REKAM Jurnal Fotografi Televisi dan Animasi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

121
(FIVE YEARS 39)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Seni Indonesia Yogyakarta

2442-9376, 1858-3997

2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 87-100
Author(s):  
Andrian Wikayanto ◽  
Ehwan Kurniawan ◽  
Bagus Fitrian Yudoprakoso Mail ◽  
Daryl Wilson ◽  
Irvan Satrya Prana

ABSTRAKMunculnya covid-19 tidak hanya berimbas pada aspek kesehatan saja. Namun disaat yang sama juga menyangkut pada aspek sosioekonomi dari para pekerja yang memiliki posisi sangat rentan di masa pandemi ini. Pada penelitian sebelumnya memperlihatkan banyak sekali dampak yang dirasakan oleh para pekerja di sektor pendidikan, kesehatan, sektor non-formal, pariwisata, dan pekerja migran. Namun sayangnya masih belum menyentuh secara mendalam dalam melihat dampak pandemi pada pekerja kreatif khususnya di bidang animasi. Disisi lain sektor animasi dianggap sebagai salah satu sektor industri yang dianggap mampu bertahan pada masa pandemi ini. Sehingga mengetahui seperti apa dampak pandemi pada pekerja di sektor animasi menjadi sangat penting. penelitian ini akan menggunakan pendekatan studi kasus dengan mewawancarai 120 pekerja animasi di 23 kota di seluruh Indonesia. Dari penelitian ini ditemukan bahwa dampak pandemi covid-19 ini terdiri dari 2 aspek, yaitu aspek internal dan eksternal. Para pekerja animasi seringkali dianggap sebagai pihak yang bisa beradaptasi pada masa pandemi karena kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi terbaru. Faktanya tidak semua pekerjaan di bidang animasi dapat dikerjakan secara jarak jauh atau remote, karena masih dibutuhkan proses kerja secara onsite untuk memudahkan proses komunikasi dan koordinasi.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 175-186
Author(s):  
Agnes Karina Pritha Atmani ◽  
Mohammad Arifian Rohman

Selama pandemi COVID-19, keterbatasan akses publik menjadi pemicu peningkatan pelayanan edukasi sejarah dan budaya, khususnya bagi lembaga perpustakaan dan museum di Indonesia. Inovasi virtualisasi akses publik dengan menghadirkan akses terbuka bagi dokumen digital atau rekaman sejarah yang disajikan melalui jaringan internet. Tujuan penelitian menghadirkan kembali kondisi situs seperti pada masa kejayaannya dengan menggunakan metode visualisasi 3D. Rekonstruksi 3D dilakukan semi manual dengan memanfaatkan data temuan arkeologis di lapangan dan catatan sejarah atau temuan terkait dimensi dan kondisi tekstur artefak. Proses rekonstruksi 3D dibantu peneliti arkeologi Balai Arkeologi DIY, sehingga obyektivitas dan validitas data terjaga secara keilmuan di bidang Arkeologi. Adapun situs yang menjadi obyek penciptaan seni digital adalah Situs Liyangan, Temanggung, Jawa Tengah.Proses penciptaan rekonstruksi 3D landmark Situs Liyangan dilakukan dengan pengumpulan data arkeologis di Balai Arkeologi DIY dan di Situs Liyangan, Temanggung, Jawa Tengah. Proses penciptaan diawali dengan permodelan aset, tekstur, dan perancangan tata letak. Produksi rekonstruksi 3D menggunakan perangkat lunak 3Ds Max dan mesin game Unreal sebagai penyaji antarmuka akses bagi pengguna berikut interaksinya. Hasil tersebut kemudian menjadi bahan evaluasi pengujian dan publikasi karya. Berdasarkan capaian tersebut, maka hasil akhir yang didapat adalah purwarupa rekonstruksi 3D landmark Situs Liyangan. 


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 147-157
Author(s):  
Moh Mahrush Ali

ABSTRAKTulisan ini mengemukakan transgender di dalam film “Salah Bodi”. Film ini menceritakan seorang laki-laki yang mengubah identitasnya menjadi perempuan dan seorang perempuan yang berubah menjadi laki-laki. Film “Salah Bodi” ini dikemas dengan gaya komedi. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif yang menitikberatkan pada metode etnografi. Hasil pengamatan dalam film “Salah Bodi” diketahui bahwa dua tokoh utama Farhan dan Inong selalu berusaha menyembunyikan identitas gender aslinya di tengah masyarakat. Keberpihakan sutradara jelas terlihat di akhir film dengan menampilkan mereka kembali ke kodrat aslinya. Film ini cukup unik dan menarik sebab mengangkat isu sensitif yang berkembang di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang menganut konsep maskulin dan feminin. Pandangan lain dari seorang transgender adalah bahwa keputusan untuk mengubah identitasnya karena pengalaman hidup yang secara tidak langsung mempengaruhi kejiwaannya, seperti halnya pengalaman masa kecil.This study investigated the transgender issues in the Salah Bodi movie. The movie tells about a man who changes his identity to be a woman, and a woman who changes her identity to be a man. The Salah Bodi movie is packed with a comedy genre.  This study used a descriptive qualitative which focuses on the ethnographic method. The result shows that there are two of the main characters, who are Farhan and Inong. These main characters attempt to conceal their real identity from society. The director’s allignment is clearly seen at the ending of this movie in which shows their real identity. This movie is a unique and interesting to be criticized because the story is discussing about the sensitive issue that grow in the society.  The society still adere about feminime and masculine concept. The life experinces for example in a childhood,  affected someone’s psychology which become a person to be a transgender.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 159-174
Author(s):  
Panakajaya Hidayatullah ◽  
Dwi Haryanto ◽  
Dewi Angelina

Penelitian ini mengkaji tentang strategi seniman tradisi dalam mempertahankan eksistensinya di era pandemi. Penelitian difokuskan pada kelompok kesenian tradisi Ketoprak Madura Rukun Karya yang berasal dari Kabupaten Sumenep. Di masa pandemi, kelompok Rukun Karya mengalami dampak yang cukup signifikan, dengan dibatalkannya beberapa daftar pementasan selama setahun. Kelompok ini kemudian mampu membalikkan kondisi keterpurukan melalui kesuksesannya dalam memproduksi konten Film Komedi Rukun Karya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisipliner. Metode pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi partisipatoris, pengamatan mendalam, wawancara, dan studi literatur. Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini antara lain 1) Rukun Karya melakukan peralihan mode pertunjukan dari ketoprak Madura menjadi Film Komedi yang memiliki dua jenis bentuk penceritaan yakni cerita adaptasi (gaya ketoprak, sastra Timur-Tengah, sejarah, dan televisi) dan cerita realitas kehidupan masyarakat Madura; 2) Peralihan mode pertunjukan dari ketoprak menjadi Film Komedi didasari oleh mekanisme industri (budaya) melalui media (youtube) yakni strandarisasi, komodifikasi dan massifikasi; 3) Peralihan mode pertunjukan berdampak pada perubahan cara penyajian dan cara menikmati sajian pertunjukan, beberapa contohnya ialah hilangnya interaksi seniman-penonton, serta digantikannya cita rasa dalam menikmati sajian pertunjukan secara kolektif menjadi cita rasa yang privat dan sangat individualistik.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 135-145
Author(s):  
Ferric Limano ◽  
Yasraf Amir Piliang ◽  
Irma Damajanti ◽  
Rismiyati E. Koesma

Indonesia kaya akan warisan budaya, salah satu ragam warisan budaya yang terdapat di Indonesia adalah seni pertunjukan tradisional. Seni pertunjukan ini melibatkan peran individu atau kelompok di dalam satu waktu dan ruang. Kesenian tradisional merupakan identitas kultural masyarakat lokal. Hal ini merupakan wajib menjadi pertahanan identitas masyarakat tersebut, agar tidak kehilangan jati diri dalam masyarakat berbudaya. Terlebih lagi arus globalisasi yang membuat budaya tradisional mulai kurang di apresiasi, dibandingkan budaya global. Ondel-ondel merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional, memiliki nilai ikonik dan komersial. Apresiasi terhadap Ondel-ondel pun mulai pudar, melalui penelitian ini bagaimana membuat produksi animasi 3D digital untuk Ondel-ondel Betawi. Data didapatkan melalui experimental visual dan gerak, kemudian data di analisa dan di deskripsikan.  Hasil dari penelitian ini adalah menjadi kajian prinsip gerak terhadap kesenian pertunjukan tradisional, sehingga masyarakat dapat menikmati kesenian tradisional Indonesia dalam media yang baru.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 101-112
Author(s):  
Arif Sulistiyono ◽  
Mohammad Arifian Rohman

Pancasila sebagai landasan ideologi diharapkan menjadi watak yang mencirikan pribadi bangsa Indonesia. Toleransi antar umat beragama sebagai bagian nilai-nilai moral Pancasila idealnya tumbuh dalam kesadaran batin setiap manusia. Sikap toleran dapat ditanam dan dipelihara sejak usia dini sebagai bagian pendidikan karakter. Edukasi dalam bentuk film dianggap lebih efektif di tengah tumbuh kembang budaya layar saat ini. Film animasi “Sahabat Pancasila” dibuat sebagai salah satu usaha menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada anak melalui contoh kongkrit menghormati ibadah pemeluk agama lain. Penggambaran sikap toleransi melalui adegan dan dialog dalam bentuk film animasi diharapkan lebih menarik perhatian, mudah diingat dan dapat ditiru oleh penonton anak-anak. Akan tetapi bentuk edukasi nilai-nilai moral Pancasila melalui film tidak cukup hanya dengan satu judul film, melainkan harus ada judul-judul lain yang sesuai dengan butir-butir Pancasila lainnya dan ditayangkan secara berkelanjutan supaya mudah diingat anak-anak. Film animasi ini dibuat dengan metode five-stage production dalam bentuk dua-dimensi digital dan ditayangkan melalui kanal YouTube agar mudah dijangkau penontonnya.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 123-134
Author(s):  
Daru Tunggul Aji

Visual Literacy As an Approach To Learning Photography. This article is an overview of the current photographic phenomena. Visual literacy as an approach becomes an offer in the development of photography learning science. As a of discipline, photography has the complexity of learning, just like other scientific disciplines. In photography learning, visual literacy is a significant capital. Visual literacy can be understood as a person's ability to respond to phenomena. It's not just the ability to switch media (design); from the oral to the visual, from the textual to the visual, from the audio to the visiual or from the visual to the other visual forms, and the ability to conduct studies of existing visual works. In photography, it is necessary not only to be processed artistically but also processed that has critical considerations, both from ethics, aesthetics, and perspective, to a phenomenon


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 113-122
Author(s):  
Arif Ardy Wibowo ◽  
Dina Astuti

Tangan sebagai bagian tubuh manusia yang sering digunakan sebagai alat komunikasi dan menghasilkan beragam pose. Manusia secara alami terbiasa menggunakan tangan untuk melakukan komunikasi dan ketika bergerak, tangan membentuk sebuah gestur tertentu. Gestur adalah sebuah gerakan yang bertujuan memberikan isyarat. Isyarat adalah untuk memahami pikiran seseorang atau mengkomunikasikan perasaan. Metode dalam penciptaan ini diawali dengan penggalian ide dan  konsep yang dilanjutkan dengan studi referensi dilanjutkan dengan penjelajahan eksplorasi dan eksekusi foto. Penciptaan ini menghasilkan karya foto yang dibagi menjadi 5 kategori yakni Bahagia, Kesedihan, Kegelisahan, Marah dan Religius. Pemilihan  kelima kategori ini dirasa oleh penulis cukup mewakili dinamika kehidupan manusia. Karya dalam penciptaan ini memberikan pengetahuan  tambahan mengenai tangan. Tangan yang pada umumnya dikaitkan dengan peran sehari-hari ternyata dapat memiliki gestur  yang bernilai pesan tertentu di balik visualnya.


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 71-76
Author(s):  
Samuel Gandang Gunanto
Keyword(s):  

Pembelajaran mandiri membutuhkan motivasi dan disiplin yang tinggi. Materi ajar yang terstruktur dan kontekstual juga merupakan faktor keberhasilan proses belajar yang mampu meningkatkan partisipasi aktif siswa. Pembelajaran mandiri di masa pandemi COVID-19 menjadi sebuah strategi transformasi sistem pendidikan di Indonesia baik yang berbantukan teknologi maupun yang mengandalkan interaksi manual di daerah pelosok Indonesia. Formula yang tepat dalam mengimplementasikannya sangat perlu diteliti dengan menggunakan beragam media sebagai alat bantu belajar. Gim sebagai sebuah media belajar muncul sebagai alternatif yang mampu mengintegrasikan elemen belajar yang tersusun sistematis. Skenario pembelajaran dapat diterapkan secara kontekstual yang mendekatkan materi belajar ke siswa dengan cara yang lebih natural. Proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan terjadi secara sukarela. Penelitian ini akan mencoba memformulakan pembelajaran mandiri dan konstruktif bagi siswa dengan menggunakan media gim, sehingga dapat menjadi acuan bagi pendidik yang ingin menggunakan atau mengimplementasikannya dalam sistem pembelajaran di kelas.


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 37-50
Author(s):  
Prayanto Widyo Harsanto

Abstrak Agenda politik tahun 2020 di Indonesia adalah pesta demokrasi untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak yang diikuti 270 wilayah meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Namun, pada saat semua calon (kandidat) mulai mempersiapkan dan memperkenalkan diri kepada masyarakat, pada saat itu pula muncul wabah virus korona (Covid-19) di dunia, termasuk di Indonesia. Kondisi ini mengakibatkan munculnya kampanye terselubung di tengah upaya pemerintah dalam menangani dan mencegah menyebarnya Covid-19. Indikasi munculnya kampanye terselubung telah dilakukan beberapa kepala daerah, salah satunya oleh bupati Klaten di tengah wabah Covid-19 dengan menyertakan foto diri dalam bantuan sosial (bansos), bahkan juga ditandai dengan munculnya foto kepala daerah di baliho-baliho di berbagai tempat strategis, di media massa, dan di media sosial di tengah pandemi virus corona. Wabah virus Covid-19 yang merupakan tragedi sosial kemanusiaan dimanfaatkan untuk kepentingan politik yang sifatnya pragmatis oleh segelintir anak bangsa. Terjadinya fenomena visualitas fotografi yang bersinggungan dengan fenomena politik dalam Pilkada 2020 ini menarik dan penting untuk dikaji. Tujuan kajian ini adalah untuk membaca dan memahami lebih dalam atas intervensi visual secara terus-menerus sebagai bagian esensi komunikasi sosial-politik. Untuk mengkaji fenomena tersebut menggunakan visual metodologis dari Gillian Rose (2001) yang didasarkan pada objek material berupa foto bupati Klaten pada berbagai media yang ditengarai sebagai bentuk kampanye politik Pilkada. Metode ini akan memaparkan deskripsi dan analisis secara komprehensif dengan dibantu berbagai literatur. Visualitas fotografi dalam konteks ini digunakan untuk menggambarkan citra visual yang dapat menarasikan melalui berbagai macam simbol visual. Visualitas fotografi yang dimanfaatkan pejabat publik pada media komunikasi visual dapat dilihat sebagai bentuk politisasi sebagai konsekuensi lahirnya upaya penafsiran terhadap fakta atau realitas sosial. Oleh karena itu, fotografi menjadi salah satu elemen penting sebagai upaya kampanye dalam menghadapi pemilihan kepala daerah, di mana foto dilihat dari fungsinya memiliki daya tarik dan persuasi yang kuat untuk membantu memperjelas dan memperteguh isi pesan terhadap konstituen atau masyarakat sebagai target sasarannya. PHOTOGRAPHIC VISUALITY: Photo of the Klaten Regent in the Regional Election Campaign in the Middle of Covid-19 Abstract The 2020 political agenda in Indonesia is a simultaneous democracy for regional heads (pilkada) followed by 270 stakes covering 9 provinces, 224 districts, and 37 cities. However, at a time when all candidates (candidates) start to prepare and introduce themselves to the public, at that moment a worldwide outbreak of the Corona virus (covid-19), including Indonesia. This resulted in a covert campaign amid government efforts to handle and prevent the spread of covid-19. Indications of the emergence of covert campaigns have been carried out by several regional heads, including the klaten regent in the middle of the covid-19 outbreak by including self-portraits in baliho-baliho in various strategic places, in the media, and at social media amid the corona virus pandemic. The covid-19 virus outbreak that was a social humanitarian tragedy was used for pragmatic political interests by a few national children. The occurrence of visualization of photography in relation to the political phenomenon of this 2020 pillage is of interest and importance. The purpose of the study is to read and understand more deeply about visual interventions constantly as part of the essence of socio-political communication. To review the phenomenon using a visual methodological of gillian rose (2001) based on material Photograph of the regent of klaten on various media that are believed to be a form of the election political campaign. It will outline comprehensive descriptions and analyses with help from different literature. Photographic visuals in this context are used to depict visual images that can apply through various visual symbols. Visualization of photography used by public officials on visual communication media can be viewed as politicisation as a consequence of an interpretation of facts or social reality. In consequence, photography becomes one of the key elements of a campaign effort in the face of the electoral election, where photographs of its function have a strong appeal and persuasion to help clarify and solidify the message's content of the constituency or society as its target.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document