Arsir
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

45
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Palembang

2614-4034, 2580-1155

Arsir ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Azzahra Ahlia Abdi
Keyword(s):  

Autisme adalah gangguan perkembangan yang berdampak pada hambatan bersosialisasi, berkomunikasi, dan juga berperilaku. Jumlah pengidap autisme di dunia terus meningkat setiap tahun, namun pada kenyataannya jumlah fasilitas terapi yang ada saat ini masih kurang untuk mengatasi jumlah penderita autisme yang terus bertambah. Kegiatan terapi yang ada saat ini lebih terfokus pada obat-obatan serta dilakukan dalam ruangan seperti fasilitas perawatan atau medical center, sedangkan fasilitas terapi disarankan untuk menggunakan pendekatan dengan alam sehingga dapat lebih cepat dalam proses pemulihan. Dalam rangka mendukung peran Kota Bogor sebagai kota ramah anak berbutuhan khusus, Taman Malabar yang terletak di kota Bogor dapat digunakan sebagai ruang terapi untuk anak autis. Lokasi Taman Malabar berada di pusat kota tetapi tidak berhadapan langsung dengan jalan utama dan dikelilingi dengan fasilitas seperti bangunan kesehatan, bangunan pendidikan termasuk Sekolah Luar Biasa, dan bangunan lain di sekitarnya, menjadikan Taman Malabar berpotensi sebagai taman terapi yang dapat memberikan fungsi penyembuhan serta fungsi umum lainnya. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah site plan, gambar potongan, DED, dan ilustrasi.


Arsir ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Reny Kartika Sary ◽  
Meldo Andi Jaya

Salahsatu elemen kota yang terpenting yang menyangkut keberlangsungan hidup suatu kota diantaranya adalah ketersediaan untuk Ruang Terbuka Hijau Publik. Fasilitas publik ini harus mudah diakses secara bersama-sama dan aman digunakan serta manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh orang baik yang fisiknya normal maupun dengan masalah disabilitas. Penelitian ini secara umum untuk meneliti serta mendesain Ruang Terbuka Hijau Publik yang berada dikota Palembang yang ramah dan juga bisa dinikmati manfaatnya oleh semua orang termasuk dengan masalah disabilitas. Adapun penelitian ini akan dititik beratkan di Benteng Kuto Besak(BKB) dimana fasilitas ini merupakan fasilitas publik yang paling digemari oleh masyarakat Kota Palembang. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah mendesain ulang RTH publik  yang sudah dilakukan sehingga bisa mendapatkan satu desain yang baik, efektif dan tepat guna bagi masyarakat khususnya penyandang disabilitas. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode survey  yang bertujuan untuk menggambarkan situasi yang terjadi pada kawasan Benteng Kuto Besak dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek dan fungsi fasilitas yang ada. Kemudian di analisis dengan literature yang ada, kemudian di dilakukan evaluasi terhadap fasilitas penunjang kaum disabilitas yang terdapat pada Ruang Terbuka di BKB. Hasil akhir yang akan didapatkan adalah desain ruang terbuka yang ramah, aman dan informatif bagi penyandang disabilitas sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang sehat, indah, nyaman dan aman. Luaran penelitian ini adalah: (1) RTH Publik yang sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5/PRT/M/2008; (2) RTH Publik yang ramah terhadap penyandang disabilitas yang sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2017


Arsir ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Ramadisu Mafra ◽  
Riduan Riduan ◽  
Zulfikri Zulfikri

Compliance of personal protective equipment (PPE) uses without the impact of the consequences is a reflection of a good workforce. This compliance is thought to be influenced by various factors, such as knowledge, attitudes, years of service, comfort, suitability of PPE and type of work and availability. The phenomenon of non-compliance cannot be ignored, and is evident from several previous studies. This study aims to measure the level of compliance, reasons and factors that influence it. Involving 80 participants who participated in builder skills training. Collecting data using K3 logbook, surveillance camera recordings and field observations, the data were processed by cross sectional analysis to see causality and choreation. The results showed that the level of compliance using PPE correctly was 82.92% on average. The average level of compliance with individual behavior is 66.25%. Non-compliance with the use of PPE safety helmet 29.00%, cotton glove 19.38%, safety vest 16.25% and safety boot 3.44%, with reasons of forgetting 33.85%, PPE is considered to be disturbing 26.67%, feeling uncomfortable 26.15% and the attitude of feeling that they will not be harmed by 13.33%, which is influenced by the factors of unsafe work habits without PPE, years of service, the harmony of PPE types and work, and there is no relationship between knowledge and compliance with the use of PPE. Repetitive non-compliance did by 30,00% participants.


Arsir ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Farrel Ghifari ◽  
Ari Widyati Purwantiasning

Arsitektur rustic merupakan konsep arsitektur yang menitikberatkan pada kesan alami dan menghasilkan suasana yang hangat pada penerapan konsepnya. Arsitektur rustic memiliki prinsip-prinsip dasar yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam merancang bangungn konsep arsitektur rustic, yaitu penggunan material kayu yang dominan, unfinished pada bagian dinding, penggunaan material yang memanfaatkan sumber daya alam seperti kayu, batu dan logam, menggunakan warna natural pada bagian elemen pembentuk ruang yaitu lantai, dinding dan plafond, terakhir yaitu penggunaan material berkesan tua. Arsitektur rustic dapat menambah daya tarik bangunan restoran sehingga menjadikan suasana restoran menjadi hangat dan alami. Penelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif untuk mengetahui tentang penerapan arsitektur rustic pada restoran. Analisis dilakukan secara deskritif kualitatif dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur rustic. Tujuan peneltian ini yaitu bertujuan untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip arsitektur rustic  dan penerapannya pada bangunan restoran. Kesimpulan yang akan diperoleh dari penelitian ini  yaitu bahwa konsep arsitektur rustic dapat diterapkan pada restoran dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur rustic sehingga menjadikan suasana restoran menjadi hangat dan alami bahkan dapat menjadi ikonik, unik dan instagramable.


Arsir ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Nadhifa Meidwivita

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sumatera Utara menduduki peringkat ke-4 tertinggi jumlah penduduknya di Indonesia yaitu sebanyak 14.262.100 jiwa yang 51,9% diantaranya merupakan perempuan. Sementara itu provinsi ini juga berada pada posisi ke-7 tertinggi angka kekerasan terhadap perempuan berdasarkan data provinsi CATAHU 2020 sementara yang tercatat oleh Komnas Perempuan. Selain itu masih banyaknya tanggapan miring terhadap perempuan yang bekerja sebab dianggap kurang bertanggung jawab pada peran domestiknya. Padahal pengembangan potensi perempuan dapat membantu kesejahteraan keluarga sekaligus meningkatkan kemandiriannya. Untuk mendukung upaya pemerintah dalam menangani kasus ini, salah satunya diperlukan Women’s Empowerment Center sebagai wadah pengembangan potensi untuk setiap perempuan usia produktif serta pelayanan hukum, perawatan dan dukungan psikososial untuk perempuan korban kekerasan sehingga mereka siap untuk kembali dan menjalani perannya di kehidupan masyarakat luas. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif serta berbagai sumber literatur sebagai metode sekunder, perancangan Women’s Empowerment Center ini akan mengunakan pendekatan tema Arsitektur Feminisme yang pada dasarnya merancang suatu objek dengan mengadopsi sifat perempuan dan kekuatan dibalik sisi kelembutan wanita, kiranya dapat mengkomunikasikan objek perancangan sebagai sarana perlindungan dan pemberdayaan perempuan yang aman dan nyaman.


Arsir ◽  
2021 ◽  
pp. 1
Author(s):  
Lintang Suminar ◽  
Sabila Khadijah ◽  
Rahman Hilmy Nugroho
Keyword(s):  

Alun-alun Karanganyar sebagai salah satu ruang terbuka publik perkotaan berperan sebagai wadah untuk menampung berbagai aktivitas sosial-rekreatif masyarakat. Berbagai jenis aktivitas tersebut perlu diidentifikasi dan dikendalikan agar fungsi Alun-alun Karanganyar sebagai ruang terbuka publik dapat berjalan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola aktivitas pemanfaatan Alun-alun Karanganyar sebagai ruang terbuka publik berdasarkan setting fisik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui place-centered mapping sebagai alat untuk mengetahui kecenderungan pemanfaatan ruang dan pola aktivitas pengunjung serta analisis kernel density untuk menilai kepadatan aktivitas. Pengamatan dilakukan pada hari kerja (weekday) dan hari libur (weekend) pada pagi, sore, dan malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang didominasi oleh aktivitas duduk, makan, berjualan, dan bermain. Keberadaan elemen atraktif menjadi penunjang daya tarik masyarakat


Arsir ◽  
2021 ◽  
pp. 46
Author(s):  
Anna Yuslimu ◽  
Wisnu Setiawan
Keyword(s):  

Kabupaten Kendal merupakan Kabupaten yang ikut dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) sejak tahun 2012, sejak tahun 2012 banyak terjadi pembangunan dalam hal RTH publik seperti taman dan hutan kota oleh pemerintah Kabupaten Kendal. Banyaknya pembangunan ruang terbuka hijau publik selain untuk pemenuhan program P2KH, juga digunakan masyarakat untuk menikmatinya. Partisipasi dari masyarakat untuk menjaga dan merawat RTH publik sangatlah penting untuk menjaga RTH publik tetap utuh.Tujuan penelitian ini untuk melihat  perkembangan serta sebaran RTH publik di wilayah perkotaan Kabupaten Kendal  dan juga untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat khususnya milenial di kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan  pendekatan deskriptif-kuantitatif untuk melihat sebaran RTH publik di wilayah perkotaan kabupaten Kendal. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat milenial dalam program RTH menggunakan kuisioner dengan menggunakan tipe pertanyaan skala Likert dan pilihan ganda, dengan jumlah responden sebanyak 125. Hasil dari penelitian ini memaparkan luas identifikasi syarat P2KH sebesar 20% berdasarkan data dari Open Data Jateng sudah sesuai dengan ketetapan Undang-undang penataan ruang. Untuk tingkat pemahaman masyarakat milenial mengenai fungsi RTH publik sudah baik dan paham mengenai fungsi dari RTH publik.  Sedangkan untuk tingkat partisipasi masyarakat millennial di Kabupaten Kendal masih rendah namun memiliki keinginan tinggi untuk berpartisipasi dalam hal Perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan. Pada tingkat partisipasi pemeliharaan cukup tinggi dengan menjaga kebersihan dan keutuhan RTH publik. Peranan pemerintah sangat penting untuk mengajak dan memberi stimulus kepada masyarakat khususnya kalangan millennial di Kabupaten Kendal. 


Arsir ◽  
2021 ◽  
pp. 13
Author(s):  
Almas Artha Meyvira El Baqir ◽  
Nur Rahmawati Syamsiyah
Keyword(s):  

De Tjolomadoe adalah bangunan wisata bekas pabrik gula Colomadu, yang terletak di kota Karanganyar. Sebagai area wisata De Tjolomadoe harus memperhatikan kenyamanan pengunjung, sehingga pada kawasan De Tjolomadoe terdapat Ruang Terbuka Hijau yang cukup luas yang diharapkan mampu memberikan udara segar di sekitar kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kawasan De Tjolomadoe termasuk dalam kategori bangunan berkelanjutan atau dikenal green building. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung ke De Tjolomadoe dan penilaian dari Parameter GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan sistem rating yang telah di sediakan oleh GBCI. Hasil yang diperoleh setelah melakukan pengamatan, kawasan De Tjolomadoe memperoleh nilai 44 poin dengan besar persentase yang diperoleh 36% dan termasuk dalam kategori silver, yaitu peringkat terendah dalam nilai sertifikasi GBCI. Hal ini menandakan bahwa kawasan De Tjolomadoe belum memenuhi kriteria green building.


Arsir ◽  
2021 ◽  
pp. 35
Author(s):  
Retno Widyanti Praiswari ◽  
Yayi Arsandrie

Surakarta dikenal dengan kota multikultural. Hal itu disebabkan karena Surakarta dihuni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang etnis dan budaya yang berbeda. Pemerintah Belanda menempatkan etnis-etnis ini pada satu wilayah berbeda di Surakarta. Salah satunya di wilayah Kauman, yang dijadikan sebagai tempat tinggal dan menetap secara berkelompok oleh etnis Tionghoa dan keturunannya. Dengan adanya keberagaman budaya dalam satu kawasan dapat menimbulkan akulturasi yang terjadi di kawasan tersebut yang dapat berbentuk sosial, kesenian maupun dari fisik bangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberagaman etnis yang ada di Kauman, serta wujud akulturasi yang terjadi di Kauman Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yang dilakukan dengan studI literatur, wawancara serta observasi. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya dan etnis apa saja yang terdapat di Kauman, wujud akulturasi yang terjadi di kawasan tersebut serta style/gaya akulturasi arsitektur yang paling dominan digunakan pada kawasan tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, kawasan Kauman dihuni oleh pendatang dari berbagai etnis, yaitu etnis Tionghoa, Arab dan Madura. Hal tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi budaya di kawasan Kauman, yang juga berdampak pada bangunan di Kauman yang memiliki style/gaya arsitektur beragam. Style/gaya arsitektur yang paling dominan pada bangunan kuno di Kauman adalah gaya arsitektur Indis, yang merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Eropa dan arsitektur Jawa. Etnis pendatang yang masuk di Kampung Kauman tidak mewariskan akulturasi berupa bangunan yang berciri khas budaya masing-masing, untuk bangunan berciri khas Tionghoa banyak ditemui di sekitar Pasar Gede dan Kali Pepe.


Arsir ◽  
2021 ◽  
pp. 24
Author(s):  
Anisza Ratnasari ◽  
Imaniar Sofia Asharhani

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia kian memprihatinkan. Bertambahnya angka positif tiap harinya mengharuskan setiap pihak untuk turut ambil bagian dalam melandaikan kurva COVID-19, mulai dari pembatasan sosial berskala besar, penerapan protokol kesehatan pada semua gedung hingga memodifikasi dan mengupayakan bangunan sehat. Memasuki masa transisi dengan menerapkan sistem kenormalan baru, gedung sebagai lingkungan binaan perlu merespon hal ini secara cepat dan tepat, agar aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan tidak membahayakan kesehatan pengguna bangunan, mengingat hampir sebagian besarnya dilakukan didalam ruang. Melihat bahwa penyebaran virus ini tidak lagi hanya melalui droplet, namun juga melalui udara, adaptasi bangunan sesuai dengan prinsip bangunan sehat perlu dilakukan. Melalui metode konten analisis dan review literatur tentang prinsip bangunan sehat, diketahui bahwa aspek kenyamanan termal, kualitas udara ruang dan ventilasi bangunan merupakan prioritas adaptasi yang harus dilakukan pada bangunan pada masa transisi ini. Dengan meningkatkan laju sirkulasi udara luar, bangunan akan dapat memiliki kualitas udara ruang yang baik, dan juga menjaga kesehatan termal dalam ruang. Harapan kedepannya, meskipun upaya pembatasan sosial tetap dilakukan, dengan penerapan prinsip bangunan sehat ini pengguna gedung tetap dapat bekerja secara efektif dan mampu meningkatkan produktivitasnya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document