Pada umumnya boleh dikatakan, ada dua perspektif dalam memahami etika,
cabang filsafat yang merefleksikan tentang tingkah laku manusia. Perspektif
pertama memberi penekanan pada kualitas hidup atau watak pelaku, sedangkan
yang kedua lebih memberi perhatian pada norma-norma bertingkah laku.
Pertanyaan penting bagi perspektif pertama adalah ‘Manusia macam apa aku
harus menjadi?’, sementara bagi yang kedua, ‘Apa saja norma-norma yang harus
kuturuti agar tindakanku baik secara moral?’. Bila kualitas hidup moral pelaku
dijadikan sebagai pusat refleksi kita berkutat dengan etika keutamaan (aretaic
ethics atau virtue ethics), dengan pendukung dan pembela utamanya adalah
Aristoteles and Thomas Aquinas, sementara etika yang bertumpu pada normanorma
dikenal sebagai etika kewajiban (deontic ethics atau the ethic of duty)
dibela terutama oleh Immanuel Kant. Tulisan ini akan membahas pandangan
Aristoteles dan Thomas Aquinas tentang keutamaan.
<b>Kata-kata Kunci:</b> Aristotle, Thomas Aquinas, Thomistic synthesis
of the Aristotelian philosophy and the Augustinian theology, habits,
human virtues and theological virtues.
ARISTOTLE AND THOMAS AQUINAS: TWO ACCOUNTS OF THE VIRTUES
