ANALISA EFEKTIVITAS PROSES SINTER PLANT DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 99-110
Author(s):  
Herudi Herudi ◽  
Fathurohman Fathurohman ◽  
Supriyadi Supriyadi

Divisi sinter plant adalah perusahaan yang memproduksi sinter ore sebagai bahan baku utama pembuatan hot metal. Dalam proses produksinya divisi sinter plant masih terdapat pemborosan sehingga proses produksi menjadi tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi dalam proses sinter ore dan memberikan rekomendasi perbaikan mengurangi pemborosan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan konsep lean manufacturing dengan menggunakan Value Stream Analysis Tools berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada empat supervisor dan Root Couse Analysis. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pemborosan (waste) yang paling dominan dan mempengaruhi proses pencampuran material yaitu over process (60 %) dan motion (40 %). Perbaikan dalam over process dilakukan dengan cara mengganti fasilitas mixing dengan belt conveyor pada proses pencampuran material mampu meningkatkan efektivitas proses. Pergantian ini juga berdampak pada hilangnya proses motion dan berdampak pada peningkatan nilai process cycle efficiency. Penerapan lean manufacturing secara terus akan menghilangkan pemborosan yang terjadi pada proses produksi yang berdampak pada peningkatan kinerja operasional prusahaan.

2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Dion Avellino Suyanto ◽  
Sunday Noya

Fierce competition encourages companies to make continuous improvements to achieve better working efficiency. One method to improve the working efficiency is using the concept of lean manufacturing. The efficiency of the existing work in PT. Rimba Kencana is still not good because there are many processes that are not uniform and because of that, production lead time is increased. By using value stream mapping and value stream analysis tools (VALSAT), the production processes in the company are mapped into the current state mapping and future state mapping. In the current state mapping, the total value of production lead time is 59.49 days and the value of process cycle efficiency (PCE) is 0.013%. After doing improvement on welding department, the total value of production lead time decreased to 48.22 days and the value of process cycle efficiency becomes 0.016%. Keywords: Efficiency, Value Stream Mapping, Value Stream Analysis Tools


Author(s):  
Edwin Bayu Kurniawan ◽  
Ni Luh Putu Hariastuti

CV. Nipson Industrial Coating adalah perusahaan yang hanya bergerak untuk memproduksi coating, dimana perlu terus menerus meningkatkan kinerja perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan tepat waktu dalam pengiriman ke pada konsumen. Dengan strategi lean manufacturing perusahaan mampu mengidentifikasi jenis pemborosan (waste) yang terjadi dalam proses produksi sehingga waste yang terjadi bisa dihilangkan. Pemborosan (waste) diidentifikasi dengan seven waste, kemudian dilakukan pemetaan secara detail dengan Value Stream Analysis Tools (VALSAT) dan dianalisa akar penyebab masalah dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari hasil penelitian ini, didapatkan pemborosan (waste) pada proses produksi adalah waiting/delay dan defect. Dampak dari penerapan strategi lean manufacturing pada proses produksi menurut process activity mapping, meningkatkan process cycle efficiency menjadi 94.84% dan menurut quality filter mapping adalah melaksanakan standarisasi pada material bahan baku kemudian melakukan pelatihan terhadap pekerja dikhususkan terhadap bidangnya masing-masing.  Kata Kunci : Lean Manufacturing, Waste, VSM, VALSAT, FMEA


OPSI ◽  
2018 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 14 ◽  
Author(s):  
Almer Panji Pradana ◽  
Mochammad Chaeron ◽  
Muhammad Shodiq Abdul Khanan

CV Marga Jaya (Pabrik II) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan paving/conblock secara masal. CV Marga Jaya (Pabrik II) selalu berusaha mengurangi pemborosan yang terjadi selama proses produksi paving/conblock. Pemborosan yang terjadi antari lain, adanya produksi berlebih, transportasi, waktu menunggu, dan cacat yang berlebih.  Lean Manufacaturing merupakan pendekatan yang bertujuan untuk merampingkan proses dengan mengurangi pemborosan yang terjadi selama proses produksi. Pendekatan konsep lean manufacturing dimulai dengan membuat big picture mapping, dilanjutkan dengan waste assessment model (WAM), diagram cause and effects, value stream analysis tools (VALSAT), usulan perbaikan waste yang terjadi, dan pembuatan descrete event simulation (DES). Hasil yang didapat bahwa waktu menunggu yang terjadi diperbaiki dengan menggunakan conveyor, produksi berlebih yang terjadi diperbaiki dengan melakukan perencanaan produksi, dan cacat berlebih yang terjadi diperbaiki dengan menggunakan 5W+1H dengan sebelumnya menggunakan konsep lean six sigma dan didapat nilai sigma sebesar 4,31 sigma. Simulasi proses menunjukkan dengan mengurangi pemborosan, kemampuan produksi naik 15,36% (penjemuran 30 hari) dan 147,20% (penjemuran 7 hari).


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Catur Kusbiantoro ◽  
Ellysa Nursanti

CV. Tanara Textile merupakan salah satu perusahaan tekstil yang termasuk dalam kelompok industri penyempurnaan kain berupa kain kaos. Pada proses produksi di perusahaan masih ditemukan beberapa waste. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menurunkan waste yang terjadi pada proses produksi maka digunakan pendekatan lean manufacturing. Metode Value Stream Mapping (VSM) digunakan untuk pemetaan aliran produksi dan aliran informasi terhadap suatu produk pada tingkat produksi total, melakukan wawancara untuk pembobotan penyebab 7 waste yang sering terjadi pada proses produksi, VALSAT untuk menganalisa pemborosan dari hasil pembobotan yang selanjutnya melakukan detailed mapping tools, serta analisis FMEA untuk mengetahui penyebab kegagalan prosesyang terjadi di lini produksi lalu menghitung nilai RPN tertinggi. Selanjutnya melakukan usulan perbaikan untuk menurunkan waste unnecessary inventory serta menganalisis perbaikan secara berkelanjutan dengan PDCA. Waste terbesar ada pada Unncessary Inventory sebesar 28,571% faktor penyebabnya adalah penumpukan bahan baku, work in process (WIP), sparepart yang tidak terpakai dan penimbunan pada finished goods Sebelum perbaikan proses produksi 16 hari 9 jam dimana Value Added 6 hari 4 jam dan Lead Time 10 hari 4 jam, setelah perbaikan proses produksi menjadi 14 hari 5 jam dimana Value Added 6 hari 4 jam dan Lead Time 8 hari 1 jam, dengan demikian dapat meningkatkan process cycle efficiency sebesar 17,19% dan menghemat lead time sebesar 2,546% dengan penurunan waste sebesar 8,31%


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Sumiharni Batubara ◽  
Raden Abdurrahman Halimuddin

PT Oriental Manufacturing Indonesia is a company engaged in the manufacturing industries that produce plastics components for the automotive industry. The main problem that occurs is the target production of Final Assy. Front Door is not reached as a manufacturing lead time (MLT) is too long.The purpose of this research is to reduce the Manufacturing Lead Time (MLT) so that production targets can be achieved. Lean Manufacturing approach used to reduce the waste that occurs. The first step is to create Value Stream Mapping (VSM), which describes the overall process. From the VSM waste can be identified in the some activities (changeover mold) and one activity (final inspection). MLT improvement performed by using Single Minute Exchange of Dies on mold changeover activity and Left Hand Right Hand Mapping on the final inspection process. As the result of improvement, the value of process cycle efficiency has increased by 11.35% from 36,88% to 48,55%. Manufacturing Lead Time has decreased from 35.327 seconds to 26.834 seconds.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 56-62
Author(s):  
Daonil ◽  
Yuri M. Zagloel

Penelitian ini bertujuan untuk mengeliminasi waste pada lini produksi machining cast wheel dengan implementasi konsep lean manufacturing. Metode lean manufacturing yang digunakan adalah Waste Assessment Model (WAM) untuk identifikasi waste pada proses manufaktur dan Value Stream Analysis Tools (VALSAT) untuk memilih mapping tools yang digunakan dalam analisis waste. Berdasarkan hasil analisis didapatkan tiga rekomendasi perbaikan yaitu modifikasi desain soft jaw mesin OP 20 (facing dan boring), aplikasi metode sampling pada proses OP 40 (leak test), dan penggabungan proses OP 70/OP 60 (washing). Hasil evaluasi rekomendasi didapatkan perbaikan pada lini produksi machining cast wheel berupa peningkatan kapasitas produksi menjadi 1,350 set per hari, penurunan reject rate menjadi 2%, dan efisiensi man power sebanyak 3 orang


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
Yuri Delano Regent Montororing ◽  
Hesron Ginting

PT. WIKONI adalah perusahaan fabrikasi baja yang memproduksi pipa dengan salah satu produknya adalah pipe intake. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa di lantai produksi PT. WIKONI terdapat pemborosan yang tidak memberi nilai tambah didalam memproduksi produk pipe intake, hal ini menyebabkan perusahaan sulit untuk memenuhi target permintaan konsumen dengan rata-rata 11 unit/hari. Penggambaran sistem produksi saat ini dilakukan dengan menggunakan Current State Value Stream Mapping. Hasil perhitungan didapat Process Cycle Efficiency (PCE) kondisi saat ini sebesar 84,46% dan hasil identifikasi pemborosan dengan menggunakan Process Activity Mapping (PAM), didapat bahwa pemborosan dominan yang terjadi pada proses produksi pipe intake adalah pemborosan delay sebesar 57600 detik. Dari analisis penyebab terjadi pemborosan terlihat bahwa akar permasalahan dari pemborosan tersebut adalah terlalu besar waktu untuk penyimpanan dan kurangnya manpower pada stasiun kerja machining. Berdasarkan akar permasalahan tersebut, diajukan beberapa usulan yaitu dengan menghilangkan waktu penyimpanan pada stasiun kerja sand blowing, machining, dan finished goods dan menambah manpower pada stasiun kerja machining. Hasil dari usulan ini kemudian digambarkan dengan Future State Value Stream Mapping dan mampu meningkatkan PCE menjadi 91,22%.   Kata kunci: Value Stream Mapping, Lean Manufacturing, Process Cycle Efficiency, Process Activity Mapping


2018 ◽  
Vol 197 ◽  
pp. 14004 ◽  
Author(s):  
Ukurta Tarigan ◽  
Uni Pratama P Tarigan ◽  
Akbar Rizky Rifangi

The problem experienced by the manufacturing company that produces soap bars is the waste in its production process. The research objective is to reduce waste in the production process flow in terms of distance of displacement of the material nor heap of material of the production process of laundry soap bars so it can increase the productivity. To solve the problem, implementation integration of lean manufacturing and BLOCPLAN algorithm is used. In the early stages, value-added activities and activities that are not value-added is identified through the depiction of value stream mapping, and value-added activities that are not reducible to the application of the principle of 5W and 1H. To get the total minimal distance to move materials, it is necessary to re-layout production facilities with BLOCPAN algorithm. Future state mapping is used to get an idea of the final result, in which all non-value added activities can be reduced, and the shorter lead time obtained in the production process. With the application of those two methods, process cycle efficiency is increased 33.62% resulting in increased productivity of the company amounted to 204 packs of soap bars each day.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Tamzil Satria

<p><em>As an industrial company, XYZ Ltd. engaged in beverages should pay attention to the detailed processes of each line of its production. This aims to minimize potential problems which may occur that can cause losses. This research aimed to minimize waste on the production floor by designing  lean manufacturing. Lean manufacturing is an approach that tries to eliminate waste that occurs in the value stream. The method used is Waste Assessment Model (WAM) that functions to identify waste in tea  production, and Value Stream Analysis Tools (VALSAT) which functions to select mappingtools used, based on WAM result. From the research result, it was found out  that the production time of original tea 450 ml took 20,255.4 seconds and the total lead time of product fulfillment for delivery to customers took 13.23 days. The average reject product was 0.65%, exceeding the company maximum standard. Based on the mapping, recommendation for improvement was  given to minimize waste, among others the elimination of Non Value Added (NVA) activity, the application of forecasting, and preventive maintenance activities. This research resulted in the waste identification, which  the biggest waste in this company was defect, decreasing the lead time of production time to become 14,767,4 second faster and Process Cycle Efficiency (PCE) which was increased from 39,12% to 53,66%.</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document