JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Unitri Press

2548-3463

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Chandra Sundaygara ◽  
Dwi Wahyuningsih ◽  
Kurriawan Budi Pranata ◽  
Solikhan Solikhan
Keyword(s):  

Bhakti Luhur merupakan panti asuhan orang cacat tubuh, cacat bicara, dan down syndrome. Panti ini memiliki komitmen untuk meningkatkan ketrampilan berwirausaha bagi kaum disabilitas. Namun, hal itu terkendala oleh fasilitas panti asuhan yang mengandalkan donasi santunan yang bersifat sukarela. Sehingga tidak dapat dijadikan pengembangan fasilitas yang berkelanjutan. Meskipun demikian, keterbatasan fasilitas panti asuhan tidak menyurutkan semangat pengelola untuk melatih orang disabilitas menjadi wirausahawan yang mandiri. Salah satu minim fasilitas tersebut pada ketrampilan pembuatan camilan keripik tempe. Selama ini, keripik tempe di panti asuhan dibuat dengan cara tradisional. Tempe diiris tipis dengan pisau untuk menjadi keripik. Akibatnya bentuk irisan tidak homogen dan waktu produksi menjadi sangat lama. Teknologi yang ditransfer dalam kegiatan pengabdian ini yaitu pengadaan alat perajang keripik tempe menggunakan metode pengiris semi otomatis. Mesin perajang yang diterapkan bersifat portable, safety bagi penyandang disabilitas serta dapat mempersingkat waktu produksi. Melalui metode pelaksanaan kegiatan ceramah, diskusi, demplot pendampingan dan demonstrasi mesin produksi telah didapatkan hasil kegiatan pengabdian ini meliputi (1) Peningkatan fasilitas (2) Peningkatan ketrampilan berwirausaha, (3) Mempersingkat waktu produksi (4) Bertambahnya wawasan Mitra pentingnya pengelolaan proses produksi yang safety bagi penyandang disabilitas. Kesimpulan sebelum dan sesudah dari kegiatan ini yaitu, meminimalisir kecelakaan kerja. Selain itu, waktu produksi menjadi singkat, sebelumnya butuh 2 jam sekarang menjadi 30 menit.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Senditya Indah Mayasari ◽  
Nicky Danur Jayanti

Permasalahan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI (KP-ASI), belum adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI, belum maksimalnya kegiatan pemberian konseling / edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, serta belum optimalnya pembina kelompok pendukung ASI. Faktor lain adalah faktor sosial budaya seperti dukungan suami, ketidaktahuan masyarakat, gencarnya promosi susu formula, dan kurangnya fasilitas menyusui di tempat kerja. Tujuan pembentukan dan peningkatan ketrampilan Srikandi ASI sebagai motivator KP-ASI Eksklusif oleh kader posyandu sehingga mampu memberikan berbagi pengalaman tentang menyusui kepada ibu menyusui lainnya. Peningkatan kualitas pendampingan melalui pelatihan belum pernah dilakukan sehingga dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Solusi yang ditawarkan adalah pembentukan Srikandi ASI Kelompok Pendukung ASI Eksklusif (KP-ASI) oleh kader posyandu di Desa Sambigede Kec. Sumberpucung. Meningkatan peran dan fungsi kader posyandu melalui pelatihan konselor ASI. Pendampingan pada kader posyandu selama proses pelaksanaan kegiatan. Monitoring dan evaluasi oleh bidan pelaksana terhadap KP-ASI yang telah dibentuk. Rangkaian kegiatan ini dilakukan selama 1 bulan (Agustus-September 2018). Kegiatan ini mencapai hasil terbentuknya Kader KP-ASI dengan adanya komitmen bersama dan terlaksananya pendampingan Kader KP-ASI selama 4 hari.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Siane Herawati ◽  
Giovanni Irawan ◽  
Mujiono Mujiono

Artikel ini memaparkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di desa Brongkal, yang bertujuan untuk mengatasi masalah pengerajin keripik singkong dan talas. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu: a) memodifikasi perajangan yang manual menjadi perajangan listrik atau elektrik, b) membuat keripik singkong dan talas higienis dan beranekan rasa dengan menggunakan komposisi alami, c) membuat pengemasan lebih baik dan menarik dengan memberikan label, merk, komposisi bahan, ijin perdagangan, dan d) mengembangkan pemasarana dengan cara online. Metode yang digunakan adalah: a) pembuatan/pengadaan alat, dan b) pelatihan dan pendampingan. Beberapa hal telah mengalami peningkatan diantaranya, 1) Pada proses pengolahan keripik di desa Brongkal tidak menggunakan bahan tambahan bahan kimia seperti penyedap rasa, ataupun pengawet makanan. Selain itu proses pengolahan makanan yang tepat dan sesuai standard. Proses pengepakan dan pelabelan telah dilaksanakan oleh masyarakat di desa Brongkal untuk membantu peningkatan produksi dan perekonomian warga masyarakat. 2) Pada jenis variasi keripik singkong dan talas teah sesuai dengan selera masyarakat. Selain itu produk ini mampu menjadi makanan yang diharapkan menjadi daya tarik kuliner di Jawa timur. 3) Produk keripik singkong dan talas desa Brongkal dengan proses pengolahan, pengepakan dan pelabelan merupakan hasil penelitian, inovasi kreatifitas Unikama. 4) Mendukung program pemerintah dalam upaya diversivikasi pangan dengan menggunakan pemanfaatan bahan makanan local yang berkualitas.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Usman Ali ◽  
Rois Arifin

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak kambing dalam berbagai aspek produksi dan manajemen peternakan sistem intensif mengacu pada sapta usaha peternakan. Target khusus program PKM adalah peternak kambing dapat memanfaatkan limbah agroindustri lokal (ampas tahu, kulit daging kelapa, tongkol jagung ampas kecap dan bekatul) yang difermentasi untuk meningkatkan kualitas pakan sebagai pakan konsentrat serta melakukan reboisasi untuk menjaga lingkungan yang asri dengan penanaman sistem tiga strata (STS) pada lahan pertanian dan menggunakan pupuk organik dari kotoran kambing. Untuk pencapaian tujuan dan target PKM, maka tim pengabdi menggunakan berbagai metode yaitu penyuluhan, pelatihan dan demo pembuatan fermentasi dan formulasi limbah agroindustri sebagai pakan konsentrat dan model penanaman STS, pembinaan dan pendampingan usaha. Program PKM ini direspon peternak kambing yang proaktif dalam semua kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pelatihan fermentasi pakan dan pendampingan usaha. Sebelumnya peternak kambing memberikan pakan hijauan digantung, maka dengan dibuatkan palungan dan bantuan mesin copper, maka pemberian hijauan dicacah dahulu dan dimasukkan dalam palungan sehingga pakan tidak tercecer dan lebih efisien. Selain itu dibantu kambing pejantan unggul dari luar mengurangi inbreeding. Selanjutnya peternak mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan memperbaiki manajemen produksi peternakan kambing sistem intensif yang menggunakan bahan pakan lokal dari limbah agroindustri yang difermentasi dahulu agar lebih berkualitas, bergizi dan palatabel yang dapat meningkatkan produktifitas ternak kambing sehingga pendapatan dan keuntungan peternak bertambah. Luaran program PKM ini adalah metode fermentasi pakan, formulasi pakan konsentrat dari limbah agroindustri lokal, model penanaman sumber hijauan dalam STS dan artikel jurnal pengabdian masyarakat ISSN. Kesimpulan program PKM ini yaitu peternakan kambing menuju intensif dan mengacu pada sapta usaha peternakan.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Nicky Danur Jayanti ◽  
Senditya Indah Mayasari
Keyword(s):  

Masa balita adalah masa ketika otak anak berkembang dengan pesat dan cepat dalam menyerap beberapa informasi. Periode emas merupakan periode yang sangat penting dalam suatu siklus perkembangan. DDST merupakan tes yang digunakan untuk memprediksi adanya kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan balita. Masa ini merupakan landasan yang menentukan kualitas penerus generasi bangsa. Masa – masa dimana anakmemerlukan perhatian khusus yakni berada pada usia 6-24 bulan, karena pada kelompok umur ini merupakan tahapan perkembangan kritis dan kegagalan tumbuh (growth failure) mulai jelas terlihat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatan keterampilan kader Posyandu dalam mengobservasi pertumbuhan dan perkembangan balita juga mampu mengobservasi pertumbuhan dan perkembangan bayi balita secara berkala. Solusi yang ditawarkan oleh tim pelaksana adalah meningkatkan peran dan fungsi kader Posyandu melalui pelatihan tentang metode skrining pemantauan perkembangan anak dengan DDST sekaligus pemantauan langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada balita yang berada di desa Mangliawan. Pendampingan pada kader Posyandu selama proses pelaksanaan kegiatan. Monitoring dan evaluasi oleh bidan pelaksana terhadap kader dalam pemantauan tumbuh kembang balita dengan DDST. Rangkaian kegiatan ini dilakukan selama 2 bulan (Juli-September 2018). Kegiatan ini mencapai hasil yakni meningkatnya keterampilan kader Posyandu tentang tumbuh kembang balita sehingga upaya pencegahan, upaya menstimulasi serta upaya penyembuhan dan pemulihan dapat diberikan dengan indikasi atau penyebab yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh kembang. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan seperti buku panduan, lembar DDST, ATK dan APE. Kader Posyandu telah melaksanakan tugasnya yaitu melakukan Pemantauan tumbuh kembang menggunakan DDST secara berkala.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Novitri Kurniati ◽  
Jafrizal Jafrizal ◽  
Fithri Mufriantie

Sampai saat ini petani cabe di Kabawetan masih mengantungkan usahanya pada penjualan cabe segar. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petani menyebabkan mereka sama sekali belum mampu mengolah hasil panen cabe menjadi produk pangan lainnya yang memilki nilai tambah dan masa simpan yang lebih lama. Berdasarkana diskusi dan masukan dari ibu-ibu anggota kelompok wanita tani, disepakati untuk memberikan sentuhan teknologi pengolahan pada produk cabe segar yang dihasilkan petani. Disamping menghasilkan produk yang memilki nilai tambah juga sebagai upaya antisipasi kelangkaan cabe pada saat harga melonjak tinggi. Cabe merah diolah menjadi cabe kering, cabe bubuk, abon cabe, pasta dan aneka saos cabe. Solusi ini dipilih dan disepakati dengan pertimbangan pembuatannya sangat mudah dan bahan bahan bakunya sangat melimpah di Kecamatan Kabawetan. Bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya berupa; pendidikan dan penyuluhan tentang pengolahan pascapanen produk sayuran; pelatihan dalam pembuatan cabe kering, cabe bubuk, abon , pasta dan saos cabe merah. Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan dapat meningkatkan keterampilan ibu-ibu petani dalam mengolah cabe merah, mengurangi kerugian petani disaat harga anjlok dan bisa menjadi usaha sampingan bagi ibu-ibu petani cabe sehingga dapat meningkatkan penghasilan keluarganya.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Warkoyo Warkoyo ◽  
Damat Damat ◽  
Sri Winarsih

Di Malang dan sekitarnya pertumbuhan UMKM yang memproduksi minuman berasa dalam kemasan semakin banyak dikarenakan permintaan produk ini juga semakin banyak. Produk minuman dalam kemasan yang beredar di Malang yang khas adalah sari apel, temulawak, sari buah jambu, sinom dan kunyit asam. SMK Muhammadiyah 2 juga mengambil peran dalam pemenuhan permintaan minuman dalam kemasan yaitu kunyit asam. SMK Muhammadiyah 2 Malang memiliki unit usaha minuman kunyit asam dalam kemasan. Proses produksi minuman kunyit asam ini masih belum menerapkan sistem GMP dan SSOP yang baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah mensosialisasikan tenatng sistem GMP dan SSOP agar mutu minuman meningkat. Metode yang digunakan untuk pendampingan ini adalah tutorial dan pendampingan penerapan GMP dan SSOP kepada staff yang berperan aktif dalam produksi minuman kunyit asam dan mampu meningkatkan mutu produk yang sesuai dengan SNI 01-4320-1996.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Sultan Arif Rahmadianto ◽  
Ruth Febriana Kesuma ◽  
Yuyun Yuniati
Keyword(s):  

Program pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan omset penjualan produk olahan oleh-oleh khas Malang yang diproduksi oleh paguyuban ibu-ibu Kelurahan Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang melalui perancangan desain product label dan trademark. Strategi untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui program IbM yang meliputi dua kegiatan, yaitu (1) sosialisasi materi pengantar desain sebagai alat pemasaran produk yang efektif dan (2) perancangan desain product label dan trademark produk olahan oleh-oleh khas Malang. Sasaran program ini adalah paguyuban ibu-ibu di kelurahan Tegalweru, Dau, Malang. Kegiatan sosialisasi materi pengantar desain sebagai alat pemasaran produk yang efektif dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan pimpinan paguyuban ibu-ibu dalam bentuk presentasi dan diskusi. Adapun kegiatan perancangan desain product label dan trademark dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan dalam bentuk program pendampingan. Keberhasilan program pengabdian masyarakat ini ditentukan berdasarkan peningkatan wawasan tentang desain sebagai alat pemasaran produk yang efektif dan peningkatan omset dari penjualan produk olahan oleh-oleh khas Malang. Hasilnya adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang pengemasan produk olahan oleh-oleh khas Malang yang lebih menarik dan adanya desain product label dan trademark sebagai identitas produk olahan oleh-oleh khas Malang yang lebih menarik. Hasil ini menggambarkan bahwa program pengabdian pada masyarakat paguyuban ibu-ibu Kelurahan Tegalweru efektif untuk meningkatkan omset penjualan produk olahan oleh-oleh khas Malang.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Eko Marhaeniyanto ◽  
Sugeng Rusmiwari ◽  
Sri Susanti

Usaha Kopi Pilozz produksi UMKM di Desa Bocek Karangploso dipimpin Ibu Ir. Chresna Cutha Radtra. Keberadaan kopi Pilozz sangat diharapkan petani karena dapat menyerap pemasaran kopi dan meningkatkan produksi kopi lokal. Program kemitraan masyarakat (PKM) bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap mitra kopi Pilozz sehingga mampu menjadi UMKM produktif. Usaha Kopi Pilozz memiliki potensi besar untuk bisa dikembangkan namun masih memiliki beberapa kendala. Sarana produksi yang masih sederhana, kemampuan produksi terbatas (2,5-3 kg/hari), serta biji kopi yang dihasilkan masih banyak pecah merupakan permasalahan mitra yang perlu dibantu penyelesaiannya. Hasil diskusi dengan mitra diputuskan beberapa program prioritas yaitu pembenahan sarana dan prasarana guna peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Pembuatan dome, peningkatan kapasitas mesin pemecah kulit ari (huller) dan daya mesin penggeraknya, pelatihan dan pendampingan manajemen, menyusun SOP dan SSOP produksi kopi Pilozz hingga memperoleh PIRT, merk dagang kopi Pilozz dan pemasaran secara online merupakan program yang diselesaikan. Melalui pendampingan dari tim PKM maka usaha Kopi Pilozz semakin berkembang, terdapat peningkatan produksi, perbaikan manajemen usaha dan perluasan jaringan pemasaran baik melalui pola kerjasama ataupun pemasaran secara online. Dengan kemasan yang lebih menarik dan mampu menambah masa simpan produk, maka peluang usaha Kopi Pilozz lebih produktif bisa terwujud.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Ervin Rufaindah ◽  
Septiana Juwita
Keyword(s):  

Meningkatnya angka persalinan tidak sebanding dengan peningkatan jumlah akseptor KB setelah melahirkan. Kontrasepsi setelah melahirkan mempunyai tujuan yaitu menjaga jarak kehamilan, mengatur kelahiran dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Keluarga Berencana Pasca Persalinan (post partum) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasien setelah melahirkan sampai 42 hari setelah melahirkan. Penggunaan kontrasepsi postpartum dipengaruhi oleh salah satunya adalah konseling KB saat hamil. Akseptor KB terbanyak adalah kontrasepsi hormonal. Media konseling yang digunakan di BPM “S” adalah lembar balik, leaflet dan buku KIA, terkadang juga tidak menggunakan media. Rendahnya akseptor IUD dikarenakan ibu-ibu takut dengan proses pemasangan IUD, KB suntik dianggap lebih praktis, IUD dianggap lebih mahal dan dikarenakan faktor sosiocultural. Sehingga perlu diadakan sosialisasi media konseling yang praktis dan materi dapat tersampaikan dengan baik. Media konseling dapat digunakan saat home care sejak kehamilan trimester III, persalinan, nifas dan KB. Sehingga bisa meningkatkan pengetahuan ibu dan meningkatkan keikutsertaan KB IUD. Tujuan yang dikaji adalah bidan menerapkan flash card sebagai media konseling, meningkatkan pengetahuan dan keikutsertaan KB IUD. Populasi dalam pengabdian masyarakat ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya dan melahirkan di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Soemidjah dengan mengggunakan teknik accidental sampling. Setelah dilakukan analisis menggunakan uji wilcoxon didapatkan p= 0,000 kurang dari alfa 0,05 yang mempunyai arti ada pengaruh pemberian konseling terhadap perubahan pengetahuan. 68 ibu hamil trimester III yang diberikan konseling menggunakan flash card terdapat 21 ibu yang menjadi akseptor IUD pasca persalinan. Diharapkan setelah kegiatan ini, Bidan tetap memberikan konseling IUD menggunakan flash card sehingga makin banyak akseptor IUD.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document