<p>Suatu pengukuran memerlukan bahan acuan sebagai pijakan mengenai ketepatan hasil analisis. Beberapa negara telah memulai membuat bahan acuan standar nasionalnya sendiri untuk dapat mendampingi hingga kelak menggantikan peran <em>Certified Reference Material</em> yang berharga mahal. Indonesia perlu memproduksi bahan acuan standar sendiri agar dapat memangkas biaya analisis pada masa yang akan datang. Laboratorium Pusat Survei Geologi telah memulai memuat bahan acuan standar internal yang berasal dari beragam matriks. SS Pang 10 merupakan bahan acuan standar internal berupa sedimen aliran berair payau dari Sungai Cibenying di wilayah Pangandaran. Nilai sertifikasi bahan acuan ini kemudian dipertajam melalui uji banding antar laboratorium. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan proses peningkatan mutu SS Pang 10 melalui uji banding dengan empat laboratorium nasional lain, yaitu: PSDMBP, Tekmira, Geoservices, dan Sucofindo. Empat jenis perangkat uji, yaitu: AAS, XRF, ICP-MS, dan ICP-OES diaplikasikan dalam studi ini. Rerata setiap analit, standar deviasi, standar deviasi relatif, dan derajat ketidakpastian diukur untuk dapat menentukan besaran nilai acuan standar. Presisi data kumpulan pengujian ditunjukkan oleh derajat reproduksibilitasnya. Dengan menggunakan basis reproduksibilitas <20%, terdapat 17 analit dari kelompok unsur utama dan unsur jejak pada bahan standar ini yang dapat dijadikan acuan lebih lanjut.</p>