Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Semarang

2580-846x, 1693-9115

2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Dewi Fatimatuzzahroh ◽  
Bambang Kunarto ◽  
Ery Pratiwi
Keyword(s):  

<p class="BasicParagraph">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui <em> </em>kadar likopen dan β-karoten serta aktivitas antioksidan hasil ekstraksi kulit melinjo merah (<em>Gnetum gnemon </em>L<em>.)</em> dengan berbagai lama waktu ekstraksi berbantu gelombang ultrasonik menggunakan pelarut etil asetat. Penelitian ini dilakukan secara laboratoris di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Kimia Teknologi Hasil Pertanian Universitas Semarang pada Bulan Maret-Juni 2020. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut meliputi perlakuan lama esktraksi yang terdiri dari : perlakuan lama 10 menit (P1), 20 menit (P2), 30 menit (P3), 40 menit, (P4), 50 menit (P5), dan 60 menit (P6). Parameter yang diamati adalah likopen, β-karoten dan aktivitas antioksidan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA, dan apabila perbedaan akibat perlakuan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan (DMRT) pada taraf 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi kulit melinjo merah (<em>Gnetum gnemon </em>L<em>.) </em>berpengaruh terhadap likopen, β-karoten dan aktivitas antioksidan. Untuk mendapatkan likopen, β-karoten dan aktivitas antioksidan adalah pada waktu 20 menit (P2) yang menghasilkan likopen sebesar 209,51 ppm, β-karoten 126,44 µg/g dan aktivitas antioksidan 37,35%.</p>


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Dionisius Rizky ◽  
Haslina Haslina ◽  
Ika Fitriana

<p class="BasicParagraph">Rambut jagung merupakan limbah jagung yang selama ini belum termanfaatkan, sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Laboratorium Kimia dan Bio Pangan, Laboratorium Uji Indrawi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang. Waktu dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2020. . Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 20 unit perecobaan. Formulasi tepung rambut jagung dan tepung beras berpengaruh terhadap nyata (p&lt;0,05) terhadap kandungan gizi dan sensori keripik bayam. Dari 536gr rambut jagung didapatkan 157gr tepung rambut jagung. Berdasarkan analisis ragam formula tepung rambut jagung dan tepung beras berpengaruh terhadap kandungan gizi  (kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar serat kasar, kadar karbohidrat), kecuali kadar abu dan sensori. Formula tepung rambut jagung dan tepung beras yang disukai oleh panelis pada perlakuan T2 (5g:95g). dengan skor warna 2,48 (agak coklat), skor rasa 4,28 (netral), skor tekstur 6,14 (renyah), kadar air 3,25%, kadar abu 2,00%, kadar protein 8,98%, kadar lemak 23,00%, kadar serat kasar 0,80%, kadar karbohidrat 59,97%.</p>


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nadian Ernaningtyas ◽  
Sri Budi Wahjuningsih ◽  
Sri Haryati

<p class="BasicParagraph">Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah substitusi wortel dan tepung mocaf berpengaruh terhadap sifat fisikokimia dan organoleptic mie kering. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1 faktor menggunakan 5 perlakuan 4 ulangan. Pelakuan yang diterapkan adalah perbandingan wortel dan tepung mocaf pada P1 (0:40), P2 (10:30). P3 (20:20), P4 (30:10), P5 (0:40), terigu 60 g, air, CMC 2 g, dan garam 0,5 g. Data dianalisis dengan ANOVA. Dilanjutkan dengan Uji Duncan (DMRT) pada taraf 5% . Penelitian ini menunjukkan pengaruh substitusi wortel dan tepung mocaf terhadap tensile strength, rehidrasi, kadar air, β-karoten, serat kasar, dan uji organoleptik meliputi uji hedonic warna, tekstur, rasa  mie kering. Perlakuan terbaik adalah P4 dengan nilai daya putus 0,017050 Mpa, daya rehidrasi 1,120575, kadar air 9,34475%, β-karoten 5951,323925 µ.g/100g, serat kasar 1,05975%, dan memiliki tingkat kerusaan warna 5,5 (suka-sangat suka), tekstur 5,2 (suka-sangat suka), dan rasa 6,4 (sangat suka-amat sangat suka).</p>


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Christina Dewi Febriani ◽  
Dewi Larasati ◽  
Adi Sampurno

<p class="BasicParagraph">Daging sapi termasuk bahan pangan yang mudah rusak (perishable food), sehingga perlu adanya penanganan lanjutan supaya mutu daging sapi dapat dipertahankan. Teknologi pembekuan cepat dengan menggunakan nitrogen cair, merupakan salah satu metode pembekuan yang memerlukan waktu relatif singkat. Dengan titik didihnya yang mencapai suhu -195,8°C, nitrogen cair mempunyai kemampuan membekukan bahan organik relatif lebih efektif dibandingkan dengan pendingin berbahan amoniak maupun freon. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 – Juli 2019 di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Laboratorium Kimia Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu lama pencelupan bakso daging sapi pada nitrogen cair sebanyak 4 perlakuan, yaitu: P1 (tanpa pencelupan); P2 (20 detik); P3 (40 detik); P4 (60 detik) dengan 5 kali pengulangan. Data dianalisis dengan ANOVA jika hasil menunjukan pengaruh yang nyata diuji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf &lt;5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada hari 0 lama pencelupan nitrogen cair berpengaruh nyata (p&lt;0,05) terhadap sifat fisik (daya ikat air), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur, dan sifat kimiawi (kadar lemak dan kadar peroksida). Sedangkan pada hari ke 7 lama pencelupan nitrogen cair berpengaruh nyata (p&lt;0,05) terhadap kadar peroksida dan daya ikat air. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak dan tekstur.</p>


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Ery Pratiwi ◽  
Aldila Sagitaning Putri ◽  
Devy Angga Gunantar

<div><table cellspacing="0" cellpadding="0" align="right"><tbody><tr><td align="left" valign="top"><p class="BasicParagraph">Telah dilakukan penelitian pengaruh suhu pengeringan terhadap sifat kimia (rendemen, kadar air, kadar lemak) dan sifat organoleptic (warna dan aroma) pada pembuatan kelapa parut yang dikeringkan. Hasil yang diperoleh dilakukan analisa sifat kimia (rendemen, kadar air, kadar lemak) dan organoleptik (warna dan aroma).Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan  satu factor, yaitu suhu pengeringan 50°C, 60°C, 70°C, 80°C dengan 4 kali ulangan. Data yang diperoleh dihitung menggunakan perhitungan rancangan percobaan (RAK) apabila ada perbedaan nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf %% untuk mengetahui perbedaan masing-masing taraf perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kadar air 2,96%, kadar lemak 48,90%, rendemen 36,62% terbaik pada kondisi suhu pengeringan 80°C</p></td></tr></tbody></table></div>


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Zulhaq Dahri Siqhny ◽  
Elly Yuniarti Sani ◽  
Ika Fitriana

<p class="BasicParagraph">Salah Satu sumber pangan lokal yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat  adalah Umbi gadung <em>(Discorea hispida dennst.)</em>. Komposisi kimia dalam gadung tersusun dari protein 2,1%, lemak 0,2 %, karbohidrat 23,2 % dan air 73,5 % serta kalsium besi 0,6 mg/100g, 20,0 mg/100g dan fosfor 69,0 mg/100g. Masih tingginya kandungan nutrisi umbi gadung berpotensi menjadi sumber karbohidrat. Saat ini, pemanfaatan umbi gadung tekendala dalam hal kandungan asam sianida (HCN) yang dapat mengakibatkan keracunan pada manusia maupun binatang. Sianida akan keluar jika bahan makanan dihancurkan, dikunyah dan mengalami pengirisan atau rusak. Kadar sianida dalam makanan jika melebihi dari (&lt;100 mg/kg) dapat dikategorikan sangat beracun. Sedangkan kandungan sianida alami yang terdapat dalam umbi gadung secara teori berkisar antara 50 - 400 mg/kg. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses tertentu dan  penelitian lebih lanjut agar nantinya umbi gadung dapat dimakan dengan aman. Salah satunya dengan penyerapan racun HCN menggunakan abu gosok dan air kapur. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil terbaik perlakuan penyerapan kadar HCN pada variable kapur 15 % dengan waktu perendaman selama 24 jam dapat diturunkan sebesar 84.15 %. Hal ini disebabkan karena larutan kapur dapat menurunkan pH (basa kuat) hingga menetralkan kandungan asam pada HCN dan merusak dinding sel sehingga mengalami irisan umbi gadung mengalami plasmolisis (pecahnya membran sel karena kekurangan air). Pada penelitian ini penggunaan bahan penyerap kapur lebih baik daripada bahan penyerap abu gosok, sehingga penggunaan kapur dalam penurunan kadar HCN paling baik. Selain itu, alternatif lain dalam pengolahan umbi gadung adalah dengan menjadikan tepung. Karena secara tidak langsung dapat memperpanjang umur simpan dikarenakan rendahnya kadar air yang terkandung. Manfaat lain penepungan adalah untuk mendiversifikasikan dan meningkatkan daya fleksibilitas tepung umbi gadung sebagai bahan baku olahan, keuntungan lainya jika dilakukan penepungan adalah mudahnya dalam pengemasan, dapat memperluas area pemasaran dan dapat meningkatkan harga dasar umbi gadung menjadi lebih bagus sehingga dapat berdampak positif kepada petani umbi gadung. Selain itu, kelebihan lainya adalah tepung umbi gadung nantinya juga dapat digunakan sebagai subtitusi tepung terigu dan dapat digunakan dalam berbagai bahan baku industri</p>


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Nadia Anggi Marantika ◽  
Sri Haryati ◽  
Sudjatinah Sudjatinah
Keyword(s):  

<p class="BasicParagraph">Bekasam merupakan produk fermentasi sebagai hasil atau produk ikan awetan yang diolah secara tradisional dengan metode penggaraman. Berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi garam terbaik terhadap pembuatan bekasam. Sampel yang digunakan merupakan ikan kurisi (Nemipterus nemathophorus) yang diperoleh dari TPI Rembang yang diberi perlakuan konsentrasi garam yang berbeda dan difermentai selama 7 hari. Parameter yang diamati adalah uji kadar air, tekstur analyzer, pH, kadar protein, aroma, warna dan tekstur pada bekasam. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) denggan 5 perlakuan (20%, 25%, 30%, 35% dan 40%) b/b. Hasil penelitian menunjukan bahwa bekasam ikan kurisi dengan konsentrasi garam 40% memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P &lt; 0,05) dengan hasil penelitian diperoleh tekstur kadar air sebesar 51,06%, (Texture Analyzer) memiliki nilai 998,59gr/mm, pH dengan nilai 3,43, kadar protein memiliki nilai 14,121%, dan uji organoleptik mutu hedonik terhadap parameter aroma dengan skor 5,50, warna dengan skor 5,87 dan tekstur (kekerasan) dengan skor 5,87.</p><p class="BasicParagraph"> </p>


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Sutiko Sutiko ◽  
Adi Sampurno ◽  
Antonia Nani Cahyanti ◽  
Dewi Larasari

<div><table cellspacing="0" cellpadding="0" align="right"><tbody><tr><td align="left" valign="top"><p class="BasicParagraph">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah Total Plate Count (TPC), pH, Aw dan sensori pada lumpia basah kemas non vakum dengan berbagai lama pemanasan. Hasil penelitian ini  diharapkan  dapat  memberikan  informasi  ilmiah  kepada  produsen  lumpia  basah  dan masyarakat tentang pemanasan sebagai salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan pada lumpia basah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali, yaitu perlakuan tanpa pemanasan (P1), lama pemanasan 5 menit (P2), lama  pemanasan 10 menit (P3), dan lama pemanasan 15 menit (P4) pada penyimpanan suhu ruang. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA, dan apabila ada perbedaan akibat perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range (DMRT) pada taraf 0,05. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyata terhadap TPC, pH dan Aw, namun tidak berbeda nyata terhadap sensorinya. Semakin lama pemanasan pada lumpia basah kemas non vakum menunjukkan TPC  mengalami penurunan, pH mengalami kenaikan dan Aw    mengalami kenaikan, sedangkan semakin lama penyimpanan (sampai hari ke-4) menunjukkan  TPC  mengalami  kenaikan,  pH  mengalami  penurunan,  dan  Aw  mengalami kenaikan</p></td></tr></tbody></table></div>


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Cindy Nafa Ferantika ◽  
Sri Haryati ◽  
Dewi Larasati

<div><table cellspacing="0" cellpadding="0" align="right"><tbody><tr><td align="left" valign="top"><p class="BasicParagraph">Ikan kembung  (Rastrelliger neglectus) merupakan jenis ikan ekonomis penting yang banyak ditangkap maupun dikonsumsi di Indonesia. Wortel adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna kuning kemerahan dengan tekstur serupa kayu. Bakso merupakan bahan pangan sumber protein hewani alternatif yang relatif murah. Daya konsumsi masyarakat terutama anak-anak yang rendah terhadap sayuran wortel maka dari itu bakso ikan kembung ditambah sayuran wortel agar tinggi vitamin dan meningkatkan daya konsumsi terhadap wortel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan subtitusi wortel dan ikan kembung pada bakso ikan kembung terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik bakso ikan kembung yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu substitusi wortel dan ikan kembung dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Dengan pengukuran variabel yaitu kadar lemak, kadar air, kadar protein, vitamin A, tekstur (kekenyalan). Uji hedonik rasa dan warna. Subtitusi ikan kembung dan wortel berpengaruh nyata (p&lt;0,05) terhadap sifat kimia (kadar air, protein, kadar lemak, vitamin A), organoleptik (rasa, dan warna) dan tidak beda nyata terhadap sifat fisik yaitu tekstur pada bakso ikan kembung dengan subtitusi wortel.</p><p class="BasicParagraph"> </p></td></tr></tbody></table></div>


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Lulu’ Nafisah

<p class="AbstakIndo">Daging ayam kampung mempunyai rasa yang lebih enak dengan kandungan lemak dan kolestrol yang rendah. Daging sayat merupakan salah satu cara efektif dalam proses pengawetan daging dengan cara curing dan pengeringan, penambahan bumbu rempah-rempah untuk memberi cita rasa dan aroma pada daging sayat. Jahe mengandung enzim protease yang mampu mengempukkan daging. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi jahe merah terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik daging sayat ayam kampung, mengetahui perlakuan terbaik yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni-Juli 2019, di Laboratorium Rekayasa Pangan, Laboratorium Kimia, dan Laboratorium Uji Inderawi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang. Metode penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu 5 perlakuan dan 4 kali ulangan variasi konsentrasi jahe merah, Penyayatan dengan cara menyayat tipis daging ayam kampung. Adapun perlakuan yang digunakan P0= 0% (tidak ada penambahan jahe merah atau 100% daging ayam kampung), P1= 2,5% (penambahan jahe merah sebanyak 2,5 g), P2= 5% (penambahan jahe merah sebanyak 5g), P3= 7,5% (penambahan jahe merah sebanyak 7,5g), P4= 10% (penambahan jahe merah sebanyak 10g), sedangkan parameter yang diamati adalah sifat fisik (tekstur), sifat kimia (kadar air, kadar protein, dan kadar lemak), dan sifat organoleptik ( warna). Apabila ada pengaruh yang nyata, maka diuji lanjut dengan menggunakan Tuckey taraf 5%. Konsentrasi jahe merah berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap kadar air, kadar protein, tekstur (kekerasan) dan organoleptik (skor warna). Sedangkan terhadap kadar lemak tidak berbeda nyata. Panelis memilih P4 dengan skor warna 4,50 (coklat – coklat tua), dengan kadar air 6,38%, kadar lemak 0,20%, kadar protein 19,30% dan tekstur kekerasan 102,93 gf.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document