Learning From a Mussar-Based Initiative in a Community Day School

2017 ◽  
Vol 83 (2) ◽  
pp. 133-150 ◽  
Author(s):  
Jeffrey S. Kress
2012 ◽  
pp. 1952-1968 ◽  
Author(s):  
Marina U. Bers ◽  
Alyssa B. Ettinger

This chapter presents a research program that uses robotics as a powerful tool to engage Kindergarten children in developing computational thinking and learning about the engineering design process. Using an ethnographic analysis of an experience in a Kindergarten classroom at the Jewish Community Day School (JCDS), a pluralistic school in Watertown, MA, in which children worked with robotics as a way to explore issues of identity, the chapter highlights both developmental and technological considerations that need to be addressed when engaging young children with robotic activities. This project used an innovative hybrid tangible programming system composed of interlocking wooden blocks, called CHERP, specifically designed to meet the developmental needs of young children. While many robotic programs highlight building aspects and their relationship to engineering education, the approach presented in this chapter complements this by focusing on programming by teaching powerful ideas from computer science at a very early age.


Author(s):  
Marina U. Bers ◽  
Alyssa B. Ettinger

This chapter presents a research program that uses robotics as a powerful tool to engage Kindergarten children in developing computational thinking and learning about the engineering design process. Using an ethnographic analysis of an experience in a Kindergarten classroom at the Jewish Community Day School (JCDS), a pluralistic school in Watertown, MA, in which children worked with robotics as a way to explore issues of identity, the chapter highlights both developmental and technological considerations that need to be addressed when engaging young children with robotic activities. This project used an innovative hybrid tangible programming system composed of interlocking wooden blocks, called CHERP, specifically designed to meet the developmental needs of young children. While many robotic programs highlight building aspects and their relationship to engineering education, the approach presented in this chapter complements this by focusing on programming by teaching powerful ideas from computer science at a very early age.


2020 ◽  
Author(s):  
Aji Sofanudin
Keyword(s):  

PEMERINTAH melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengeluarkan kebijakan Full Day School (FDS). Kebijakan tersebut tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Dalam Pasal 2 butir 1 disebutkan bahwa Hari Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu. Dalam bahasa keseharian, kebijakan ini dikenal dengan sebutan sekolah lima hari (SLH). Kebijakan SLH ini menuai pro dan kontra di masyarakat. Bagi yang setuju, kebijakan ini dianggap sebagai ikhtiar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kebijakan tersebut juga bisa menambah waktu kebersamaan anak-anak dengan orang tua. Sementara yang menolaknya berargumen bahwa kebijakan ini akan menggerus keberadaan TPQ, madrasah diniyah, dan atau pendidikan keagamaan lainnya. Kebijakan ini dianggap tidak sesuai dengan sosiologis masyarakat Indonesia.


2020 ◽  
Author(s):  
Aji Sofanudin
Keyword(s):  

Tegal bukanlah kota pendidikan tetapi lebih dikenal kulinernya sate tegal dan tahu aci. Tegal juga dikenal sebagai Jepangnya Jawa Tengah, karena bisa memproduksi berbagai alat-alat imitasi yang mirip dengan produsen jepang. Tegal juga dikenal dengan wartegnya. Meskipun bukan kota pendidikan, tetapi dalam konteks implementasi Full Day School (FDS), barangkali kita bisa belajar dari sekolah yang ada di Tegal. Sebutlah misalnya, Yayasan Perguruan Islam (YPI) Ihsaniyah, sebuah yayasan tertua dan terbesar di Kota Tegal dalam merespon kebijakan FDS. Mafhum bahwa Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah telah membuat “gaduh” di masyarakat. Sehingga muncullah Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam Pasal 9, disebutkan Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilaksanakan selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) minggu.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Endang Widianingsih
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program pendidikan Full Day Schoolterhadap perkembangan kecerdasan social emosional anak usia dini TKIT di DIY. Jenispenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey denganpendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru dari 7 TKIT yang ada diDIY dengan teknik sampling acak bertingkat (multistage random sampling). Teknikpengumpulan data menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi, sedangkan teknisanalisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian diperoleh bahwatidak adanya pengaruh program pendidikan Full Day School terhadap perkembangankecerdasan social emosional anak usia dini TKIT di DIY karena lebih dipengaruhi olehfaktor pengasuhan, pembimbingan dan keteladanan.Kata kunci: full day school, kecerdasan sosial emosional, anak usia dini


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document