A “Surface” Model for the Treatment of Local Vibrations in Macromolecular Systems

2008 ◽  
Vol 222 (5-6) ◽  
pp. 865-889 ◽  
Author(s):  
Parbury Schmidt
Author(s):  
E. Baer

The most advanced macromolecular materials are found in plants and animals, and certainly the connective tissues in mammals are amongst the most advanced macromolecular composites known to mankind. The efficient use of collagen, a fibrous protein, in the design of both soft and hard connective tissues is worthy of comment. Very crudely, in bone collagen serves as a highly efficient binder for the inorganic hydroxyappatite which stiffens the structure. The interactions between the organic fiber of collagen and the inorganic material seem to occur at the nano (scale) level of organization. Epitatic crystallization of the inorganic phase on the fibers has been reported to give a highly anisotropic, stress responsive, structure. Soft connective tissues also have sophisticated oriented hierarchical structures. The collagen fibers are “glued” together by a highly hydrated gel-like proteoglycan matrix. One of the simplest structures of this type is tendon which functions primarily in uniaxial tension as a reinforced elastomeric cable between muscle and bone.


1996 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 91-93 ◽  
Author(s):  
D. Roux ◽  
F. Nallet ◽  
C. Coulon ◽  
M. E. Cates

2018 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 535
Author(s):  
Maundri Prihanggo

<p>Saat ini, citra satelit resolusi sangat tinggi digunakan dalam berbagai macam aplikasi, terutama pemetaan skala besar. Sebelum dapat digunakan, citra satelit tersebut harus diorthorektifikasi terlebih dahulu. Data <em>Digital Surface Model </em>(DSM) dan <em>Ground Control Point</em> (GCP) adalah dua data utama yang diperlukan saat melakukan orthorektifikasi. Perbedaan data DSM yang digunakan akan menghasilkan perbedaan nilai ketelitian horizontal pada kedua citra tegak hasil orthorektifikasi. Pada penelitian ini digunakan dua jenis DSM yaitu SRTM dan Terrasar-X. Ketelitian vertikal dari SRTM adalah 90 m sedangkan ketelitian vertikal dari Terrasar-X adalah 12,5 m. Penelitian ini berlokasi di Wilayah Buli, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku. Terdapat tiga sensor citra satelit yang digunakan yaitu Pleiades, Quickbird dan Worldview-2 yang digunakan pada lokasi penelitian. Total GCP yang digunakan adalah 33 titik, tiap titiknya diukur dengan melakukan pengamatan geodetik dan memiliki ketelitian horizontal ≤15 cm dan ketelitian vertikal ≤30 cm. Ketelitian horizontal dari citra tegak satelit resolusi sangat tinggi diperoleh dengan melakukan uji terhadap Independent Check Point (ICP). Total ICP yang digunakan adalah 12 titik, tiap titik ICP diukur dengan metode dan standar yang sama dengan titik GCP. Ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data SRTM adalah 18,856 m sedangkan ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data Terrasar-X adalah 2.168 m . Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ketelitian vertikal data DSM yang digunakan memberikan pengaruh pada citra tegak satelit hasil orthorektifikasi tersebut. Mengacu pada Peraturan Kepala BIG nomor 15 tahun 2014, citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data Terrasar-X sebagai DSM memenuhi ketelitian horizontal peta dasar kelas 3 skala 1:5.000 sedangkan citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data SRTM sebagai DSM tidak dapat memenuhi ketelitian horizontal peta dasar skala besar.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> orthorektifikasi, DSM, ketelitian horizontal</p>


2021 ◽  
Author(s):  
Shaka Chu ◽  
Daniel Linton ◽  
Dries Verstraete ◽  
Ben Thornber

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document