Talenta Conference Series Local Wisdom Social and Arts (LWSA)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

151
(FIVE YEARS 92)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sumatera Utara

2654-7066, 2654-7058

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 29-35
Author(s):  
Anugrah P. Telaumbanua ◽  
Heri Kusmanto

Pemilihan umum (Pemilu) merupakan perwujudan dari sistem demokrasi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan penyelenggara pemilu di Indonesia. Penyelenggaraan pemilu yang dilaksanakan secara teratur dan berkala diharapkan dapat untuk diikuti oleh segenap warga negara. Partisipasi pemilih dalam pemilihan umum tidak terlepas dari peran KPU untuk melaksanakan fungsinya memberikan sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada masyarakat yang mempunyai hak pilih. Dalam memberikan pendidikan pemilih, KPU mempunyai program Rumah Pintar Pemilu (RPP) yang mulai dirintis sejak tahun 2015. Program ini direncanakan akan ada di setiap KPU Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia. RPP KPU Kota Medan memulai sosialisasi kepemiluan sejak tahun 2015. RPP Kota Medan menjangkau untuk semua segmentasi pemilih, tidak terkecuali untuk mahasiswa sebagai salah satu segmentasi dari pemilih pemulayang memiliki nilai kritis yang tinggi. RPP KPU Kota Medan dalam melakukan pendidikan pemilih bagi mahasiswa melakukan sosialisasi secara aktif dan pasif. Secara Aktif RPP mengunjungi perguruan tinggi dimulai dengan audiensi dan kunjungan lanjutan ke perguruan tinggi serta mengundang juga pihak perguruan tinggi untuk mengunjungi RPP, melakukan pendidikan pemilih melalui kursus kepemiluan yang dapat dilakukan secara bersama pihak akademisi dan terakhir melakukan pertemuan tatap muka kepada mahasiswa didalam kelas perkuliahan yang memberikan pendidikan pemilih secara teknis dan memiliki muatan kepemiluan secara lokal, sementara untuk sosialisasi secara pasif dimana RPP KPU Kota Medan menunggu kunjungan dari mahasiswa datang ke RPP.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 22-28
Author(s):  
Mas Indra Putra Alamsyah ◽  
Arif Nasution
Keyword(s):  

Indeks suksesnya Pemilihan umum adalah meningkatnya kepedulian masyarakat dalam memilih, semakin besar jumlah masyarakat yang menggunakan hak pilihnya maka dapat diindikasikan pelaksanaan Pemilu telah sukses secara prosedural dan pemerintahan yang terpilih nantinya diyakini akan mendapatkan legitimasi yang kuat dari rakyat. Melalui program Relawan Demokrasi (Relasi) yang lahir pada Tahun 2014, sikap dan pandangan negatif masyarakat terhadap politik khususnya Pemilu diharapkan akan bergeser ke arah yang positif karena Pemilu sebagai manifesto demokrasi sejatinya adalah suatu pergerakan sikap politik rakyat terhadap situasi negara dan hasilnya juga untuk rakyat. Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini,dengan menggunakan tiga indikator yakni peran, sosialisasi politik dan partisipasi politik. Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap subjek penelitian dan kajian literasi serta pengarsipan. Dalam pemilihan subjek penelitian menggunakan metode purposive sampling. Hasil pencarian tulisan  menemukan jika Relasi mempunyai kedudukan yang cukup signifikan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan demokrasi dan kepemiluan kepada basis pemilih disabilitas melalui kegiatan sosialisasi dan selalu berpegang pada kode etik. Peran Relasi dinilai sudah cukup baik dibuktikan dengan proses sosialisasi dapat tercapai dan relatif lancar. Disamping itu semakin meningkatnya kepercayaan pemilih disabilitas terhadap proses demokrasi dengan menyatakan akan siap hadir pada hari pemilihan.


Author(s):  
Dana Permana ◽  
Fernanda Putra Adela

Permasalahan keakuratan dan ketepatan waktu dalam penghitungan suara menjadi hal yang penting dalam setiap diskursus Kepemiluan. Pengalaman keterlambatan penghitungan suara di beberapa daerah termasuk di Sumatera Utara pada Pemilu 2019 menjadi pelajaran penting. Tulisan ini menganalisis keterlambatan proses rekapitulasi di 2 daerah di Sumatera Utara yakni Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif hasil temuan dari penelitian ini yakni Keterlambatan rekapitulasi di 2 daerah tersebut memiliki kesamaan dan juga perbedaan. Kesamaannya adalah bahwa Proses keterlambatan di beberapa Kecamatan di masinbg-masing daerah dikarenakan permasalahan teknis penghitungan suara ditingkat KPPS. Hal ini disebabkan kurang ketelitian pada saat pengisian formulir rekapitulasi penghitungan suara. Perbedaannya di Kabupaten Nias Selatan disebabkan permasalahan integritas penyelenggara sedang di Kabupaten Deli Serdang disebabkan oleh Kapasitas penyelenggara.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 18-21
Author(s):  
Muryanto Amin

Pemilihan umum di Indonesia seyogyanya diharapkan menjadi pemilihan umum yang menjadi bagian daripada pesta demokrasi, walaupun secara umum pemilu terselenggara dengan baik, tetapi dari beberapa aspek tetap memiliki catatan tersendiri, catatan catatan evaluasi tersebut kemudian menjadi kritikan terhadap sistem penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Tulisan ini secara garis besarnya menyoroti sistem pemilihan umum di Indonesia yang harusnya dapat diselenggarakan dengan lebih sempurna, ketika pemilu dilaksanakan secara serentak ternyata hasil yang didapatkan diluar ekspekatasi dari para penyelenggara pemilu itu sendiri. evaluasi terhadap kegiatan pemilu menjadi catatan penting agar pemilu selanjutnya dapat berjalan dengan lebih efektif dan efesien. Metode yang digunakan pada tulisan ini adalah studi pustaka yang menitik beratkan pada pembacaan terhadap fenomena politik yang direferensikan melalui jurnal, artikel ataupun buku. Tulisan ini diharapkan mampu menambah khasanah keilmuan khususnya dalam konteks penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia agar pemilihan umum selanjutnya dapat terselenggara dengan baik.


Author(s):  
Sri Kurnia Sari ◽  
A Arifin

Pada 15 Juli 2016 terjadi Kudeta Militer terhadap pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan. Walaupun kudeta gagal, bukan suatu keuntungan bagi Turki, yang mana pemerintah berupaya meningkatkan kestabilan politik, ekonomi dan sosial di Turki. Ketika peristiwa kudeta berhasil, kurang lebih pilihannya adalah pemerintahan baru atau sebagian baru, atau menggantikan struktur kekuasaan sebelumnya. Yang menjadi pertanyaan adalah faktor apa melatarbelakangi peristiwa kudeta. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tulisan ini menggunakan Teori sebab-sebab kudeta yang dirumuskan Moore (1999) yakni Sebab Kudeta Akut dan Kronik dengan sejumlah aspek dan variabel yang terkait dengan kondisi sosial dan politik Turki sebelum kudeta terjadi. Mulai dari krisis sosial, politik, konflik  hingga menelaah karakteristik Angkatan Bersenjata Turki (Turk Silahli Kuvvetler/TSK) serta sejarah kudeta di Turki sebelumnya dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil analisis ini menyimpulkan bahwa faktor yang menjadi latarbelakang kudeta militer Turki 2016 : pertama, Faktor Krisis Sosial-Politik Domestik yang meliputi gelombang demonstrasi The Gezi Park Protester Maret-Agustus 2013, konflik antara pemerintah Turki dengan suku Kurdi yang memuncak pada tahun 2015 hingga Juli 2016, dan konflik antara dua kelompok besar antara AKP-Erdogan (Presiden Turki sekarang) dan Gulenist yang dipimpin oleh Fetullah Gulen. Kedua, faktor historis yaitu pengaruh dari peristiwa kudeta yang telah dialami sebelumnya.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 36-43
Author(s):  
Rika Mariska ◽  
Heri Kusmanto

Tata kelola logistik pemilu 2019 mulai dari perencanaan dan pelaksanaan menimbulkan problematika di masyarakat. Dalam perencanaan pada masa prapemilihan terdapat perbedaan aturan mengenai kotak suara yang digunakan didalam negeri dan diluar negeri. Sedangkan dalam pelaksanaannya terdapat keterlambatan distribusi logistik, kekurangan dan tertukarnya surat suara, dan masalah logistik lainnya. Akibatnya dilaksanakan pemilihan ulang dan pemilu susulan yang terjadi dibeberapa daerah merupakan maladministrasi pemilu yang mengindikasikan adanya malpraktik pemilu. Tulisan ini menyajikan data-data yang diperoleh oleh Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) sebelum pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu Tahun 2019. Pada bagian pembahasan dipaparkan tentang peraturan KPU terkait logistik Pemilu Tahun 2019 dan Gambaran Umum Tata Kelola Logistik. Teori malpraktik pemilu dari beberapa ahli digunakan sebagai bahan pembanding dalam melakukan analisa data.


Author(s):  
Safrin

Pendekatan pendekatan pada penelitian Ilmu Komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Paling tidak ada 3 (tiga) pendekatan yang dominan yaitu positivitik, interpretatif dan kritikal. Namun mengacu pada sejarah, pendekatan positivistik ialah pendekatan yang awal digunakan pada penelitian-penelitian komunikasi. Pendekatan positivistik yang pertama sekali adalah pendekatan eksperimen. Pendekatan eksperimen yang dikenalkan oleh oleh Wilhme Wundt seorang psikolog, mengacu kepada pemikiran sosiolog Perancis August Compte. Tokoh tokoh yang pertama sekali menggunakan pendekatan eksperimen ini bisa disebutkan ialah Hovland & Weiss pada tahun 1951. Penelitian yang bertema Pengaruh Kredibilitas Komunikator dalam Penerimaan Pesan, dilakukan kepada dua kelompok responden yang berasal dari kelompok yang mendapatkan sumber informasi berkredibilitas tinggi sedang responden satu lagi mendapatkan informasi dari sumber yang berkredibilitas rendah. Meskipun pendekatan eksperimen ini merupakan pionir pada penelitian komunikasi, namun keberadaan mulai ditinggalkan oleh banyak peneliti, sejak pendekatan survei muncul. Menurut Cooper, Potter dan Dupane yang melakukan meta analisis terhadap penelitian-penelitian komunikasi sejak 1965-1989, hanya 15 % penelitian-penelitian komunikasi yang menggunakan pendekatan eksperimen bila dibandingkan dengan survey yang mencapai 50 %.


Author(s):  
Emilia Ramadhani ◽  
Dewi Kurniawati ◽  
Dayana ◽  
Haris Wijaya

Kata-kata bukanlah hal yang sepele, kata-kata adalah pengejawantahan dan simbol dari sudut pandang kita, pemikiran, persepsi, serta cara kita membagikan persepsi tersebut ke orang lain. Sedikit sekali para pemimpin menyadari bahwa percakapan menentukan pertumbuhan dan produktifitas dari organisasi/perusahaan yang mereka pimpin. Kebanyakan juga orang mempercayai bahwa mereka telah mendengar dengan efektif dalam sebuah percakapan, yang merupakan salah satu unsur utama dalam komunikasi yang efektif. Penelitian ini dilakukan pada 100 orang pimpinan yang terdiri dari direktur, manager, kepala bagian/kepala seksi, dan supervisor yang tersebar pada beberapa perusahaan/instansi di kota Medan baik yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, layanan masyarakat, hukum, perhotelan, dan wirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mempercayai bahwa mereka telah mendengar dengan efektif. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Sebagian besar pimpinan mengalami hambatan secara personal dimana mereka selalu berusaha untuk menghibur lawan bicaranya saat mendengarkan. Sebagai pendengar, pikiran mereka selalu di sibukkan dengan mencari cara agar lawan bicaranya merasa nyaman, di hargai, dan disetujui.


Author(s):  
Besti Rohana Simbolon ◽  
Doli Tua Mulia Raja Panjaitan
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimanakah komunikasi pemberdayaan Disnakerkoperindag atau fasilitator Kabupaten Samosir dalam peningkatan Daya Saing Ekonomi Bangsa Berwawasan Gender pada petani Andaliman di Kabupaten Samosir. Pendekatan penelitian adalah Deskriptif Kualitatif, dengan subjek penelitian, Kabid Koperasi dan UKM di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Samosir serta ketua komunitas UMKM Samandali, dan masyarakat petani Andaliman yang berjenis kelamin perempuan. Teknik pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling untuk unsur masyarakat desa. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Disnakerkoperindag Samosir telah melakukan Komunikasi pemberdayaan kepada pelaku UMKM tetapi tidak langsung kepada anggota petani Andaliman. Komunikasi Pemberdayaan menggunakan model AIDDA berdasarkan wawancara dengan Kiki Andrea bahwa ia melewati tahapan pembinaan dari Disnakerkoperindag sehingga mampu mengembangkan usahanya. Kiki Andrea sebagai pelaku UMKM dan fasilitator swasta berhadapan langsung dengan petani wanita Andaliman Salaon Dolok kecamatan Ronggur Nihuta dan melakukan komunikasi pemberdayaan sehingga hasil panen Andaliman masyarakat binaannya sudah lebih baik dan dapat menolong mereka menjual Andaliman lebih tinggi jika ada panen di bulan Juni dan Desember. Komunikasi pemberdayaan dengan model AIDDA membuat Fasilitator mampu berkomunikasi persuasive sehingga menumbuhkan kesadaran, perhatian, keinginan, keputusan dan turut melaksanakan seperti yang disampaikan Fasilitator.


Author(s):  
Dewi Kurniawati ◽  
Mukti Sitompul ◽  
Emilia Ramadani

Penggunaan media sosial pada remaja saat ini, lebih mengarah ke dampak negatif dari media sosial itu sendiri, contohnya yaitu cyberbullying, cyberpornography dan hoax. Pengawasan orang tua terhadap anak remajanya sangatlah penting untuk menghindari terjadinya dampak negatif pada anak remaja mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan orang tua tentang media sosial dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak remaja dan sejauh mana orang tua mengenali perilaku anak remaja mereka dalam menggunakan media sosial di Kabupaten Langkat yang kecanduan menggunakan media sosial. Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dimana Ibu-ibu yang memiliki anak usia remaja. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah bagaimana remaja harus bersikap terhadap penggunaan media sosial dan bagaimana orang tua dapat mengawasi dan mengontrol penggunaan media sosial pada anak remaja mereka sehingga dapat terhindar dari dampak negatif media sosial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah masih minimnya pengetahuan orang tua mengenai gadget dan media sosial serta bagaimana cara mengawasi dan mengontrol penggunaan media sosial pada anak remajanya. Melalui penelitian kali ini diketahui bahwa masih diperlukannya sosialisasi untuk orang tua mengenai penggunaan media sosial.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document