scholarly journals Preventive Management for Occupational Diseases in Battery Industry

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Febri Endra Budi Setyawan ◽  
Amalia Wahyu Natasari ◽  
Nesrin Zaharah ◽  
Divi Aditya Romadhona Putra ◽  
Wafiyah Hasanah ◽  
...  

Abstract—Occupational disease are important topic since they often occur in a long period of time. The purpose of this article is to find out how to prevent occupational diseases in the battery industry. This research is a systematic review of articles obtained through manual search engines from Google Scholars, Proquest, PubMed, Research Gate and has been published nationally and internationally in 2015-2020. The results of a systematic review were obtained from 30 scientific articles that were published nationally and internationally in 2015-2020 related to the battery industry process and related to occupational diseases. The factors contributing are varies from enviromental, biological, ergonomic, and the workers itself. There are several preventive management that can be done according to the analysis of the possible diseases that can be occured. Workers in the battery industry can experience occupational diseases, including: allergic contact dermatitis, bacterial conjunctivitis, noise-induced hearing loss, Low Back Pain and Carpal tunnel syndrome. Some prevention efforts that can be done include: using personal protective equipment, detecting workers who have a history of DKA, maintaining hygiene and cleanliness of the work environment, using furniture that is in accordance with ergonomic standards and not lifting heavy loads, reducing repetitive pressing movements and doing regular exercise. Keywords: preventive, allergic contact dermatitis, conjungtivitis, nihl, lbp, cts, battery industry   Abstrak—Penyakit akibat kerja menjadi perhatian penting karena muncul dalam jangka waktu panjang sehingga harus dilakukan upaya pencegahan penyakit. Penelitian ini merupakan review sistematik artikel yang diperoleh melalui melalui mesin pencari manual dari Google Scholars, Proquest, PubMed, Research Gate dan telah terpublikasi nasional maupun internasional pada tahun 2015-2020. Hasil review sistematik diperoleh dari 30 artikel ilmiah yang telah terpublikasi nasional maupun internasional pada tahun 2015-2020 yang terkait dengan proses industry baterai dan terkait dengan penyakit akibat kerja. Faktor penyebabnya juga berbagai macam karena faktor lingkungan, biologi, ergonomi, ataupun dari faktor pekerja. terdapat beberapa upaya preventif yang dapat disesuaikan dengan kemungkinan penyakit akibat kerja yang mungkin akan timbul. Pekerja di industri baterai dapat mengalami penyakit akibat kerja, antara lain: dermatitis kontak alergi, konjungtivitis bakteri, gangguan pendengaran akibat kebisingan, Low Back Pain dan Carpal tunnel syndrome. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain: menggunakan alat pelindung diri, mendeteksi pekerja yang memiliki riwayat DKA, menjaga kebersihan dan kebersihan lingkungan kerja, menggunakan furnitur yang sesuai dengan standar ergonomis dan tidak mengangkat beban berat, mengurangi penekanan berulang. gerakan dan melakukan olahraga teratur. Kata Kunci: preventif, dermatitis kontak alergi (dka), konjungtivitis, nihl, lbp, cts, industri baterai

2020 ◽  
Author(s):  
Sera Manik

Ergonomi menjadi pilar kesehatan dan menjadi salah satu indikator kesejahteraan. perbaikan ergonomi perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap penyakit CTDs (Cumulative Trauma Disorders) akibat faktor risiko kerja postur janggal, beban, frekuensi dan durasi yang bersumber dari pekerjaan, seperti nyeri tengkuk, nyeri pinggang bawah atau low back pain, rasa baal pada jari telunjuk, jari tengah dan jari manis yang disertai nyeri terbakar pada malam hari, kekakuan, lemah dan nyeri saat tangan digunakan dan dikenal dengan nama Carpal Tunnel Syndrome. Dalam ergonomi, postur tubuh adalah faktor yang sangat penting, salah satunya postur duduk yang setiap orang lakukan setiap hari dalam durasi berjam-jam. Tujuan utama membuat desain ergonomi untuk kursi atau tempat duduk dan meja adalah menciptakan sedemikian rupa bentuk kursi dan meja belajar, sehingga dapat mempertahankan postur tulang punggung yang fi siologis, dengan demikian diharapkan kerja otot tidak perlu berkontraksi secara berlebihan. Masalah ketidaksesuaian aspek ergonomi antara sarana kerja dan manusia serta pengaruhnya terhadap kesehatan belum mendapatkan perhatian yang serius di Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya tempat-tempat kerja yang belum berpedoman dengan kaidah ergonomi dalam hal penyediaan peralatan kerja bagi tenaga kerja. Ketepatan dimensi merupakan salah satu faktor penentu kenyamanan yang menunjang aspek fungsional dari suatu rancangan. Untuk menghasilkan suatu desain yang tepat dimensi perlu pertimbangan yang matang dan observasi yang cermat terkait dengan faktor manusia sebagai pengguna produk.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document