Mons 2 (Mons pada 2 bulan sebelum munculnya hotspot) dan MJO 0. Kemudian untuk wilayah Sabah dan Sarawak diperoleh nilai Korelasi Pearson sebesar 0,242 dan nilai RMSE-nya sebanyak 113 hotspot oleh 2 prediktor signifikan, IOD 2 (IOD pada 2 bulan sebelum munculnya hotspot) dan MJO 0. Untuk wilayah Sumatera prediktor yang paling berpengaruh yaitu IOD 0, yakni fenomena IOD khususnya fenomena IOD (+) penyebab terjadinya musim kering ini beberapa kali terjadi di wilayah Pulau Sumatera karena letaknya berdekatan langsung dengan Samudera Hindia sehingga iklimnya juga dipengaruhi oleh lautan di dekatnya. Untuk fenomena MJO dan Monsun yang paling berpengaruh di Wilayah Kalimantan (MJO 9), Semenanjung Malaysia (Mons 2) serta Sabah - Sarawak (MJO 0). Kedua fenomena tersebut secara periodik selalu melintas di ketiga wilayah tadi khususnya berkontribusi pada bulan-bulan terjadinya musim kering, sehingga diindikasikan dapat mempengaruhi munculnya hotspot.


2021 ◽  
pp. 102-115
Author(s):  
Purwaditya Nugraha ◽  
Nono Agus Santoso

The separation of regional anomalies and residual anomalies in gravity data is an important part in interpreting gravity data. This process aims to obtain gravity anomalies that have been associated with exploration targets. The Trend Surface Analysis method is a mathematical approach to the earth field that can be used to separate maps into regional components and local components. The application of this method into gravity data can be used to separate regional anomalies and residual anomalies. The process of processing the trend surface analysis method can be done using Microsoft Excel. This method is tested first on synthetic gravity data, the purpose of this test is to determine the performance of the trend surface analysis method in performing anomaly separation. Based on the test results of the trend surface analysis method on synthetic gravity data, it was found that this method was quite good at separating regional anomalies and residual anomalies. This is evidenced by the anomalous pattern that is already the same between the regional gravity anomaly resulting from the separation of the anomaly using the trend surface analysis method and the regional anomaly resulting from synthetic data. The same anomaly pattern can also be seen in the residual anomaly resulting from the separation of the anomaly using the trend surface analysis method with the residual anomaly resulting from synthetic data. The application of the trend surface analysis method to field data has been carried out by producing regional anomalies and residual anomalies. This method is very good at separating regional anomalies and residual anomalies, especially in regional anomalies located at deep depths.Pemisahan anomali regional dan anomali residual pada data gayaberat merupakan bagian penting dalam melakukan interpretasi data gayaberat. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan anomali gayaberat yang sudah berasosiasi dengan target eksplorasi. Metode Trend Surface Analysis merupakan teknik pendekatan matematika pada bidang kebumian yang dapat digunakan untuk memisahkan peta kedalam komponen regional dan komponen lokal. Penerapan metode ini ke dalam data gayaberat dapat digunakan untuk memisahkan anomali regional dan anomali residual. Proses pengolahan metode trend surface analysis dapat dilakukan dengan menggunakan microsoft excel. Metode ini diuji terlebih dahulu pada data gayaberat sintetis, tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui performa metode trend surface analysis dalam melakukan pemisahan anomali. Berdasarkan hasil pengujian metode trend surface analysis pada data gayaberat sintetis didapatkan bahwa metode ini cukup baik dalam memisahkan anomali regional dan anomali residual. Hal ini dibuktikan pada pola anomali yang sudah sama antara anomali gayaberat regional hasil pemisahan anomali metode trend surface analysis dengan anomali regional hasil data sintetis. Pola anomali yang sama juga dapat dilihat pada anomali residual hasil pemisahan anomali metode trend surface analysis dengan anomali residual hasil data sintetis. Penerapan metode trend surface analysis pada data lapangan telah dilakukan dengan menghasilkan anomali regional dan anomali residual. Metode ini sangat baik dalam memisahkan anomali regional dan anomali residual terutama pada anomali regional yang berada pada kedalaman dalam


2021 ◽  
pp. 91-101
Author(s):  
Izaina Nurfitriana ◽  
Adhi Wibowo ◽  
Rudianto Rudianto
Keyword(s):  

Pesawaran, Lampung telah diguncang rentetan gempa bumi magnitudo rendah pada bulan Januari 2021. Gempa bumi tersebut tidak disertai dengan gempa utama dengan magnitudo besar sehingga dapat disebut dengan gempa swarm. Relokasi hiposenter telah dilakukan dengan mengunakan data dari jaringan stasiun BMKG untuk mengetahui sumber dari gempa swarm tersebut. Metode double-difference digunakan dan didapatkan hasil relokasi 19 dari 22 gempa swarm yang terjadi. Distribusi kedalaman hiposenter berkisar pada kedalaman 1,5-4,5 km sehingga dapat disebut dengan gempa kerak dangkal. Berdasarkan sayatan melintang terhadap kedalaman teramati bahwa sebaran gempa memiliki kemiringan ke arah Timur Laut. Lokasi gempa yang presisi juga menunjukan bahwa adanya deliniasi dan tepat berada di atas terduga Sesar Menanga. Berdasarkan analisis hasil relokasi hiposenter dapat disimpulkan bahwa gempa swarm Pesawaran disebabkan oleh aktivitas Sesar Menanga.


2021 ◽  
pp. 63-71
Author(s):  
Muhammad Dahlan Balfas ◽  
Retno Anjarwati ◽  
Koeshadi Sasmito

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tonase batubara berdasarkan tingkat kepercayaan geologi ke dalam kategori sumberdaya tereka, tertunjuk, dan terukur menggunakan metode Circular 891 USGS. Penelitian ini juga dilakukan melalui pemetaan geologi detail daerah penelitian yaitu di Desa Tanah Merah, Kota Samarinda, kemudian dilakukan korelasi antar singkapan batubara guna mengetahui sebaran batubara tersebut. Setelah mengetahui sebaran batubara dapat dilakukan perhitungan sumberdaya tereka, tertunjuk dan terukur. Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data singkapan batubara yang ditemukan di daerah penelitian. Data hasil pengamatan lapangan yang telah didapatkan kemudian diolah menggunakan rumus perhitungan volume dan tonase batubara, untuk sumberdaya tereka diperoleh hasil 945.468,74 m3, tertunjuk diperoleh hasil 700.020,23 m3, sedangkan untuk sumberdaya terukur diperoleh hasil 349.335,77 m3, kemudian dikalikan dengan densitas batubara yaitu 1,3 ton/m3. Estimasi sumberdaya tereka dengan radius 750 m diperoleh tonase sebesar 1.229.109,36 ton, sumberdaya tertunjuk dengan radius 500 m diperoleh tonase sebesar 910.026,30 ton. Sedangkan sumberdaya terukur dengan radius 250 m diperoleh tonase sebesar 454.136,50 ton.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document