Jurnal Ilmiah Islamic Resources
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muslim Indonesia

1412-3231

2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Mursalin Ilyas ◽  
Abdul Ghany

Penelitian ini adalah suatu studi tentnag Syi’ah Imamiyah dilihat dalam persamaan dan perbedaannya dengan ahlusunnah wa al-Jama’ah. Persamaan dan perbedaan yang akan dibahas yaitu prinsipnya yang menyangkut kepemimpinan. Prinsip Syi’ah dalam hal ini mereka masukkan sebagai salah satu rukun iman yang tidak bisa diabaikan sebgaimna rukun-rukun lainnya. Sikap dan pandangan Syi’ah Imamiyah dalam masalah ini dilihat dari segi persamaannya dengan Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah sangat sedikit, namun kalua dilihat dari segi perbedaannya didapatkan perbedaan yang sangat mencolok. Masalah ini sangat urgen ditampilkan untuk menjaga agar kaum muslimin terhindar dari paham-paham yang ekstrim seperti yang dikenal dengan istilah fundamentalisme yang sebagian besar berasal dari sikap  kaum Syi’ah, begitu pula untuk menajaga agar akidah umat islam tetap berpijak pada sumber azazinya.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Wahyudin Wahyudin
Keyword(s):  

Diskursus dan perbincangan tentang penistaan agama masih terus bergulir seiring masih marak dan seringnya kasus-kasus penistaan agama terjadi dan bermunculan dengan berbagai bentuk dan polanya yang telah mengusik kehidupan beragama bahkan cenderung menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yang mengkaji makna penistaan agama melalui term-term yang terdapat di dalam al-Qur’an sehingga nampak jelas bagaimana wawasan al-Qur’an tentang penistaan agama dengan menggunakan metode tafsir tematik (maudhui). Tulisan pada bagian pertama ini membahas dua hal yaitu: pengertian penistaan agama secara umum dan dalam perspektif ulama dan kajian ontologi penistaan agama lewat elaborasi  term-term yang bermakna penistaaan agama dalam al-Qur’an. Hasil kajian menunjukan bahwa pengertian dan pemaknaan tentang penistaan agama cukup variatif namun dapat ditemukan satu kesimpulan bahwa penistaan agama adalah segala bentuk perilaku baik perkataan maupun perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang bersifat merendahkan, menghina, menodai dan memperolok-olok, melecehkan ajaran agama dan hal-hal yang dianggap sakral dalam agama, menambah atau mengurangi ajaran agama yang pokok (ushuli). Di dalam al-Qur’an ditemukan term-term yang bermakna penistaan terhadap agama yaitu al-istihza/huzuwan, al-sakhar, al-la’ab, al-aza, al-sabb, al-lamz, al-ta’an fi al-din yang dijelaskan dalam berbagai ayat di dalam al-Qur’an dan seluruh ayat-ayat tersebut mencela perbuatan penistaan agama dan perilaku ini tergolong sebagai kejahatan dan tindak kriminal (jarimah) yang dapat dikenakan sanksi/hukuman.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Akhmad Bazith

Redaksi ayat-ayat al-Qur’an, tidak dapat dijangkau maksudnya secara pasti, kecuali oleh pemilik redaksi tersebut sebagaimana setiap redaksi yang diucapkan atau ditulis. Hal inilah yang kemudian dapat menimbulkan keanekaragaman dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an. Karena al-Qur’an menggunakan pola kalimat haqi>qah dan maja>z, tasri>h dan kina>yah serta i’ja>z dan itna>b sebagaimana dikenal dalam ungkapan-ungkapan bahasa Arab. Hanya saja al-Qur’an memiliki kelebihan-kelebihan sesuai dengan kandungan maknanya yang luhur dan tak ada bandingannya dan sebagai mu’jizat dari Allah swt.Kajian ini bertujuan mengkaji sebab-sebab perbedaan yang terjadi di kalangan ahli tafsir dalam menafsirkan al-Qur’an. Dalam kajian ini membahas tentang pengertian ikhtilaf disertai bentuk-bentuk perbedaan, serta sebab-sebab umum dan khusus yang menjadi perbedaan di kalangan ulama tafsir dengan uraian dari ulama-ulama tafsir yang disertai beberapa contoh.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Abd Samad Baso

Hijratul Rasul adalah simbol keyakinan yang membara dan simbol perbedaan antara yang hak dan yang batil. Hijratul Rasul terlaksana dengan batil karena nabi dan sahabatnya memiliki pengetahuan yang komperhensif, yaitu: (a) tahu fiqh dan tahu dakwah; (b) tahu jihad dan tahu sabar. Oleh karena itu, orang yang memiliki paham yang salah atau salah paham hanya tahu memvonis kafir atau Islam tanpa adanya upaya membujuk orang kafir dengan melalui proses dakwah. Miss standing ini menjadikan agama sebagai tujuan bahkan menjadikan agama sebagai Tuhan. Oleh karena itu, makna jihad yang benar harus sesuai visi-misi Hijratul Rasul sebagai langkah strategis dalam perjuangan. Karena itu hijrah sangat diresponi oleh Al-Qur’an dalam QS. Al-Nisa/100 dan dengan itu pula sehingg nama Hijriyah dijadikan nama dalam sistem penanggalan Islam yang di dalamnya tercakup berbagai dinamika dalam membangun peradaban kemanusiaan universal. 


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 122
Author(s):  
Ratika Negsi ◽  
Ahmad Hakim ◽  
Eka Fitriani
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dengan jelas penerapan Metode Integratif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Pesantren Putri Yatama Mandiri Kab. Gowa. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan cara mengevaluasi masalah proses pembelajaran dalam kelas dengan metode yang komprehensif dengan tujuan menyelesaikan persoalan dan mengambil beragam aksi yang telah diencanakan pada kondisi actual dan menganalisis metode perbaikkan dan dampaknya. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah Observasi, Wawancara, Tes dan Dokumentasi. Penelitian ini dilakukan berdasarkan alur penelitian metode Kemmis dan Mc Taggar yang dimana metode tersebut terdapat 2 siklus yang setiap siklus mempunyai empat tahap yaitu, planning, action, observasi, dan reflection. Dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dimana menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran PAI tentang materi “Proses Penciptaan Manusi pada Surah Al-Mukminun ayat 12-14” dengan materi tentang “Proses Pembentukkan/ Perkembangan Manusia dalam rahim”, Berdasarkan hasil dari tes Pra Siklus, Siklus I serta dalam Siklus II. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik 11% pada Pra Siklus, meningkat menjadi 54% pada Siklus I, kembali meningkat menjadi 89% di Siklus II. Berlandaskan pada apa yang dijelaskan di atas, dengan ini biasa dipahami bahwasanya penelitian tentang Penerapan Metode Integratif bisa meningkatkan Hasil Belajar pesertadidik pada bisang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas IX SMP Pesantren Putri Yatama Mandiri Kab. Gowa.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Arif Rahman ◽  
Abdul Malik ◽  
Martini Martini

Penelitian dalam skripsi ini bersifat bersifat penelitian kualitatif deskriptif yang dimana dalam proses pengumpulan datanya terbagi menjadi dua tahap, yakni data primer yang dimana data yang di hasilkan dari wawancara mendalam terhadap narasumber yang dapat di percaya dan memperkuat pengumpulan data. Sedanngkan data sekunder yakni berupa dokumen-dokumen grafis atau catatan dan benda-benda lain yang dapat mempertajam data primer.  Adapun teknik pengumpulan datanya yakni menerapkan tekhnik sampling porsive yakni wawancara tatap muka terhadap informal yang bisa menyajikan data yang akurat mengenai penelitian. di kaitkan dengan hasil pengamatan dan dokumentasi sehingga data di analisis dengan menerapkan kondensasi data atau penyajian data lalu di tarik sebuah kesimpulan yang menghasilakan sebuah pengamatan sesuai dengan kebutuhan penelitian. sehingga harapan dari pada pengamatan ini yakni untuk mengukur bagaimana penerapan nilai-nilai maja labo dahu peserta didik pada kegiatan pembelajaran dan bagaimana ahklak religiusitas peserta didik dari model penerapan nilai-nilai maja labo dahu pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Sape. Dari hasil penelitian setelah dilakukan pengolahan data, pengamatan langsung  dan verifikasi data, lalu ditarik kesimpulan bahwa penerapan nilai-nilai maja labo dahu pada kegiatan pembelajaran masih sangat tidak efekti, dikarenakan masih banyaknya ditemukan peserta didik yang melakukan pelanggaran di luar dari pada norma sebagai seorang pelajar, yakni di temukanyahasil kertas contekan ketika ulangan mid semester berlangsung, tak hanya itu, bahkan peserta didik sering kehilangan barang-barang elektronik di dalam kelas seperti handpone, laptop dan sebagainya. Padahal guru-guru di SMAN 1 Sape senantiasi memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik, namun masih saja di temukan beberapa peserta didik yang masih  melakukan pelanggaran. 


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 87
Author(s):  
Yush Nawir ◽  
Bahman Bakka

Hakekat Penyakit mental ini terdiri dari beberapa jenis dan sangat variatif sifatnya. Seorang Pengidap penyakit dapat merasakan keberadaanya pada diri seseorang akan tetapi setelah melalui pemeriksaan dokter dengan segala fasilitas dan alat medis, pasien ini masih berada pada tahap dan kondisi normal secara fisik, dalam artian bahwa tubuhnya masih tetap sehat wal afiat. Adanya faktor mental seperti rasa takut, gelisah, bimbang, risau, perasaan yang sensitif, stres, panik, depresi hingga ketidak puasan dalam hubungan seks dan ragam sindrom lainnya merupakan penyumbang terbaik dan terbanyak munculnya penyakit ini. Al-Qur’an memberi solusi yaitu dengan membangun hubungan harmonis sesama manusia dan hubungan harmaonis kepada Allah atau hablun minallah dan hablun minannas. Dengan demikian, maka seyogyanya para penghuni rumah sakit jiwa harus terbangun diantara mereka hablun minallah walau dalam kondisi seminimal mungkin pada awalnya. Para pasien jiwa harus diajari bertaubat dan berzikir atau mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan kemampuan mereka, disamping membangun hubungan sosial di antara mereka. Karena itu, disamping terapi medis, terapi religius sangat penting bagi penderita penyakit ini karena mental merupakan bagian yang tak tampak atau non-fisik, maka tentunya sebaiknya didekati dengan terapi non-fisik juga. Membimbing mereka kembali kepada TuhanNya tentu lebih bermakna dan lebih mampu menenangkan jiwa mereka


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Maryam Ismail

Pada dasarnya integrasi bertujuan untuk pengembangan antara sains dan Islam seiring dan sejalan bergandengan meraih kemajuan untuk memberikan kehidupan manusia bahagia, tentram, damai, dan makmur dalam tatanan kemajuan ilmu pengetahuan dan kecerdasan spritual. Integrasi yang dimaksudkan bukan mencampur adukkan hingga menghilanghkan entensitas masing-masing lalu lebur dalam satu kesatuan kemudian melahirkan identitas tertentu. Tetapi yang dimaksudkan adalah saling menerima dan memberi kontribusi sejalan dan tidak dipertentangkan, melainkan saling melengkapi, dalam memenuhi kebutuhan manusia, karena keduanya dapat mengantar   manusia menikmati kehidupannya lahir dan bathin bukan hanya di dunia melainkan sampai di akhir nanti. Sains sangat dibutuhkan ajaran Islam dalam melakukan ibadah dan amal shaleh, tanpa sains ajaran agama sulit diterapkan secara kaffah. Terutama diera globalisasi dewasa ini. Ajaran Islam harus berteman dengan sains untuk mewujudkan tujuannya sama dengan sains butuh dikawal oleh ajaran Islam dalam pemanfaatannya sesuai dengan tujuan filosufinya.  Sains bersumber dari hasil nalar manusia, pemanfaatannya sangat besar ketika dikawal oleh ketaqwaan, tetapi sehebat apapun sains disaat lepas dari kendali iman bisa membawa pada kehancuran. Tidak benar kalau dikatakan ajaran Islam menghambat kemajuan sains justru sebaliknya sains akan melaju perkembangannya berbarengan denga ajaran Islam terbukti dengan kemajuan Islam dimasa silam yang mampu membangun peradaban dunia


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 76
Author(s):  
St. Johariah

Prayer is the second obligation of a muslim as evidence of the statement and declaration of the creed as well as concrete evidence that differentiates between muslim and non-muslim. Therefore, prayer is an obligation that must be carried out continuously and consistently by every muslim who has reached the age of mukallaf, namely puberty and reasoning until the end of his life. The prayers that are performed must of course be in accordance with the guidance of Allah and His messenger with the main objective of forming positive characters in a muslim, both in interacting with Allah (vertical relationship) and interactions with fellow beings, namely other people and natural surroundings (horizontal relationship). More precisely, the values of prayer must be actualized in life and engraved in reflecting a muslim figure. But in reality, not all muslims praying are formed in their character. Thi is the background of this article, the outher will try to explain the essence of prayer, wisdom and purpose of prayer in the hope that it can contribute to improving the quality of prayer so hat what is the goal of prayer cen be realized in the formation of the character of true muslims


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Andi Hasriani ◽  
Samsudduha Samsudduha ◽  
Syamsuriah Syamsuriah

PKM ini merupakan salah satu wujud pengaplikasian Tri Darma Perguruan Tinggi, dibawah naungan LPkM. Program tersebut juga merupakan salah satu wujud kepedulian LPkM untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya siswa-siswa yang akan meyelesaikan pendidikan di sekolahnya, sehingga mereka memiliki kemampuan dan keterampilan (skill) khususnya dalam bidang dakwah. Siswa Madrasah Aliyah DDI Jawi-Jawi adalah obyek Program Kemitraan Masyarakat yang dipilih sebagai mitra dalam pengabdian ini dengan tujuan agar siswa memiliki keterampilan dan modal dasar untuk dapat menyampaikan dakwah kepada masyarakat yang membutuhkan.  Mereka diharapkan mampu berdiri dihadapan orang banyak dalam rangka menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar.  Jika mereka tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, setidaknya mereka sudah memiliki modal untuk digunakan dalam memberikan pesan kebaikan melalui dakwahnya, seperti sudah mampu untuk berdakwah di tengah masyarakat. Selanjutnya, jika mereka melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, diharapkan agar mereka sudah memiliki kemampuan dasar untuk tampil dan berani menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan berdiri di depan khalayak ramai. Adapun metode yang digunakan adalah metode partisipatif yakni melibatkan mitra dalam segala bentuk kegiatan pelatihan, diskusi maupun praktek. Pelaksana kegiatan pelatihan ini adalah dosen Fakultas Agama Islam sekaligus menjadi pemateri pelatihan dan juri dalam lomba kultum.  Lomba kultum yang diadakan setelah pelatihan adalah evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.  Sekolah DDI Jawi- Jawi sangat mengharapkan pelatihan yang berkelanjutan untuk siswa yang belum diikutkan pelatihan ini. Pelaksanaan pengabdian ini mendapatkan hambatan sekaligus tantangan bagi pengabdi yaitu copid 19 yang menyebabkan sulit mengatur waktu sesuai jadwal yang telah disepakati dan juga adanya larangan tatap muka disekolah. Namun akhirnya kegiatan pengabdian dapat berjalan lancar dan berjalan sesuai target yang direncanakan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document