Evaluation of the emergence method in estimating seed bank composition of prairie wetlands

1988 ◽  
Vol 32 (1-2) ◽  
pp. 91-97 ◽  
Author(s):  
Karen A. Poiani ◽  
W. Carter Johnson
Keyword(s):  
1989 ◽  
Vol 67 (6) ◽  
pp. 1878-1884 ◽  
Author(s):  
Carol E. Wienhold ◽  
A. G. van der Valk

To determine the potential role of seed banks in the restoration of drained wetlands, the seed banks of 30 extant and 52 drained and cultivated prairie potholes were sampled in Iowa, Minnesota, and North Dakota; the potholes had been drained between 5 and 70 years ago. The midsummer vegetation of most of these potholes was also sampled. The number of species in the seed bank of a pothole declined from a mean of 12.3 in extant potholes to 7.5, 5.4, 5.0, 7.4, 3.2, and 2.1 in potholes drained up to 5, 10, 20, 30, 40, and 70 years ago, respectively. The mean total seed density of extant potholes was 3600 seeds/m2. It increased to 7000 seeds/m2 up to 5 years after drainage, but then declined rapidly to 1400, 1200, 600, 300, and 160 after up to 10, 20, 30, 40, and 70 years after drainage. Changes in both species richness and seed density with increasing duration of drainage varied from state to state. About 60% of the species present in the seed banks of extant or recently drained wetlands were not detected in wetlands that had been drained for more than 20 years. Vegetation surveys of extant and drained wetlands indicated that as many or more wetland species not detected in the seed bank were present in the vegetation, as there were wetland species in the seed bank.


1989 ◽  
Vol 67 (3) ◽  
pp. 856-864 ◽  
Author(s):  
Karen A. Poiani ◽  
W. Carter Johnson

Bottom samples were collected from two semipermanent prairie wetlands to determine if known hydroperiod differences were reflected in seed-bank composition. Samples were also taken a 2nd year in one wetland to assess between-year variation. Seed density and composition were determined by counting and identifying seedlings that emerged from samples placed in a greenhouse. Most seed-bank characteristics were statistically indistinguishable between wetlands, including floristic composition and total seed density. A significant difference occurred, however, in the relative importance of mudflat annuals and émergents. The mudflat group was much more abundant in the wetland with the shorter hydroperiod (82 vs. 51%). More frequent exposure of the substrate probably yielded greater seed production. Also, a longer hydroperiod depressed seed density in the open water zone (open water zone, 1309 seeds/m2; two emergent zones, 2840 and 9893 seeds/m2). A seed-bank assay may detect subtle hydroperiod differences among wetlands of the same permanence class more quickly and economically than long-term hydrological monitoring. A sharp increase in mudflat seeds in the 2nd year of sampling after a drawdown supports the use of seed banks in determining hydroperiod events in these wetlands.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 73-83
Author(s):  
Raihan Fadhil Muhammad ◽  
Budi Waluyo

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari variabilitas genetik, heritabilitas, dan menyeleksi penampilan genotipe karakter agronomi unggul pada 57 galur sawi untuk digunakan dalam bahan baku konsumsi dan industri. Penelitian ini dilaksanakan di Seed Bank and Nursery, Agrotechno Park Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2018 – April 2019. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah rancangan acak kelompok diperluas (augmented design). Perlakuan yang diberikan adalah 60 genotipe sawi yang terdiri dari 57 genotipe yang diuji dan 3 varietas sebagai cek. Genotipe yang diuji akan disebar kedalam 5 blok, sedangkan tiga varietas cek akan ditanam pada setiap blok, sehingga terdapat 72 satuan percobaan. Variabel pengamatan karakter agronomi terdiri dari 15 karakter kualitatif dan 24 karakter kuantitatif. Variabilitas yang luas terdapat pada karakter biji per polong, jumlah polong per tanaman, dan berat segar. Heritabilitas tinggi terdapat pada karakter panjang kotiledon, jumlah daun konsumsi, berat segar, umur panen benih, jumlah polong per tanaman, panjang polong, lebar polong, dan jumlah biji per polong. Terdapat galur-galur sawi yang mempunyai karakter unggul untuk bahan baku konsumsi dan industri.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sri Jayanthi, Zulfan Arico

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegatasi kawasan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser yang mengalami kerusakan akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan teknologi seed bank. Waktu penelitian berlangsung mulai bulan April sampai September 2018. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode jalur. Pada jalur pengamatan diambil cuplikan sampel tanah sesuai dengan kondisi tutupan tajuk dan kerapatan vegetasi yang dibagi menjadi 3 titik yaitu jarang, sedang dan rapat. Kemudian masing-masing titik diambil sampel tanah secara random  sebanyak 3 kali ulangan dengan menggunakan kotak besi berukuran 25 x 25 cm sedalam: (i) 0-5 cm, (ii) 5-10 cm, (iii) 10-15 cm. Tanah kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dengan menggunakan cangkul kemudian diberi label.ampel tanah kemudian disimpan di dalam rumah kaca untuk selanjutnya dilakukan uji perkecambahan. Informasi tentang cadangan biji di dalam tanah penting dalam studi ekologi komunitas karena dapat menggambarkan vegetasi yang ada di atasnya dan mengetahui potensi jenis tanaman lain yang akan tumbuh di habitat tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan 13 famili dengan 18 jenis yang tumbuh pada bak-bak penelitian yang terdiri dari 7 jenis pohon dan 11 jenis golongan tumbuhan bawah dengan jumlah seluruhnya adalah 366 spesies. Dari hasil kekayaan jenis kecambah yang tumbuh pada bak pengamatan didapatkan nilai KR, FR dan INP tertinggi terdapat pada jenis Melastoma malabathricum dengan nilai KR (63,115 %), nilai FR (32,692 %) dan INP (95,807 %). Sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada jenis Cocculus hirsutus dengan nilai KR (0,273 %), FR (0,962 %) dan INP (1,235 %). Jenis dan jumlah kecambah sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan tidak dipengaruhi oleh kedalaman tanah. Jumlah biji terbanyak yang ditemukan di lantai hutan adalah jenis Macaranga gigantea yaitu 28 biji dan jumlah biji terendah yang ditemukan adalah jenis Villebrunea rubescens, yaitu sebanyak 7 biji.


2010 ◽  
Vol 26 (5) ◽  
pp. 714-719
Author(s):  
Ming LI ◽  
De-ming JIANG ◽  
Yong-ming LUO ◽  
Xiu-mei WANG ◽  
Bo LIU ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document