Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

3
(FIVE YEARS 3)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Banten Jaya

2654-914x, 2654-9557

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 122-130
Author(s):  
Wawan Gunawan ◽  
Bambang Ali Gunawan

Boiler merupakan proses terjadinya pembakaran bahan bakar batubara pada bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan steam. Steam tersebut dapat menggerakkan turbine-generator untuk menghasilkan listrik. Excess air merupakan persentase oksigen didalam fraksi massa yang terkandung didalam udara hasil pembakaran (flue gas). Nilai excess air dan efisiensi pada mesin boiler dapat diketahui dengan metode analisa deskriptif dan analisa perhitungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai kalor batubara terhadap nilai efisiensi dan pengaruh nilai kalor batubara terhadap excess air dengan menggunakan metode analisa deskriptif. Prosedur perhitungan diawali dengan menghitung entalpi aktual, low heat value, efisiensi aktual pada variasi nilai kalor batubara dan menghitung Air Fuel Ratio (AFR) aktual, Air Fuel Ratio (AFR) ideal, serta excess air pada mesin boiler. Hasil perhitungan menunjukkan penggunaan batubara dengan nilai LHV lebih besar menghasilkan nilai efisiensi boiler yang lebih tinggi. Penggunaan batubara dengan LHV 31.773 kJ/kg memberikan nilai efisiensi boiler mencapai 57 % dengan nilai excess air sebesar 63,6 %. Sehingga nilai kalor batubara yang lebih tinggi memerlukan excess air yang lebih rendah serta menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 111-121
Author(s):  
Tatan Zakaria ◽  
Trian Suryaman

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah salah satu jenis pembangkit listrik dimana prosesnya sebagai sistem konversi energi. Energi potensial kimiawi bahan bakar batubara dikonversi energi panas pembakarannya untuk merubah air umpan ketel uap menjadi uap bertekanan. Selanjutnya energi potensial tekanan uap berubah menjadi energi kinetik yang memutarkan sudu-sudu turbin uap menjadi energi mekanik rotasi as turbin, yang selanjutnya energi mekanik putaran as dirubah menjadi energi listrik melaui generator. Pembangkit Listrik Tenaga Uap terdiri dari alat utama (main equipment) dan berbagai alat pendukung (accessories), seperti ketel uap (boiler), turbin uap (steam turbine), generator, sistem bahan bakar, sistem udara pembakaran, sistem abu batu bara, sistem air ketel uap, sistem air pendinginan (cooling water system). Semua peralatan harus mempunyai kualitas dan reliabilitas agar sistem pembangkit beroperasi tanpa gangguan. Sistem gangguan alat-alat pendukung bisa menjadi gangguan pada alat-alat utama. Kondensor turbin uap merupakaan salah satu alat pendukung turbin uap. Dari data selama penelitian enam bulan didapatkan penyebab kerusakan kondensor adalah kebocoran pipa kondensor dengan jumlah 142 kejadian atau 31 %,  penyebab masalah kedua yaitu pada peralatan bermasalah (CWP, CEP, LP Drain Pump, GSC Exhaust Fan, Venting Pump)  dengan jumlah 88 kejadian atau 19 %,  ketiga yaitu sistem vakum ejector dengan jumlah 64 kejadian atau 14 %, keempat yaitu transmiter abnormal dengan jumlah 56 atau 12 %,  kelima yaitu pengujian kondensor dengan jumlah 56 kejadian atau 12 %, serta terakhir penyebab masalah kondensor keenam yaitu CL- air pengisi tinggi dengan jumlah 55 kejadian atau 12 %.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 99-110
Author(s):  
Herudi Herudi ◽  
Fathurohman Fathurohman ◽  
Supriyadi Supriyadi

Divisi sinter plant adalah perusahaan yang memproduksi sinter ore sebagai bahan baku utama pembuatan hot metal. Dalam proses produksinya divisi sinter plant masih terdapat pemborosan sehingga proses produksi menjadi tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi dalam proses sinter ore dan memberikan rekomendasi perbaikan mengurangi pemborosan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan konsep lean manufacturing dengan menggunakan Value Stream Analysis Tools berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada empat supervisor dan Root Couse Analysis. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pemborosan (waste) yang paling dominan dan mempengaruhi proses pencampuran material yaitu over process (60 %) dan motion (40 %). Perbaikan dalam over process dilakukan dengan cara mengganti fasilitas mixing dengan belt conveyor pada proses pencampuran material mampu meningkatkan efektivitas proses. Pergantian ini juga berdampak pada hilangnya proses motion dan berdampak pada peningkatan nilai process cycle efficiency. Penerapan lean manufacturing secara terus akan menghilangkan pemborosan yang terjadi pada proses produksi yang berdampak pada peningkatan kinerja operasional prusahaan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document