Pastura
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

157
(FIVE YEARS 131)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Udayana

2549-8444, 2088-818x

Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Vio Lidya Wati ◽  
Suharlina - - ◽  
Imam Sanusi

Lahan bekas pertambangan batubara merupakan tanah marginal yang dapat dimanfaatkan sebagailahan tanaman pakan. Salah satu hijuan leguminosa yang berpotensi tumbuh di daerah marginal adalahIndigofera zollingeriana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian FungiMikoriza Arbuskula (FMA) terhadap produktivitas tanaman Indigofera zollingeriana pada tanah pascatambang batubara. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu 0 g FMA,8 g FMA, 16 g FMA, 24 g FMA, 32 g FMA, dengan 5 ulangan. Peubah yang diamati meliputi profil daun,tinggi tanaman, dan produksi bahan kering daun dan tajuk. Data yang diperoleh dianalisis menggunakananalisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Indigofera zollingeriana yang diberiFMA memiliki profil daun yang lebih hijau. Pemberian FMA menunjukkan pengaruh nyata terhadap produksi daun dan tajuk tetapi tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Tanaman Indigofera zolllingeriana yang diberi FMA sebagnyak 16 g menunjukkan, produksi daun dan produksi tajuk yang lebih baik dibandingkan tanpa inokulasi FMA dan perlakuan lainnya. Kata kunci: fungi mikoriza arbuskula, Indigofera zollingeriana, tanah pasca tambang batubara


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
A. Ali ◽  
M. Poniran ◽  
R. Misrianti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi segar biomasa Indigofera zollingerianayang tumbuh di lahan gambut bertipe saprik pada umur 2, 3 dan 4 bulan setelah pemangkasan. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 kelompok. Perlakuan adalah biomasa indigofera yang dipanen pada umur 2 bulan (2B), 3 bulan (3B) dan umur 4 bulan (4B). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tua umur pemangkasan maka panjang ranting, jumlah daun, rasio daun/ranting, produksi segar dan kandungan bahan kering indigofera semakin meningkat. Panjang ranting indigofera pada 2B, 3B dan 4B berturut-turut adalah 52,23 cm, 99.01 cm dan 132,12 cm. Jumlah daun indigofera pada 2B yaitu 1.648,1 helai, kemudian meningkat pada 3B yaitu 4.424,8 helai dan pada 4B yaitu 11.310,1 helai. Persentase daun meningkat dari 31,7% (2B) menjadi 44% (4B), sedangkan persentase ranting menurun dari 68,3% (2B) menjadi 56% (4B). Rataan produksi segar tanaman indigofera per pohon pada 2B, 3B, dan 4B berturut-turut yaitu 542,7 g/pohon, 1.173,9 g/pohon, dan 2.858,8 g/pohon. Kandungan bahan kering indigofera pada 2B yaitu sebesar 13,25%, pada 3B yaitu 14,76%, dan pada 4B yaitu 15,76%. Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Indigofera zollingeriana dapat tumbuh dengan baik pada tanah gambut tipe saprik. Produksi tertinggi biomasa Indigofera zollingeriana berdasarkan hasil penelitian ini adalah pada umur 4 bulan setelah pemangkasan. Kata kunci: Indigofera zollingeriana, gambut, umur pertumbuhan kembali


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Nafiatul - Umami ◽  
Nilo - Suseno
Keyword(s):  
T Test ◽  

Penelitian ini bertujuan mengetahui karakter morfologi dan produksi biomasa Chloris gayana cv. Callidedan Megathyrsus maximus cv. Gatton yang diintroduksi di Yogyakarta pada tahun pertama penanaman.Tanaman tersebut ditanam dengan menggunakan biji dalam plot ukuran 2x2 m dengan cara menebar bijidan masing-masing spesies ditanam dengan 5 replikasi. Data yang diamati meliputi karakter morfologi,produksi biomasa, kadar bahan kering dan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis secara deskripsidan dengan metode t-test. Rumput yang diintroduksi merupakan tanaman perennial. Pertumbuhan tanamanmenunjukkan pertumbuhan yang baik. Morfologi tanaman normal sesuai karakter kedua tanaman ini. Chloris gayana cv. Callide memiliki produksi hijauan kering 25,21 ton/ha/ tahun pada tahun pertama (kadar BK 19,70% dan kadar BO 88,20%). Megathyrsus maximus cv. Gatton memiliki produksi hijauan kering 32,44 ton/ha/tahun pada regrowth kedua (kadar BK 19,85% dan kadar BO 88,18%). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa Megathyrsus maximus cv. Gatton memiliki produksi biomassa lebih tinggi dari Chloris gayana cv. Callide. Kata kunci: Chloris gayana, Megathyrsus maximus, morfologi, perennial, produksi biomassa, regrowth


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
R. Z. Islami ◽  
N. P. Indriani ◽  
I. Susilawati ◽  
H. K. Mustafa ◽  
S. Nurjannah ◽  
...  

Rumput lapang dan rumput gajah merupakan hijauan makanan ternak yg sering diberikan pada ternakruminansia. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi produksi dan kecernaan bahan kering dari rumputlapang dan rumput gajah. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan RAL. Peubah yang diamatimeliputi berat segar, berat kering, dan kecernaan bahan kering rumput yang berasal dari 10 ulangan kuadratrumput lapang dan 10 ulangan rumput gajah. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji t yangdigunakan untuk mengetahui perbedaan rataan produksi dan kecernaan. Hasil penelitian menunjukkan produksi BS rumput lapang lebih baik dari rumput gajah (256,35 g vs 220,93 g), sedangkan produksi BK (37,58 g vs 46,62 g) dan kecernaan BK (47,46% vs 57,01%) rumput lapang lebih rendah dibanding rumput gajah. Kata kunci: rumput, produksi, kecernaan bahan kering


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Sriani Nauw ◽  
Diana Sawen ◽  
Lamberthus Nuhuyanan ◽  
Muhammad Junaidi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan rumput setaria (Setaria sphacelata)yang diberikan pupuk kotoran satwa kuskus asal penangkaran pada defoliasi kedua. Penelitian dilakukanselama 3 bulan berlokasi di Jl. Flamboyan B.18 Amban Manokwari Papua Barat. Penelitian didesain denganrancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan antara lain:P0= kontrol (tanpa pupuk); P1= Pupuk kotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang; dan P2= pupuk kotoransatwa kuskus berbasis pakan avokad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupukkotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang dan avokad memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan rumput Setaria sphacelata. Rataan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan terbaik dihasilkan pada perlakuan P1 berturut-turut adalah 52,98±2,34 cm, 74,63±18,46 helai daun, dan 16,30±4,97 anakan. Perlakuan pemberian pupuk kotoran satwa kuskus memberikan hasil optimal pada pertumbuhan rumput setaria. Kata kunci: Setaria sphacelata, pupuk organik, pertumbuhan


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Rahmi Dianita ◽  
Shelly Indriani Naben ◽  
Nelly Farida Purba ◽  
Ubaidillah - ◽  
A. Rahman Sy.
Keyword(s):  

Ukuran bibit merupakan salah satu cerminan mutu bahan tanaman yang akan menghasilkan produktivitasyang baik jika kebutuhan akan hara untuk pertumbuhannya terpenuhi melalui pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bibit dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan kelor (Moringa oleifera). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah ukuran bibit (kecil, sedang dan besar) dan faktor kedua adalah pupuk anorganik (N; N dan P; serta N, P dan K). Ukuran bibit meningkatkan tinggi tanaman pada panen kedua dan jumlah tunas pada panen pertama dipengaruhi oleh ukuran bibit dan penerapan pupuk anorganik pada Moringa oleifera. Sementara itu, tidak terdapat interaksi antara ukuran bibit dan pupuk anorganik terhadap seluruh peubah yang diamati. Disimpulkan bahwa ukuran bibit sedang dan besar dan pemupukan dengan kombinasi lebih dari satu unsur hara (kombinasi N, P dan N, P dan K) menghasilkan pertumbuhan yang terbaik pada Moringa oleifera. Kata kunci: Moringa oleifera, pupuk anorganik, ukuran bibit, pertumbuhan tanaman


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Yusuf Akhyar Sutaryono ◽  
Harjono - ◽  
Mastur - ◽  
Ryan Aryadin Putra

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi Indigofera dengan interval pemotonganberbeda yang dibudidayakan di Pulau Lombok. Penelitian dirancang dengan rancangan acakkelompok (RAK) dengan 3 kelompok interval pemotongan yaitu 30, 45 dan 60 hari setelah potong paksa. Pemotongan paksa dilakukan pada ketinggian 50 cm di atas tanah pada 11 minggu setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Indigofera 30, 45 dan 60 hari setelah pemotongan  berturut-turut adalah 89,2, 120,0 dan 161,0 cm. Sedangkan laju pertumbuhan tanaman sebesar 7,96, 10,47 dan 13,89 cm/minggu. Pembentukan percabangan pada minggu pertama sebanyak 5,0 cabang/pohon dan tumbuh signifikan menjadi 25,0 cabang/pohon setelah 4 minggu. Pembentukan cabang mencapai 40 cabang pada 60 hari setelah pemotongan paksa. Kondisi ini menunjukkan bahwa tanaman tetap tumbuh dengan cepat dan tepat meskipun tanaman ditebang. Produksi Indigofera tertinggi diperoleh pada interval pemotongan 60 hari (864,40gram/pohon) diikuti dengan peningkatan bahan kering dan bahan organik, tetapi kadar protein menurun secara signifikan. Disimpulkan bahwa Indigofera merupakan tanaman potensial yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak andalan di Pulau Lombok. Kata kunci: produksi hijauan, Indigofera zollingeriana, interval pemotongan, pertumbuhan


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Huge Fajri Al - Fath ◽  
Ni Made Witariadi ◽  
Ni Nyoman Candraasih Kusumawati

Penelitian bertujuan untuk mendapat informasi tentang pertumbuhan dan hasil tanaman indigofera(Indigofera zollingeriana) dan kelor (Moringa oleifera Lam) pada dosis pupuk biourin berbeda. Penelitiandilaksanakan di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayanaselama 12 minggu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) polasplit plot. Main plot/petak utama yaitu jenis tanaman terdiri dari tanaman indigofera (Indigofera zollingeriana) dan kelor (Moringa oleifera Lam). Subplot/anak petak yaitu dosis pupuk biourin terdiri dari: 0 l ha-1 (D0), 2.500 l ha-1 (D1), 5.000 l ha-1 (D2), 7.500 l ha-1 (D3) dan 10.000 l ha-1 (D4). Terdapat 10 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 30 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bintil akar, jumlah cabang, berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar, berat kering total hijauan, nisbah berat kering daun dengan berat kering batang, nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar (top root ratio) dan luas daun per pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara jenis tanaman dengan dosis pupuk biourin terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah cabang, dan berat kering batang. Jenis tanaman indigofera (Indigofera zollingeriana) memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelor (Moringa oleifera Lam). Pemberian pupuk biourin dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada kedua jenis tanaman. Pemupukan biourin dengan dosis 10.000 l ha-1 menghasilkan pertumbuhan dan hasil lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara jenis tanaman dengan dosis pupuk biourin terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah cabang, dan berat kering batang dan dosis 10.000 l ha-1 menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang terbaik. Kata kunci: biourin, hasil, Indigofera zollingeriana, Moringa oleifera Lam, pertumbuhan


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Matias Peli Kadu Amah ◽  
I Made Adi Sudarma ◽  
Marselinus Hambakodu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk bokasi kotoran ayam dengan levelyang berbeda terhadap produktivitas rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Penelitian dilaksanakandi Kelurahan Wangga, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Penelitianmenggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni R = kontrol, R1 = pupuk bokasi kotoran ayam 10%/polybag, R2 = pupuk bokasi kotoran ayam 20%/polybag, dan R3 = pupuk bokasi kotoran ayam 30%/polybag. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, produksi bahan segar, dan produksi bahan kering. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), bila berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi bahan kering dan jumlah daun, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi bahan segar dan tinggi tanaman rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Disimpulkan, penggunaan dosis pupuk bokasi feses ayam 30% lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Kata kunci : pupuk feses ayam, pertumbuhan, produksi, Pennisetum purpureum cv. Mott


Pastura ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Rachmanto Effendy ◽  
A. A. A. S. Trisnadewi ◽  
N. G. K. Roni
Keyword(s):  

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureumcv. Mott) yang diberi beberapa dosis pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin. Penelitian dilakukandi Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Penelitian berlangsungselama 8 minggu, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima ulangan sehingga terdapat 30 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah dosis pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin yang terdiri atas 0 l ha-1, 2500 l ha-1, 5000 l ha, 10000 l ha-1, 12500 l ha-1. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin dapat meningkatkan variabel pertumbuhan yaitu pada tinggi tanaman, variabel hasil yaitu berat kering batang, berat kering akar, dan berat kering total hijauan, serta variabel karakteristik tumbuh yaitu nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan luas daun per pot. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk cair kombinasi limbah buah naga dan biourin dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) dan dosis 12500 l ha-1 memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik. Kata kunci: biourin, dosis, limbah buah naga, pupuk cair, rumput gajah kate


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document