OKUPASI: Scientific Journal of Occupational Safety & Health
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

6
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Palembang

2776-8147

Author(s):  
Anggita Oktaviarni ◽  
Eddy Mart Salim ◽  
Dientyah Nur Anggina
Keyword(s):  

Resiko K3 pada sektor informal seperti pedagang tradisional sangat tinggi karena para pekerja sektor informal sangat minim dalam pengetahuan tentang K3, kondisi ruang kerja terbatas, dan penggunaan alat pelindung diri hanya diketahui beberapa jenis saja tetapi belum mampu membeli atau menerapkannya. Pasar menjadi salah satu tempat yang rawan dalam penyebaran virus corona (COVID-19) hal ini dikarenakan pasar sebagai tempat terjadinya jual beli kebutuhan pokok masyarakat. Menurut data Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) melaporkan terdapat 1.053 pedagang tradisional positif COVID-19 pada bulan Juli 2020. Upaya pemutusan rantai penyebaran COVID-19 memerlukan pengetahuan dan sikap yang  baik sehingga timbul perilaku keselamatan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui kesehatan dan keselamatan pedagang tradisional di era COVID-19. Cara pengambilan sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling ,hasil penelitian ini adalah Status kesehatan pedagang tradisional terdiri dari 3 Orang dalam pengawasan, 3 kasus konfirmasi dan 80 pedagang yang sehat. 53 (61,6%) responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik, 70 (81,4%) responden memiliki sikap dengan kategori positif, 63 (73,3%) responden memiliki perilaku dengan kategori baik.


Author(s):  
Riska Nia Andriani ◽  
Gunawan A. Tohir ◽  
Vina Pramayastri

COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) merupakan penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2. Tenaga kesehatan merupakan kelompok yang paling rentan terpapar virus ini dikarenakan adanya kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesehatan kerja petugas kesehatan di IGD RSUD Palembang BARI terhadap wabah COVID-19. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif case series. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang paling banyak ditemukan adalah karakteristik petugas kesehatan dengan usia antara 26–35 tahun, masa kerja >3 tahun dan lama kerja >8 jam, patuh menggunakan APD yang sesuai dengan rekomendasi WHO atau Kemenkes RI, jam kerja tetap, pendapatan yang tidak bertambah atau tetap, RT-PCR negatif, adanya rasa takut dan melakukan tindakan pencegahan terhadap COVID-19, serta motivasi kerja yang tidak rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan di IGD RSUD Palembang BARI patuh menggunakan APD yang sesuai dengan rekomendasi WHO atau Kemenkes RI serta motivasi kerja yang tidak rendah. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat terus mempertahankan kepatuhan dalam menggunakan APD, motivasi kerja maupun tindakan pencegahan.


Author(s):  
Al Hadi ◽  
Raden Pamudji ◽  
Melinda Rachmadianty

Dermatitis kontak adalah suatu keadaan inflamasi atau radang non infeksi pada kulit yang diakibatkan oleh senyawa yang kontak dengan kulit yang bersifat iritan atau alergen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lama kontak, masa kerja, riwayat penyakit kulit, riwayat atopi, riwayat personal hygiene, dan riwayat penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bengkel motor di Kecamatan Plaju.Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada pekerja bengkel di Kecamatan Plaju kota Palembang. Jumlah sampel sebanyak 30 pekerja dengan total sampling. Pada penelitian didapatkan 27 orang (90,0%) pekerja yang mengalami dermatitis kontak dan 3 orang (10,0%) pekerja yang tidak mengalami dermatitis kontak. Ada hubungan antara lama kontak (p=0,009, CI 1.070-1.390,mean 1.233), masa kerja (p=0,005, CI 1.050-1.350, mean 1.200), riwayat atopi (p=0,009, CI 1.070-1390, mean 1.233), dan personal hygiene(p=0,002, CI 1.030-1.310, mean 1.167) dengan kejadian dermatitis kontak. Tidak ada hubungan antara riwayat penyakit kulit (p=0,537, CI 1.180-1.550, mean 1.367) dan penggunaan APD (p=0,548, CI 1.210-1.590, mean 1.400) dengan kejadian dermatitis kontak.


Author(s):  
Putri Caroline ◽  
Putri Rizki Amalia Badri ◽  
Budi Utama
Keyword(s):  
P Value ◽  

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani pekerja. Dengan K3 maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Proses penerapan program K3 diterapkan dengan tujuan K3 disuatu perusahaan dapat berjalan dengan efektif, sehingga tercipta suatu keadaan yang aman dan tindakan aman dari pekerja seperti menaati peraturan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). APD merupakan upaya yang dilakukan dalam penerapan program K3 untuk mencegah terjadinya risiko kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Penerapan Program K3 terhadap perilaku Penggunaan APD di PT. Pusri Palembang (Bagian Pengantongan Pupuk). Jenis penelitian observasi analitik dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT. Pusri Palembang bagian pengantongan pupuk. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dengan besar sampel 80 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi. Data didapatkan melalui pengisian kuesioner dan dianalisis secara bivariat. Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher didapatkan hubungan yang bermakna antara penerapan program K3 terhadap perilaku penggunaan APD (p value 0,010; OR=6,327). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap perilaku Alat Pelindung Diri (APD) di PT. Pusri Palembang (Bagian Pengantongan Pupuk) .


Author(s):  
Yusrizal Chaniago ◽  
Agus Purnomo
Keyword(s):  

Kadar kolinesterase darah adalah jumlah enzim kolinesterase aktif di dalam plasma darah dan sel darah merah. Deteksi dini mengenai keracunan pestisida  adalah dengan pemeriksaan enzim kolinesterase di dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Evaluasi Aktivitas Enzim Kolinesterase Pada Kelompok Tani Kecamatan Trimurdjo Kabupaten Lampung Tengah.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan cross sectional yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah Pada Kelompok Tani Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah sebanyak 86 petani. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara aktivitas enzim kolia petani di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah dan telah dikontrol oleh variabel confounding status gizi, dosis pestisida, pemakaian alat pelindung diri (APD) (PR = 0,205, 95% CI = 0,048 - 0,866). Dari hasil penelitian menunjukan aktivitas enzim kolinesterase kelompok tani yang pemakaian dosis pestisida tidak sesuai SOP (Standar Oprasional Prosedur), tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) pada saat penyemprotan, dan status gizi kurang mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami keracunan pestisida atau aktivitas enzim kolinesterase rendah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah petani yang mengalami keracunan pestisida atau aktivitas enzim kolinesterase rendah yaitu dengan di lakukannya penyuluhan oleh sektor-sektor terkait.


Author(s):  
Trisnawati Mundijo ◽  
Nanda Kamila Salim ◽  
Nabila Putri Rahmadandi

Paparan mutagen banyak dijumpai setiap hari, salah satunya karena risiko dari pekerjaan, seperti pada pegawai fotokopi. Pegawai fotokopi dapat terpapar radiasi yang merupakan mutagen yang dapat merusak DNA sehingga timbul efek destruktif pada materi genetik sel yang dapat memengaruhi integritas sel dan menyebabkan mutasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik genotoksisitas pada pegawai fotokopi.Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain potong lintang pada pegawai fotokopi di kota Palembang. Data primer diperoleh dari kuesioner dan pengambilan apus mukosa bukal responden. Supernatan dari apus mukosa bukal diaplikasikan pada kaca preparat lalu diwarnai dengan pewarnaan Giemsa dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 32 orang sampel menunjukkan bahwa abnormalitas inti sel yang paling banyak ditemui adalah mikronukleus, binucleated, dan karyorrhexis. Penelitian ini tidak menemukan gambaran sel  pyknotic dan karyolysis. Masa bekerja yang paling lama adalah 108 bulan dan yang paling sebentar adalah 1 bulan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document