Peer Support for Canadian Injured Soldiers and Their Families: The Results of a Needs Analysis

2008 ◽  
Author(s):  
Mariane Lebeau ◽  
Kathy Darte ◽  
Juan Cargnello
Keyword(s):  
2021 ◽  
pp. 719
Author(s):  
Ardelia Widyasti Putri Maharsi ◽  
Josephine Hendrianti ◽  
Monalysa Ginting ◽  
Vionny Damayanti Sirait ◽  
Weny Savitri Sembiring

Children with HIV still get discrimination and negative stigma from the community. It shows that the principle  of inclusiveness in Indonesia is still hard to achieve. This condition has also become the concern of X  community as a social organization that assists children with HIV. X community still faces challenges in  realizing inclusiveness in society. Discrimination still exists by various parties to children with HIV due to the  lack of a comprehensive understanding of HIV. Needs analysis through interviews, observations, and  questionnaires to the community and X community needs to be done to see the gap that causes the principle of  inclusiveness for children with HIV has not been achieved. The needs analysis was followed up with creating  educational aids and implementation of interventions to provide a proper understanding of the HIV issue. Thus,  discrimination by the community is reduced, and caregivers are assisted in caring for children with HIV.  Educational aids are made in two forms: podcasts published through Spotify and content posted through  Instagram. The intervention was carried out in the form of a sharing session conducted in conjunction with the  routine X community program, namely Peer Support Group (Kelompok Dukungan Sebaya), by discussing topics  considered necessary based on the needs analysis. The evaluation of psychoeducation and intervention shows  that various follow-ups are still needed to achieve inclusiveness for children with HIV.  Keberadaan anak dengan HIV mendapat diskriminasi dan stigma negatif dari lingkungan sosial sehingga  perwujudan prinsip inklusivitas di Indonesia masih sulit tercapai. Kondisi ini turut menjadi perhatian komunitas  X sebagai komunitas sosial yang mendampingi anak dengan HIV. Meskipun komunitas X menjadi wadah yang  menaungi anak dengan HIV bukan berarti tidak mengalami tantangan dalam mencapai inklusivitas masyarakat.  Pada kenyataannya, diskriminasi tetap ada dan dilakukan oleh berbagai pihak kepada anak dengan HIV akibat  kurangnya pemahaman yang komprehensif mengenai HIV. Analisis kebutuhan melalui wawancara, observasi,  maupun kuesioner terhadap masyarakat dan pihak komunitas X dilakukan untuk melihat kesenjangan yang  menyebabkan prinsip inklusivitas terhadap keberadaan anak dengan HIV belum dapat dicapai. Analisis  kebutuhan ditindaklanjuti dengan pembuatan alat bantu edukasi dan pelaksanaan intervensi yang bertujuan  memberi pemahaman yang tepat terhadap isu HIV. Dengan demikian diskriminasi yang dilakukan masyarakat  berkurang dan pelaku rawat terbantu dalam pengasuhan anak dengan HIV. Alat bantu edukasi dibuat dalam dua  bentuk, yaitu podcast melalui platform Spotify dan konten-konten melalui media sosial Instagram. Intervensi  dilakukan dalam bentuk sharing session yang dilakukan bersamaan dengan program rutin komunitas X yaitu  Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) dengan membahas topik-topik yang dianggap penting berdasarkan analisis  kebutuhan. Evaluasi dari psikoedukasi dan intervensi yang telah dilakukan menunjukkan masih diperlukannya  berbagai tindak lanjut untuk mencapai inklusivitas terhadap anak dengan HIV.  


2008 ◽  
Author(s):  
Cara B. Fausset ◽  
Andrew K. Mayer ◽  
Wendy A. Rogers ◽  
Arthur D. Fisk

Author(s):  
Mary O-Hagan ◽  
Celine Cyr ◽  
Heather McKee ◽  
Robyn Priest
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document