MC Simulation of SEBLUP with Spatial Linear Mixed Model for SAE

2014 ◽  
Vol 685 ◽  
pp. 618-622
Author(s):  
Yan Yu Liu ◽  
Ming Zhong Jin ◽  
De You Xie ◽  
Min Qing Gong

For small area estimation (SAE) Spatial Empirical Best Linear Unbiased Prediction, SEBLUP, is involved in linear mixed model with spatial correlation while Empirical Best Linear Unbiased Prediction, EBLUP, often with mutual independence. In this paper, we discussed maximum likelihood estimation (MLE) and compared the efficiency. Simulation shows that SEBLUP with spatial correlation data of spatial small area is more effective than EBLUP.

2019 ◽  
Author(s):  
Bongsong Kim

AbstractThe linear mixed model (LMM) is characterized to account for the variance-covariance among entities in a population toward calculating the best linear unbiased prediction (BLUP). Animal and plant breeders widely use the LMM because it is perceived that the a BLUP estimate informs an estimated breeding value (EBV), so to speak a combining ability as a parent, obtained by relating each entity to his/her relatives using the variance-covariance. The LMM practice routinely substitutes an external kinship matrix for the variance-covariance. The challenge relevant to the LMM practice is the fact that it is unrealistic to validate the EBVs because the real breeding values are not measurable but conceptual. This unreality actually means that the EBVs are vague. Although some previous studies measured correlations between the EBVs and empirical combining abilities, they are not sufficient to remove the vagueness of EBVs because uncontrollable environmental factors might interfere with phenotypic observations for measuring the combining abilities. To overcome the challenge, this study scrutinized the soundness of the routine LMM practice from the mathematical perspective. As a result, it was demonstrated that the BLUP estimates resulting from the routine LMM practice mislead the breeding values. The genuine BLUP represents the arithmetic means of multiple phenotypic observations per each entity, given all phenotypic observations adjusted to the mean of zero.


2021 ◽  
Vol 2021 (1) ◽  
pp. 80-89
Author(s):  
Aldi Rochman Nulkarim ◽  
Ika Yuni Wulansari

Metode Small Area Estimations (SAE) digunakan sebagai pendekatan yang reliabel dalam mengatasi kendala ketidakcukupan sampel pada survei sampel. BPS memproduksi statistik area kecil menggunakan metode SAE popular seperti Empirical Best Linear Unbiased Prediction dalam model Fay-Herriot (EBLUP-FH). Metode EBLUP-FH sebagai pendekatan parametrik memerlukan asumsi normalitas dan terbebas dari outliers pada kedua komponen random effect-nya. Namun, hal tersebut sulit dipenuhi karena seringkali data di lapangan berperilaku ekstrim. Metode SAE M-quantile Chambers-Dunstan (CD) merelaksasi asumsi parametrik dan robust dalam inferensi terhadap outliers. Penelitian ini mengkaji metode M-quantile CD dalam meningkatkan robustness pendugaan area kecil melalui penerapannya pada data riil untuk estimasi rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita tingkat kecamatan di DI Yogyakarta tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data Susenas 2018 dan Podes 2018. Hasil implementasi pada data riil menunjukkan model M-quantile CD berhasil memperbaiki presisi EBLUP-FH. Dengan mengimplementasikan M-quantile CD diharapkan estimasi data berperilaku ekstrim lebih akurat untuk pengambilan kebijakan di daerah.


2020 ◽  
Vol 2019 (1) ◽  
pp. 117-123
Author(s):  
M Irsyad Ilham

Kebutuhan terhadap data pada level mikro semakin tinggi. Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pengumpulan data seiring dengan banyaknya kegiatan survei rutin yang dilakukan berulang kali. Hal ini menunjukkan BPS memerlukan metode estimasi yang akan menghasilkan statistik yang efektif dan efisien, di samping hemat dan menghasilkan statistik dengan ketelitian yang memadai. Penelitian ini akan menerapkan metode Small Area Statistics (SAE) atau estimasi wilayah kecil untuk keperluan estimasi rata-rata pengeluran per kapita menurut kelurahan/desa di kabupaten Sukamara. Metode estimasi level kelurahan/desa menggunakan model Empirical Best Linear Unbiased Predictor (EBLUP). Tahapan pertama yakni melakukan pendugaan langsung (direct estimation) nilai rata-rata pengeluaran per kapita pada desa yang terpilih menjadi sampel. Selanjutnya, dilakukan estimasi tidak langsung (indirect estimation) untuk mengestimasi pengeluaran per kapita seluruh desa di kabupaten Sukamara. Metode tidak langsung didasarkan pada pemodelan regresi linier dengan menggunakan variabel tambahan (auxiliary variabel) yang memiliki hubungan yang kuat dan linier terhadap variabel prediktor. Variabel tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah keluarga non listrik, jumlah sarana pendidikan, jumlah sarana kesehatan, jumlah kasus gizi buruk, jumlah keluarga dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), dan jumlah keluarga yang memiliki jamkesmas/askes. Dari hasil pemodelan, secara umum pengeluaran per kapita per bulan dari setiap desa berada di atas satu juta rupiah. Penduduk desa-desa yang terletak di kecamatan Balai Riam dan Permata Kecubung terlihat banyak mengeluarkan sejumlah dana, untuk keperluan makanan maupun non-makanan. Hal ini diindikasikan karena desa-desa tersebut yang memiliki infrastruktur yang memadai ke Kota Pangkalan Bun.


2021 ◽  
Vol 2021 (1) ◽  
pp. 36-44
Author(s):  
Apriliansyah - ◽  
Ika Yuni Wulansari

Pengangguran merupakan masalah yang kompleks baik disebabkan maupun memberikan dampak terhadap banyak faktor. Di Indonesia, indikator pengangguran diukur melalui tingkat pengangguran terbuka (TPT). Indikator ini dikumpulkan melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Banten merupakan provinsi dengan TPT tertinggi serta selalu masuk dalam lima besar TPT tertinggi di Indonesia sejak tahun 2016 hingga 2018. Sebagai upaya percepatan penurunan angka pengangguran, perlu adanya informasi sampai ke level terkecil. Namun, sampel yang digunakan oleh Sakernas tidak mencukupi untuk pendugaan TPT secara langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan penduga tingkat pengangguran terbuka (TPT) level kecamatan dengan presisi yang lebih baik melalui Small Area Estimation (SAE). Metode SAE yang digunakan adalah Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP). Data yang digunakan adalah indikator penyusun TPT dari Sakernas 2018 dan variabel penyerta yang berasal dari Podes 2018 Provinsi Banten. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sepuluh variabel penyerta yang berkorelasi dengan TPT. Kemudian, nilai RRMSE menunjukkan bahwa EBLUP meningkatkan presisi pendugaan jika dibandingkan dengan penduga langsung. Terdapat dua kecamatan yang memiliki hasil TPT sangat tinggi yaitu kecamatan Curugbitung dan Koroncong. Hasil estimasi EBLUP pada TPT level kecamatan ini dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk menurunkan TPT secara lebih terfokus dan lebih tepat sasaran, utamanya pada kecamatan-kecamatan dengan TPT yang tinggi.


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 2-22
Author(s):  
Kusman Sadik ◽  
Rahma Anisa ◽  
Euis Aqmaliyah

The most commonly used method of small area estimation (SAE) is the empirical best linear unbiased prediction method based on a linear mixed model. However, it is not appropriate in the case of the zero-inflated target variable with a mixture of zeros and continuously distributed positive values. Therefore, various model-based SAE methods for zero-inflated data are developed, such as the Frequentist approach and the Bayesian approach. Both approaches are compared with the survey regression (SR) method which ignores the presence of zero-inflation in the data. The results show that the two SAE approaches for zero-inflated data are capable to yield more accurate area mean estimates than the SR method.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 171
Author(s):  
Nadra Yudelsa Ratu ◽  
Easbi Ikhsan

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi usia di bawah satu tahun untuk setiap 1000 kelahiran bayi lahir hidup dalam kurun waktu satu tahun. IMR merupakan indikator penting dari status kesehatan dari masyarakat dalam suatu daerah. Hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang ke tiga yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. AKB dihasilkan melalui estimasi langsung dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Akan tetapi, dalam SDKI 2017, AKB hanya bisa menghasilkan indikator pada level nasional. Hal ini disebabkan estimasi langsung dari AKB di beberapa provinsi memiliki nilai Relatif Standard Error (RSE) yang besar dan ukuran sampel yang tidak mencukupi. Dalam jurnal ini, kami mempelajari Small Area Estimation (SAE) menggunakan metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) level area untuk mengatasi keterbatasan estimasi AKB di level provinsi. SAE dilakukan dengan meminjam kekuatan beberapa variabel dari data Potensi Desa (PODES) yang berkorelasi kuat dengan AKB tingkat provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SAE menggunakan metode EBLUP memiliki nilai RSE yang lebih kecil dibandingkan estimasi langsung dari SDKI. Sehingga, dapat dikatakan bahwa SAE menggunakan metode EBLUP baik untuk memperkirakan AKB level provinsi di Indonesia pada tahun 2017.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document