Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

96
(FIVE YEARS 77)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Lppm Stikes Pemkab Jombang

2621-8305, 2580-9156

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 90-95
Author(s):  
Lida Khalimatus Sa'diya

Berdasarkan data covid.go.id tahun 2020, anak yang positif Covid-19 usia 0-18 tahun sebanyak 82.710 orang atau 11 persen dari pasien dewasa dengan korban meninggal sebanyak 568 orang atau 2,6 persen dari pasien dewasa yang meninggal. Masa pandemi mengharuskan untuk menjaga jarak dengan orang lain. Salah satu aktivitas yang terkena dampaknya dari pandemi ini adalah sekolah, karena harus melakukan pembelajaran melalui rumah atau LFH. Tentunya pembelajaran secara daring jauh berbeda dengan pembelajaran secara tatap muka. Agar tumbuh kembang anak pada masa pandemic berlangsung optimal maka perlu menjaga kesehatan. Beberapa faktor penentu bagi perkembangan anak baik fisik maupun mental adalah peran orang tua, terutama peran seorang ibu, karena ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak yang dilahirkan sampai dewasa. Anak usia dini tergolong kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat pertama dalam belajar. Peran yang selama ini dilaksanakan di satuan pendidikan beralih fungsi di satuan keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat bagi STIkes bina sehat PPNI Mojokerto perlu dilakukan untuk menjalankan peran orang tua melalui pendampingan anak usia dini yang menjalani LFH (Learning From Home) pada masa pandemi covid-19. Sasaran pengabdian masyarakat adalah orang tua yang memiliki anak usia dini (5-7 tahun) berjumlah 94 orang, kegiatan talkshow dilakukan live zoom dan youtube


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 127-130
Author(s):  
Diny Vellyana Vellyana ◽  
Nurwinda Saputri ◽  
Yossy Wijayanti

Masalah kesehatan masyarakat di usia sekolah seharusnya mendapatkan perhatian khusus, karena permasalahan kesehatan pada usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Seperti permasalahan kesehatan yang terjadi lebih terkait pada perilaku hidup bersih(kebiasaan cuci tangan pakai sabun,kebersihan diri, gosok gigi dan lain – lain serta gizi seimbang. Sedangkan pada anak usia SMP/MTS dan SMA/SMK/MA permasalahn yang terjadi terkait gaya hidup/perilaku berisiko terhadap kesehatan seperti konsumsi makanan, jajan. Merokok, tawuran, bullying, seks pra nikah NAPZA. Kesehatan anak sekolah ikut serta menjadi tanggung jawab sekolah melalui kegiatan kesehatan sekolah, SMK Muhammadiyah Pringsewu telah memiliki UKS yang kegiatannya belum berjalan dengan baik karena siswa petugas UKS tidak memahami terlebih dahulu tugas TRIAS UKS. Tujuan Pengabdian Masayarakat ini untuk memberikan pelatihan TRIAS UKS  yaitu pendidikan kesehatan, Pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan pada bulan July tanggal 19 2021 di SMK Muhamamdiyah Pringsewu Lampung dan peserta yang menjadi target adalah siswa yang telah ditunjuk oleh pihak sekolah untuk menjadi pengurus atau petugas UKS sebanyak 12 siswa. Kegiatan pelatihan petugas UKS dalam pelaksanaan TRIAS UKS yaitu, pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan Metode pelatihan dilakukan dengan cara Sokratik, Demonstrasi dan Evaluasi. Capaian dari pengabdian masyarakat ini yaitu siswa mampu dan antusias dalam menerapkan program TRIAS UKS; Pelayanan kesehatan dalam menghitung IMT dan pendidikan kesehatan dengan mengetahui makanan yang bergizi bagi Remaja SMK Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Audience atau peserta pelatihan menerapkan dan melakukan seluruh rangkaian kegiatan dengan baik


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 81-84
Author(s):  
Ni'matul Ulya

Ketepatan menggosok gigi adalah hal terpenting pada perawatan gigi. Menyikat gigi dengan waktu dan cara yang benar sangatlah penting karena gigi dan mulut yang sehat mencerminkan  kualitas hidup yang baik. Malas gosok gigi juga dapat menyebabkan penyakit ginggivitis, yaitu peradangan dan pembengkakan gusi yang dapat berakibat infeksi. Data Riskesdas tahun 2018 melaporkan bahwa proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%.. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan mengajari anak-anak usia sekolah dasar cara menggosok gigi yang benar di lingkungan Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan. Pada kegiatan ini didapatkan hasil pengetahuan anak-anak sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar berpengetahuan cukup sebessar 51,3% dan setelah diberikan penyuluhan mayoritas mempunyai pengetahuan baik (54%), dan 70,3% sudah bisa menggosok gigi dengan cara yang benar. Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut terus dan berkesinambungan di masyarakat, dan petugas kesehatan dapat dengan aktif melakukan pemeriksaan gigi selain di sekolah-sekolah.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 131-134
Author(s):  
Khabib abdullah

Lansia memiliki risiko jatuh yang cukup besar. Menurut WHO, bahwa lansia usia 65 tahun ke atas memiliki risiko jatuh sebesar 28-35%. Lansia yang tinggal di panti jompo memiliki risiko jatuh yang lebih besar dibandingkan dengan lansia yang tinggal di rumah pribadi. Salah satu penyebab lansia mudah terjatuh adalah penurunan fungsi keseimbangan. Secara konsep, keseimbangan gerak terdiri dari komponen-komponen penglihatan, fungsi vestibular, fungsi muskuloskeletal dan sensibilitas telapak kaki. Kemampuan sensibilitas telapak kaki merupakan kemampuan lansia dalam merasakan sentuhan/taktil pada kaki dan kemampuan merasakan gerakan/proprioseptif pada kaki. Fungsi taktil dan proprioseptif pada kaki inilah yang menjadi pondasi kemampuan berjalan tanpa terjatuh atau kehilangan keseimbangan. Jika komponen sensibilitas telapak kaki tadi mengalami penurunan, maka lansia akan berpotensi mengalami gangguan keseimbangan saat berjalan. Sehingga tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk memeriksa sensibilitas telapak kaki lansia penghuni panti dan untuk memberikan stimulasi rangsangan pada reseptor taktil dan proprioseptor diatas. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu 29 Mei 2021 secara luring dengan sasaran PkM adalah lansia di Panti Tresna Wredha Pandaan. Teknik yang digunakan adalah pemeriksaan dan intervensi fisioterapi secara langsung dengan hasil 22 lansia mengalami gangguan sensibilitas ringan, 3 lansia mengalami gangguan sensibilitas sedang dan 15  mengalami gangguan sensibilitas berat. Setelah diberikan stimulasi, sebagian besar lansia merasakan nyaman dan ringan saat berjalan, dan bahagia karena merasa diperhatikan. Untuk saran kegiatan ini adalah mengajarkan stimulasi pada pengelola panti dan perawat panti, serta lansia di panti, untuk menghafal gerakan stimulasi supaya manfaat stimulasi lebih optimal.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 146-149
Author(s):  
I'in Noviana

Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang sering terjadi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Stunting merupakan gangguan nutrisi yang menyebabkan proses pertumbuhan dan perkembangan Balita menjadi terhambat. Beberapa hal tersebut beresiko besar terhadap masa depan Balita kedepannya, dikhawatirkan Balita akan menjadi tidak produktif. Stunting sendiri merupakan masalah yang penyebabnya sangat kompleks, yaitu dari faktor Ibu atau calon Ibu, faktor genetik, konginental, atau balita tersebut sendiri dan faktor sosial serta lingkungan. Program POS Gerakan Penanggulangan Stunting ini memiliki beberapa metode guna menangani Stunting yaitu, Edukasi guna meningkatkan pengetahuan Ibu atau Orang Tua balita mengenai stunting serta upaya pencegahannya. Mengobati serta mengembalikan status nutrisi Balita dengan Stunting. Berdasarkan hasil implementasi program dalam waktu intensif 2 bulan didapatkan bahwa metode edukasi tersebut mampu mengurangi angka kejadian Stunting, memperbaiki status nutrisi Balita dengan Stunting serta dapat memberikan Ibu atau Orang Tua Balita pengetahuan lebih mengenai Stunting dan cara untuk mengatasinya. Hal tersebut sesuai dengan penyebab Stunting bahwa perbaikan status nutrisi Balita Stunting memang penting namun perbaikan pola asuh dan peningkatan pengetahuan Ibu atau Orang Tua mengenai Stunting juga tidak kalah penting dalam upaya pencegahan Stunting. Berdasarkan hasil observasi setelah pelaksanaan program dengan pemberian edukasi yang tepat sehingga metode penanganan Stunting yang telah dilaksanakan oleh Tim mampu mengurangi angka kejadian Stunting.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 142-145
Author(s):  
Rodiyah - ◽  
Erika Agung Mulyaningsih

Pada saat menstruasi beberapa remaja mengalami dismenore. Dismenore didefinisikan sebagai nyeri uterus yang bersifat siklik yang terjadi sebelum atau selama menstruasi. Remaja biasanya menggunakan minum air hangat, mengompres perut dengan botol yang diisi air hangat, minum jamu atau obat pengurang nyeri, memberikan minyak kayu putih, melakukan nafas dalam, diperiksakan ke petugas kesehatan bahkan ada yang dibiarkan saja. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan alternatif untuk penatalaksaan dismenore pada remaja. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan dengan media zoom. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan hampir seluruhnya mahasiswi tahu tehnik non farmakologis untuk mengurangi dismenore. Senam dismenore adalah salah satu tehnik non farmakologis untuk mengurangi nyeri. Senam ini banyak keuntungannya karena selain murah juga bisa dilakukan sendiri oleh mahasiswi. Diharapkan mahasiswi bisa mengaplikasikannya ketika mengalami dismenore


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 96-101
Author(s):  
Pipit Wiliyanarti

Usia prasekolah (3-6 tahun) merupakan masa perkembangan intelektual dan emosional yang pesat bagi anak. Anak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses tumbuh kembang anak serta mencegah berbagai penyakit akibat gizi buruk pada tubuh. Pelaksanaan pengabdian ini menggunakan metode pendampingan dan pendidikan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah  dalam bentuk permainan kelompok di Wilayah Surabaya. Media yang digunakan berupa puzzle sayuran. Hasil pengabdian  setelah pendampingan dan permainan puzzle sayur anak rata-rata menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan pada anak tentang manfaat sayuran dan jenis sayuran,  hasil pengetahuan baik sebanyak 20 anak (80%) dari 25 responden, anak antusias dalam melaksanakan permainan. Kesimpulannya, media puzzle sayuran dapat meningkatkan tingkat kemampuan memilih konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah. Metode  permainan puzzle sayur dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi anak. Pengetahuan dalam pemilihan makanan yang mengandung sayur pada anak dapat meningkatkan pertumbuhan  perkembangan anak.  


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 135-141
Author(s):  
Shanti Rosmaharani

Lanjut usia sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Upaya pemanfaatan pelayanan posyandu lansia perlu mendapatkan perhatian serius dan menjadi bagian dari strategi dalam peningkatan kualitas hidup lansia melalui upaya promotif dan preventif. Di masa Pandemi COVID-19 ini, kegiatan posyandu lansia banyak yang dihentikan karena mengurangi resiko penularan. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian terhadap kesehatan lansia yang rentan terhadap penyakit. Tujuan posyandu keliling ini adalah dengan menghidupkan kembali posyandu lansia, namun dengan metode yang berbeda dari sebelumnya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu dengan Posyandu Keliling pada lansia secara door to door dari satu rumah ke rumah yang lainnya terutama pada lansia yang beresiko dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Kegiatan ini berkolaborasi dengan perawat lansia, bidan desa, dan kader desa serta berkoordinasi dengan puskesmas Mayangan. Hasil kegiatan ini di dapatkan status kesehatan yang stabil meliputi tekanan darah, kadar gula, asam urat dan kolesterol pada lansia Desa Jogoroto dalam jangka waktu pemantauan selama 3 bulan. Mitra memiliki sikap antusias yang tinggi dalam mengikuti kegiatan ini dan mitra dapat mengetahui status kesehatannya sehingga status kesehatannya lebih terkontrol. Kesimpulan program ini berfungsi untuk memantau status kesehatan lansia selama posyandu belum aktif kembali dan kegiatan ini diharapkan dapat berkelanjutan dan dapat berkontribusi membantu pelayanan kesehatan terkait.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 102-104
Author(s):  
Anggraini Dwi Kurnia ◽  
Nur Melizza ◽  
Nur Lailatul Masruroh ◽  
Yoyok Bekti Prasetyo
Keyword(s):  

COVID 19 merupakan penyakit yang bisa menyerang semua kalangan tak kecuali dengan remaja. Remaja yang terserang COVID 19, neniliki gejala ringan bahkan cenderung orang tanpa gejala. Sehingga sangat rentan untuk melakukan penyebaran COVID 19 jika tidak melakukan protocol Kesehatan dengan baik dan benar Tujuan dari pengabdian adalah meningkatkan pengetahuan peran remaja dalam melakukan pencegahan COVID 19 pada siswa siswi SMA/SMK se Malang Raya. Metode yang dilaksanakan yakni bekerja sama dengan prodi Keperawatan D3 Universitas Muhammadiyah Malang dengan melakukan zoominar dengan sasaran siswa SMK/SMA. Evaluasi yang dilakukan dengan cara memberikan post test setelah pemberian edukasi. Hasil yang didapatkan dengan cara memberikan posttest setelah pemberian edukasi, dengan hasil pengetahuan tentang peran remaja dalam melakukan pencegahan COVID 19 pada siswa siswi SMA/SMK se Malang Raya meliputi: kurang (4%), pengetahuan cukup (60%), dan baik (36%). Setelah dilakukan zoominar, pemahaman siswa dalam peran remaja dalam melakukan pencegahan COVID 19 mengalami peningkatan. Hal ini diperlukan mengingat remaja menjadi role model bagi temannya.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 119-126
Author(s):  
Endri Ekayamti

Lansia merupakan masa dimana orang akan mengalami penurunan akibat proses menua (aging) yang ditandai oleh perubahan fisik maupun psikologis yang akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Salah satu gangguan yang dirasakan adalah fungsi muskuloskeletal seperti nyeri sendi (osteoarthritis). Nyeri sendi pada lansia dapat diatasi secara farmakologi ataupun non farmakologi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan kemampuan lansia dalam mengatasi permasalahan nyeri sendi melalui swamedikasi terapi non farmakologi. Metode yang digunakan adalah penyuluhan serta pelatihan terapi non farmakologi. Pelatihan terapi non farmakologi yang diberikan meliputi senam rematik dan pembuatan obat-obat tradisonal untuk mengatasi nyeri sendi pada lansia. Kegiatan diikuti oleh 43 peserta, kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan di posyandu lansia desa balongcapang yang didampingi oleh perawat koordinator dari puskesmas Pangkur, bidan desa, dan kader dari posyandu lansia Desa Balongcapang. Pelaksanaan evaluasi monitoring kegiatan dilakukan selama tujuh hari. Hasil kegiatan menunjukkan penyuluhan tatalaksana terapi nonfarmakologi dalam rangka menurunkan nyeri sendi sangat bermanfaat terhadap lansia, dibuktikan dengan antusiasnya peserta dalam mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir. Hasil evaluasi dari pelatihan senam rematik dan terapi herbal dengan kompres jahe sebagian besar lansia dapat mengikuti dan mempraktikkannya sendiri di rumah masing-masing, serta terbukti mampu mengurangi nyeri sendi yang dirasakan lansia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document