The Importance of Residual Urine Measured After the Second Miction in The Evaluation of Benign Prostatic Hyperplasia Patients with Lower Urinary Tract Symptoms

Author(s):  
Erdal Karayas
Biomedika ◽  
2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Eko Andaru ◽  
Wibisono Wibisono ◽  
Suharjo Wijanarko

Benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan salah satu tumor jinak yang sering ditemukan pada pria usia lebih dari 50 tahun yang dapat menyebabkan lower urinary tract symptoms (LUTS). LUTS merupakan kumpulan gejala dari bladder outlet obstruction (BOO). Konfigurasi anatomi prostat berupa intravesical prostatic protrusion (IPP) telah terbukti memiliki korelasi yang baik untuk menyebabkan BOO. Peningkatan signifikan volume post-void residual urine (PVR) adalah manifestasi klinis yang sering terdapat pada pasien dengan BPH. Saat ini di RSDM, LUTS masih menjadi standar dalam menentukan tata laksana BPH. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian hubungan IPP dan PVR dengan LUTS pada pasien klinis BPH tanpa retensi. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien klinis BPH tanpa retensi yang datang ke poliklinik selama periode penelitian, kemudian dilakukan pemeriksaan transabdominal ultrasonography (TAUS) untuk mengukur IPP dan volume PVR serta menilai skor IPSS untuk menilai derajat LUTS. Analisis data hubungan antara IPP dan PVR terhadap LUTS dilakukan dengan uji statistik parametrik regresi linier menggunakan software (α < 0,05). Penelitian dilakukan pada 13 pasien klinis BPH tanpa retensi, pada analisis bivariat dari hasil uji statistik antara IPP dengan LUTS didapatkan nilai r= 0,911 dan nilai p=0,000 (p<0,05), sedangkan PVR dengan LUTS didapatkan nilai r= 0,922 dan nilai p=0,000 (p<0,05), yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara IPP dengan LUTS serta PVR dengan LUTS. Pada analisis multivariat, nilai koefisien regresi IPP, p=0,017 (p<0,05), sedangkan nilai koefisien regresi PVR, p=0,953 (p>0,05), Sehingga IPP lebih baik untuk memprediksi beratnya LUTS dibandingkan dengan PVR. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan IPP dan PVR dengan LUTS pada pasien klinis BPH tanpa retensi.Kata Kunci: benign prostatic hyperplasia, intravesical


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document