Jurnal Pustakawan Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

28
(FIVE YEARS 28)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Pertanian Bogor

2686-1879, 1410-5551

2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 22-34
Author(s):  
Janti G. Sujana

Tuntutan adanya perubahan terhadap perpustakaan perguruan tinggi di era industri 4.0 semakin nyata. Tulisan ini didasarkan pada berbagai studi literatur terkait tuntutan pengguna perpustakaan perguruan tinggi masa kini akan layanan yang bersifat non-konvensional, walaupun masih ada tuntutan pada layanan yang konvensional. Dibahas juga hasil pengamatan pada web perpustakaan dari perguruan tinggi terkemuka yang memperlihatkan betapa perpustakaan-perpustakaan tersebut telah melakukan transformasi layanannya dengan tidak hanya menyediakan informasi dan mendiseminasikan informasi kepada penggunanya, tetapi berperan aktif dalam proses penelitian sivitas akademika dari persiapan penelitian sampai dengan mempublikasikan hasil penelitian. Kompetensi pustakawan menghadapi era industri 4.0 juga dibahas pada tulisan ini. 


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 22-34
Author(s):  
Janti G. Sujana

Tuntutan adanya perubahan terhadap perpustakaan perguruan tinggi di era industri 4.0 semakin nyata. Tulisan ini didasarkan pada berbagai studi literatur terkait tuntutan pengguna perpustakaan perguruan tinggi masa kini akan layanan yang bersifat non-konvensional, walaupun masih ada tuntutan pada layanan yang konvensional. Dibahas juga hasil pengamatan pada web perpustakaan dari perguruan tinggi terkemuka yang memperlihatkan betapa perpustakaan-perpustakaan tersebut telah melakukan transformasi layanannya dengan tidak hanya menyediakan informasi dan mendiseminasikan informasi kepada penggunanya, tetapi berperan aktif dalam proses penelitian sivitas akademika dari persiapan penelitian sampai dengan mempublikasikan hasil penelitian. Kompetensi pustakawan menghadapi era industri 4.0 juga dibahas pada tulisan ini. 


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Eni Kustanti

Big data di era revolusi industri dapat menjadi sumber informasi penting dalam berbagai bidang termasuk pertanian. Berbagai data komoditas pertanian dari hulu sampai hilir menjadi informasi penting yang akan menjadi pengetahuan dalam meningkatkan produktivitasnya. Manajemen pengetahuan dapat menjadi pilihan dalam pengelolaan berbagai informasi komoditas pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan big data pertanian yang menjadi sumber manajemen pengetahuan pada komoditas pertanian. Komoditas pertanian yang dapat dikelola big datanya sesuai dengan unit Eselon I yang membawahinya dapat berupa tanaman pangan, tanaman hortikultura, peternakan dan perkebunan. Pengelolaan bigdata membutuhkan dukungan teknologi dan SDM pengelolanya.  Melalui manajemen pengetahuan komoditas pertanian, berbagai pengetahuan baik tacit maupun explicit dari dalam lembaga sendiri akan terdokumentasikan dengan baik dan bermanfaat bagi lembaga. Implementasi manajemen pengetahuan untuk komoditas pertanian akan melalui proses penciptaan, penyimpanan pengetahuan, berbagi pengetahuan dan aplikasi pengetahuan. Implementasi manajemen pengetahuan harus didukung oleh sumber daya manusia (people), proses (process) dan teknologi (technologi). Melalui implementasi manajemen pengetahuan komoditas pertanian akan meningkatkan peran serta perpustakaan lingkup Kementan RI dalam mendukung pembangunan pertanian. Jika selama ini perpustakaan perannya belum diperhitungkan, melalui manajemen pengetahuan akan menjadi rujukan dalam pengembangan komoditas pertanian


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Eni Kustanti

Big data di era revolusi industri dapat menjadi sumber informasi penting dalam berbagai bidang termasuk pertanian. Berbagai data komoditas pertanian dari hulu sampai hilir menjadi informasi penting yang akan menjadi pengetahuan dalam meningkatkan produktivitasnya. Manajemen pengetahuan dapat menjadi pilihan dalam pengelolaan berbagai informasi komoditas pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan big data pertanian yang menjadi sumber manajemen pengetahuan pada komoditas pertanian. Komoditas pertanian yang dapat dikelola big datanya sesuai dengan unit Eselon I yang membawahinya dapat berupa tanaman pangan, tanaman hortikultura, peternakan dan perkebunan. Pengelolaan bigdata membutuhkan dukungan teknologi dan SDM pengelolanya.  Melalui manajemen pengetahuan komoditas pertanian, berbagai pengetahuan baik tacit maupun explicit dari dalam lembaga sendiri akan terdokumentasikan dengan baik dan bermanfaat bagi lembaga. Implementasi manajemen pengetahuan untuk komoditas pertanian akan melalui proses penciptaan, penyimpanan pengetahuan, berbagi pengetahuan dan aplikasi pengetahuan. Implementasi manajemen pengetahuan harus didukung oleh sumber daya manusia (people), proses (process) dan teknologi (technologi). Melalui implementasi manajemen pengetahuan komoditas pertanian akan meningkatkan peran serta perpustakaan lingkup Kementan RI dalam mendukung pembangunan pertanian. Jika selama ini perpustakaan perannya belum diperhitungkan, melalui manajemen pengetahuan akan menjadi rujukan dalam pengembangan komoditas pertanian


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 10-21
Author(s):  
Abdul Rahman Saleh
Keyword(s):  

Pendahuluan. Dalam era teknologi informasi yang kemudian melahirkan teknologi disruptive perpustakaan menghadapi tantangan yang sangat berat. Banyak unit-unit usaha yang akhirnya gulung tikar atau setidaknya mengurangi karyawannya akibat teknologi disruptive ini. Sebagian pekerjaan mereka sudah digantikan oleh mesin atau robot. Perpustakaan harus “menciptakan” layanan-layanan baru agar tidak termakan oleh teknologi ini. Sebagian kerja perpustakaan sudah diambil alih oleh mesin, seperti transaksi peminjaman bahan perpustakaan pada perpustakaan konvensional dan bahkan perpustakaan digital saat ini sudah mulai beroperasi. Dengan perpustakaan digital maka pemustaka memang tidak perlu lagi mendatangi secara fisik perpustakaan sebab semua layanannya sudah dapat dilakukan melalui gawai. Kajian ini merupakan kajian literatur yang membahas tingkatan layanan atau mediasi menurut Kuhlthau untuk pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka Metode dan Pengumpulan Data. Literatur dikumpulkan dari akses ke internet dan koleksi cetak perpustakaan. Analisis Data. Dari literatur yang dikumpulkan dibuatkan catatan poin penting yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan. Kuhlthau memperkenalkan layanan informasi yang disebutnya sebagai intervensi kepada pemustaka. Menurut Kuhlthau ada dua layanan perpustakaan dasar di mana pustakawan profesional terlibat dalam intervensi tersebut yaitu referensi dan instruksi bibliografi. Layanan referensi adalah mediasi kepada pemustaka untuk membantu lokasi dan penggunaan sumber dan informasi. Mediasi seperti ini bisa mediasi sederhana, tetapi juga bisa mediasi yang panjang yang melibatkan proses pencarian informasi yang rumit dan sangat panjang. Konsep zona intervensi ditentukan oleh sifat masalah pemustaka dan tahapan proses pemustaka mengarah pada identifikasi tingkat mediasi dan pendidikan. Menurut Kuhlthau ada lima level mediasi yaitu: organizer (pengatur), locator (pencari lokasi), identifier (pengidentifikasi), advisor (penasihat), dan counselor (konselor). Jika pemustaka bisa bekerja sendiri dalam mencari informasi maka pustakawan tidak perlu melakukan intervensi untuk memediasi pemustaka tersebut. Namun jika pemustaka tidak mampu melakukan pencarian sendiri maka kehadiran pustakawan untuk mengintervensi yaitu memediasi pemustaka sangat diperlukan Kesimpulan. Ada lima level mediasi menurut Kuhlthau yaitu: organizer (pengatur), locator (pencari lokasi), identifier (pengidentifikasi), advisor (penasihat), dan counselor (konselor).


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 51-59
Author(s):  
Rushendi ◽  
Gentawati ◽  
Sri Maryani

Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah berperan penting dalam penelitian/pengkajian ilmiah. Peneliti BB Biogen memiliki kemampuan menulis KTI untuk mengekplorasi pemikiran,  gagasan/ide agar dapat diketahui serta dimanfaatkan masyarakat luas   dan sebagai sarana komunikasi formal antara   peneliti dengan lembaga induknya. Peneliti memiliki produktivitas tinggi apabila peneliti banyak menghasilkan KTI yang diterbitkan di jurnal Semakin banyak dibaca dan dimanfaatkan sebagai referensi nasional dan internasional akan menghasilkan informasi/ teori baru. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya mengukur produktivitas penulis di jurnal-jurnal. Metode pengkajian mengunakan rancangan analisis dokumen pendekatan bibliometrik deskriptif dengan data kuantitatif publikasi yang telah diterbitkan tahun 2016-2020. Teknik pengumpulan data mengumpulkan publikasi peneliti. Pengkajian dilakukan di Bogor pada bulan Januari – Mei 2021. Berdasarkan hasil kajian didapat bahwa jumlah KTI peneliti BB Biogen kategori subjek tertinggi pada subjek tanaman pangan (269 naskah) yang diterbitkan nasional sebanyak 402 tulisan dengan tahun terbit  tahun 2016 (124 tulisan) melalui kolaborasi 4 penulis. KTI dengan  jumlah judul  terbanyak tahun 2016 (129/25,75%) yang diterbitkan di jurnal dengan peneliti produktif Puji Lestari (71 judul)  dari Kelompok Peneliti Biomolekuler. Sebaiknya peneliti BB Biogen lebih meningkatkan lagi dalam penebitan bereputasi internasional untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas KTI yang dihasilkan.


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 10-21
Author(s):  
Abdul Rahman Saleh
Keyword(s):  

Pendahuluan. Dalam era teknologi informasi yang kemudian melahirkan teknologi disruptive perpustakaan menghadapi tantangan yang sangat berat. Banyak unit-unit usaha yang akhirnya gulung tikar atau setidaknya mengurangi karyawannya akibat teknologi disruptive ini. Sebagian pekerjaan mereka sudah digantikan oleh mesin atau robot. Perpustakaan harus “menciptakan” layanan-layanan baru agar tidak termakan oleh teknologi ini. Sebagian kerja perpustakaan sudah diambil alih oleh mesin, seperti transaksi peminjaman bahan perpustakaan pada perpustakaan konvensional dan bahkan perpustakaan digital saat ini sudah mulai beroperasi. Dengan perpustakaan digital maka pemustaka memang tidak perlu lagi mendatangi secara fisik perpustakaan sebab semua layanannya sudah dapat dilakukan melalui gawai. Kajian ini merupakan kajian literatur yang membahas tingkatan layanan atau mediasi menurut Kuhlthau untuk pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka Metode dan Pengumpulan Data. Literatur dikumpulkan dari akses ke internet dan koleksi cetak perpustakaan. Analisis Data. Dari literatur yang dikumpulkan dibuatkan catatan poin penting yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan. Kuhlthau memperkenalkan layanan informasi yang disebutnya sebagai intervensi kepada pemustaka. Menurut Kuhlthau ada dua layanan perpustakaan dasar di mana pustakawan profesional terlibat dalam intervensi tersebut yaitu referensi dan instruksi bibliografi. Layanan referensi adalah mediasi kepada pemustaka untuk membantu lokasi dan penggunaan sumber dan informasi. Mediasi seperti ini bisa mediasi sederhana, tetapi juga bisa mediasi yang panjang yang melibatkan proses pencarian informasi yang rumit dan sangat panjang. Konsep zona intervensi ditentukan oleh sifat masalah pemustaka dan tahapan proses pemustaka mengarah pada identifikasi tingkat mediasi dan pendidikan. Menurut Kuhlthau ada lima level mediasi yaitu: organizer (pengatur), locator (pencari lokasi), identifier (pengidentifikasi), advisor (penasihat), dan counselor (konselor). Jika pemustaka bisa bekerja sendiri dalam mencari informasi maka pustakawan tidak perlu melakukan intervensi untuk memediasi pemustaka tersebut. Namun jika pemustaka tidak mampu melakukan pencarian sendiri maka kehadiran pustakawan untuk mengintervensi yaitu memediasi pemustaka sangat diperlukan Kesimpulan. Ada lima level mediasi menurut Kuhlthau yaitu: organizer (pengatur), locator (pencari lokasi), identifier (pengidentifikasi), advisor (penasihat), dan counselor (konselor).


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 35-50
Author(s):  
Janti G. Sujana ◽  
Didin Mulyadi
Keyword(s):  

Pendahuluan. Pengadaan koleksi perpustakaan haruslah efektif dan efisien. Selama ini  diasumsikan bahwa mahasiswa IPB University lebih senang menggunakan buku-buku bahasa Indonesia, namun  dari beberapa pengamatan pada koleksi buku cukup banyak buku-buku bahasa Indonesia yang catatan peminjamannya (slip tanggal kembali) dalam keadaan kosong. Artinya buku itu tidak pernah dipinjam oleh pengguna.  Salah satu cara untuk mengukur keterpakaian koleksi adalah menggunakan analisis sitasi. Tujuan.   Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui ketersediaan buku-buku bahasa Indonesia yang disitasi di skripsi Fakultas Pertanian IPB University 2015-2019 pada koleksi  Perpustakaan IPB University; 2) mengidentifikasi buku bahasa Indonesia yang banyak dimanfaatkan mahasiswa Fakultas Pertanian IPB University pada skripsi tahun 2015-2019; 3) mengetahui rata-rata usia keusangan buku bahasa Indonesia yang disitasi dalam skripsi Fakultas Pertanian IPB University 2015-2019; 4) mengetahui penerbit buku bahasa Indonesia yang paling banyak disitasi oleh skripsi Fakultas Pertanian 2015-2019. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan salah satu metode bibliometrika, yaitu analisis sitasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati daftar pustaka pada setiap skripsi, semua buku bahasa Indonesia yang ada di daftar pustaka akan dicatat pada lembar catatan berbasis Excel. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan buku-buku bahasa Indonesia yang disitasi di skripsi Fakultas Pertanian IPB University 2015-2019 tersedia di koleksi Perpustakaan IPB University sebanyak 18,0 % untuk Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, 22,0 % untuk Departemen Agronomi dan Hortikultura, 22,0 % untuk Departemen Proteksi Tanaman dan 16,0 % untuk Departemen Arsitektur Lanskap. Buku yang paling banyak disitasi berdasarkan departemen di Fakultas Pertanian adalah “Konservasi Tanah dan Air”, “Teknik Pemuliaan Tanaman”, “Pestisida dan Aplikasinya”, dan “Pemeliharaan Taman”. Keusangan buku-buku yang disitasi berada antara 12-15 tahun. Penerbit yang bukunya paling banyak disitasi adalah Gadjah Mada University Press, Kanisius dan Penebar Swadaya.


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 51-59
Author(s):  
Rushendi ◽  
Gentawati ◽  
Sri Maryani

Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah berperan penting dalam penelitian/pengkajian ilmiah. Peneliti BB Biogen memiliki kemampuan menulis KTI untuk mengekplorasi pemikiran,  gagasan/ide agar dapat diketahui serta dimanfaatkan masyarakat luas   dan sebagai sarana komunikasi formal antara   peneliti dengan lembaga induknya. Peneliti memiliki produktivitas tinggi apabila peneliti banyak menghasilkan KTI yang diterbitkan di jurnal Semakin banyak dibaca dan dimanfaatkan sebagai referensi nasional dan internasional akan menghasilkan informasi/ teori baru. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya mengukur produktivitas penulis di jurnal-jurnal. Metode pengkajian mengunakan rancangan analisis dokumen pendekatan bibliometrik deskriptif dengan data kuantitatif publikasi yang telah diterbitkan tahun 2016-2020. Teknik pengumpulan data mengumpulkan publikasi peneliti. Pengkajian dilakukan di Bogor pada bulan Januari – Mei 2021. Berdasarkan hasil kajian didapat bahwa jumlah KTI peneliti BB Biogen kategori subjek tertinggi pada subjek tanaman pangan (269 naskah) yang diterbitkan nasional sebanyak 402 tulisan dengan tahun terbit  tahun 2016 (124 tulisan) melalui kolaborasi 4 penulis. KTI dengan  jumlah judul  terbanyak tahun 2016 (129/25,75%) yang diterbitkan di jurnal dengan peneliti produktif Puji Lestari (71 judul)  dari Kelompok Peneliti Biomolekuler. Sebaiknya peneliti BB Biogen lebih meningkatkan lagi dalam penebitan bereputasi internasional untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas KTI yang dihasilkan.


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 35-50
Author(s):  
Janti G. Sujana ◽  
Didin Mulyadi
Keyword(s):  

Pendahuluan. Pengadaan koleksi perpustakaan haruslah efektif dan efisien. Selama ini  diasumsikan bahwa mahasiswa IPB University lebih senang menggunakan buku-buku bahasa Indonesia, namun  dari beberapa pengamatan pada koleksi buku cukup banyak buku-buku bahasa Indonesia yang catatan peminjamannya (slip tanggal kembali) dalam keadaan kosong. Artinya buku itu tidak pernah dipinjam oleh pengguna.  Salah satu cara untuk mengukur keterpakaian koleksi adalah menggunakan analisis sitasi. Tujuan.   Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui ketersediaan buku-buku bahasa Indonesia yang disitasi di skripsi Fakultas Pertanian IPB University 2015-2019 pada koleksi  Perpustakaan IPB University; 2) mengidentifikasi buku bahasa Indonesia yang banyak dimanfaatkan mahasiswa Fakultas Pertanian IPB University pada skripsi tahun 2015-2019; 3) mengetahui rata-rata usia keusangan buku bahasa Indonesia yang disitasi dalam skripsi Fakultas Pertanian IPB University 2015-2019; 4) mengetahui penerbit buku bahasa Indonesia yang paling banyak disitasi oleh skripsi Fakultas Pertanian 2015-2019. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan salah satu metode bibliometrika, yaitu analisis sitasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati daftar pustaka pada setiap skripsi, semua buku bahasa Indonesia yang ada di daftar pustaka akan dicatat pada lembar catatan berbasis Excel. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan buku-buku bahasa Indonesia yang disitasi di skripsi Fakultas Pertanian IPB University 2015-2019 tersedia di koleksi Perpustakaan IPB University sebanyak 18,0 % untuk Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, 22,0 % untuk Departemen Agronomi dan Hortikultura, 22,0 % untuk Departemen Proteksi Tanaman dan 16,0 % untuk Departemen Arsitektur Lanskap. Buku yang paling banyak disitasi berdasarkan departemen di Fakultas Pertanian adalah “Konservasi Tanah dan Air”, “Teknik Pemuliaan Tanaman”, “Pestisida dan Aplikasinya”, dan “Pemeliharaan Taman”. Keusangan buku-buku yang disitasi berada antara 12-15 tahun. Penerbit yang bukunya paling banyak disitasi adalah Gadjah Mada University Press, Kanisius dan Penebar Swadaya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document