Jurnal Geosains dan Teknologi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

52
(FIVE YEARS 37)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Institute Of Research And Community Services Diponegoro University (Lppm Undip)

2620-634x, 2615-6520

2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 168-182
Author(s):  
I Made Adnyana Nala ◽  
Sri Sangkawati ◽  
Thomas Triadi Putranto

Pembangunan bendungan berfungsi untuk mengurangi intensitas banjir, serta dapat dimanfaatkan juga untuk kebutuhan air baku, pengairan, pariwisata, pembangkit tenaga listrik, serta yang lain. Selain memiliki manfaat yang sangat besar, bendungan juga memiliki potensi bahaya di dalamnya, apalagi jika tidak didukung dengan pengelolaan dan pemantauan yang baik. Pada saat pengisian awal waduk, terdapat temuan rekahan memanjang pada puncak Bendungan Titab pada tanggal 3 Februari 2016 dengan lebar ±10-15 cm panjang ±50 m kedalaman ± 50 cm. Rekahan tersebut diperkirakan akibat perbedaan deformasi yang terjadi pada daerah hulu, tengah dan hilir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh muka air waduk terhadap deformasi pada tubuh bendungan yang berdampak terjadinya rekahan pada puncak bendungan. Metode yang digunakan adalah dengan mengiterpretasikan data pembacaan patok geser dan inclinometer disandingkan dengan elevasi muka air waduk. Hasil analisis menunjukkan nilai deformasi vertikal pada puncak bendungan bagian hilir lebih besar dari nilai deformasi vertikal puncak bendungan bagian hulu pada patok 1, 2, dan 3, sedangkan nilai deformasi bagian hulu lebih besar dari nilai deformasi bagian hilir pada patok 4 dan 5. Deformasi horizontal daerah hulu mengarah ke hulu sedangkan deformasi horizontal daerah hilir bergerak ke hilir. Dapat disimpulkan bahwa deformasi pada puncak Bendungan Titab terjadi akibat beban air waduk saat pengisian awal waduk dan rekahan memanjang pada puncak bendungan disebabkan karena perbedaan nilai deformasi vertikal antara hulu dan hilir dan arah deformasi horizontal pada puncak bendungan.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 159-167
Author(s):  
Satrio Muhammad Alif ◽  
Muhamad Sofyan Sauri ◽  
Redho Surya Perdana

Gempa bumi Samudera Hindia terjadi pada tanggal 2 Maret 2016 dengan magnitudo7.8 di sekitar zona subduksi Lempeng Sundaland. Implikasi tektonik dari gempa bumi dengan magnitudo di atas 7 ini diteliti karena implikasi tektonik gempa bumi di Samudera Hindia tahun 2012 sangat besar hingga Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pengaruh gempa bumi Samudera Hindia tahun 2016 terhadap perubahan kecepatan subduksi. Data yang digunakan adalah data Global Navigation Satellite System (GNSS) kontinu di tujuh stasiun yang berada di Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Sundaland. Data diolah dengan perangkat lunak ilmiah untuk mendapat solusi koordinat harian. Pada deret waktu koordinat, dilakukan perhitungan kecepatan degan regresi linier untuk data sebelum gempa bumi dan data setelah gempa bumi. Nilai kecepatan yang diperoleh digunakan untuk perhitungan regangan. Hal yang didapatkan dan dibahas adalah perubahan nilai kecepatan dan regangan, serta membandingkan arah kecepatan stasiun GNSS dengan arah kecepatan dari lempeng terkait. Kecepatan stasiun GNSS yang diperoleh berkisar 18 hingga 70 mm/tahun. Kecepatan stasiun GNSS mengalami penurunan dan regangan mengalami pertambahan nilai pemendekan setelah gempa bumi. Nilai perubahan semakin besar untuk stasiun yang lebih dekat ke Palung Sunda. Stasiun GNSS yang berada di pulau di sebelah barat Pulau Sumatra diduga berada di Blok Sumatra, pecahan dari Lempeng Sundaland.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 142-150
Author(s):  
Sahel Selsabeel ◽  
Dian Agus Widiarso ◽  
Devina Trisnawati
Keyword(s):  

Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka pada site PT. Adaro Indonesia PT. Pamapersada Nusantara, terdapat indikasi ketidakstabilan lereng pada area low wall pit Y strip 3500–4300 blok 4900–5500. Data monitoring pada bulan September 2020, menunjukkan adanya pergerakan rata-rata 5mm/hari. Ketidakstabilan lereng pada tambang terbuka dapat mengganggu efektifitas produksi. Oleh sebab itu, diperlukan analisis balik untuk mengetahui kondisi aktual massa batuan, kondisi aktual lereng yang tidak stabil, dan kesesuaian nilai sifat keteknikan. Dalam mengatasi ketidakstabilan diperlukan rekayasa keteknikan lereng yang sesuai untuk meningkatkan kestabilan lereng. Metode analisis balik dipilih untuk mengetahui nilai faktor keamanan lereng yang mendekati keadaan tidak stabil. Selain itu, perhitungan faktor keamanan lereng untuk penentuan desain rekomendasi rekayasa keteknikan menggunakan metode kesetimbangan batas, dengan kriteria keruntuhan Mohr Coulomb. Berdasarkan analisis balik diketahui bahwa material penyusun lereng lokasi penelitian berupa material timbunan, batupasir, batulempung, dan batubara. Nilai sifat keteknikan hasil simulasi analisis balik menunjukkan angka yang lebih kecil dari hasil uji laboratorium. Material timbunan mengalami penurunan nilai kohesi sebesar 46,55% dan sudut geser dalam sebesar 11,83%, sedangkan pada batupasir unit LS3B mengalami penurunan nilai kohesi sebesar 94,70% dan nilai sudut geser dalam sebesar 56,40%. Rekayasa yang direkomendasikan untuk menaikkan nilai faktor keamanan lereng berupa pengubahan geometri lereng.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 151-158
Author(s):  
Hamriani Ryka ◽  
Lourensius Hotmartua Nainggolan ◽  
Kukuh Jalu Waskita ◽  
Ikhwannur Adha

Lapangan Teapot Dome berada di Wyoming Tengah, Amerika Serikat. Lapangan ini tercatat sebagai 100 lapangan penghasil minyak terbesar di Amerika Serikat dengan cadangan yang terbukti sebesar 42.515.000 barrel. Lapangan ini berada dekat dengan tepi barat daya Cekungan Powder River. Bagian terdalam dari Cekungan Powder River terdiri dari hampir 5.500 meter batuan sedimen, dan sekitar 2.440 meter dari sedimen tersebut merupakan sedimen non marin yang berumur Kapur Akhir dan batuan sedimen klastik Tersier yang berhubungan dengan Orogenesis Laramide. Penelitian ini difokuskan pada bagian Pennsylvanian, khususnya pada bagian Top Sand B. Lapisan ini merupakan lapisan batupasir yang cukup tebal dengan Eolian Dunes. Pemetaan yang dilakukan ini untuk mengetahui sebaran reservoir batupasir pada Top Sand B dengan analisis atribut seismik menggunakan atribut instantaneous frequency dengan menggunakan data seismik 3D Post Stack Time Migration dengan menggunakan 3 sumur sebagai pengontrol untuk formasi dan kedalaman. Berdasarkan hasil analisis atribut seismik menunjukkan bahwa atribut instantaneous frequency dapat menggambarkan sebaran reservoir batupasir pada bagian Top Sand B dengan perubahan yang dapat dilihat berdasarkan perubahan warna dalam bentuk peta. Dengan dominasi persebaran batupasir berada di wilayah bagian selatan Lapangan Teapot Dome. Hal ini juga dipengaruhi oleh struktur patahan pada Formasi Tensleep.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 134-141
Author(s):  
Muhammad Khemal Amrullah ◽  
Maulana Rizki Aditama ◽  
Fx Anjar Tri Laksono ◽  
Asmoro Widagdo

Salah satu mitigasi bencana yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah adalah analisis mikrotremor dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang menghasilkan parameter frekuensi dominan dan amplifikasi. Kedua data tersebut digunakan untuk mencari nilai indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan sedimen, dan peak ground acceleration yang dijadikan sebagai parameter untuk dianalisis dalam mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah. Pada daerah penelitian nilai indeks kerentanan seismik terendah 0,15 s2/cm dan tertinggi 33,74 s2/cm, ketebalan sedimen paling tipis pada Vs 175 m/s adalah 3,24 m dan ketebalan lapisan sedimen paling tebal adalah 33,71 m, sedangkan pada Vs 350 m/s ketebalan paling tipis adalah 6,48 m dan ketebalan sedimen paling tebal adalah 67,43 m, serta nilai peak ground acceleration paling tinggi  adalah 48,48 gal dan paling rendah adalah adalah 14,91 gal. Berdasarkan analisis data microtremor, nilai indeks kerentanan seismik, lapisan sedimen, depth of boundary, dan peak ground acceleration, daerah yang memiliki potensi pergerakan tanah yang relatif tinggi berada di titik MS12, MS14, MS15, MS20, MS21, dan MS23.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 126-133
Author(s):  
Angga Jati Widiatama ◽  
Lauti Dwita Santy ◽  
Rikza Nur Faqih An Nahar ◽  
Adrianus Damanik ◽  
Winda Eka Mandiri Putri ◽  
...  

Formasi Ofu merupakan bagian paling muda dari sikuen Kolbano yang litologinya didominasi batugamping pelagik. Belum adanya penelitian tentang diversitas dan zonasi umur nanofosil gampingan menjadikan riset ini penting dilakukan. Riset ini berhasil mengidentifikasi tujuh famili dan 19 spesies nanofosil gampingan. Nanofosil gampingan didominasi genus Discoaster, Dictyococcites, dan Reticulofenestra yang dapat dibagi menjadi tiga zonasi, dan satu zona transisi Pliosen-Pleistosen. Permulaan Miosen, Burdigalian-Tortonian (zona NN 2-NN 10) ditandai pemunculan awal Helicosphaera kamptnerihingga pemunculan awal Discoaster quinqueramus. Zona NN11 yang berumur Tortonian-Messinian ditandai pemunculan awal hingga pemunculan akhir Discoaster quinqueramus. Zona NN12-NN15 (Messinian-Zanclean) ditandai pemunculan awal hingga pemunculan akhir Discoaster pansus. Transisi Pliosen-Pleistosen (NN 16-NN 21) ditandai dengan pemunculan akhir dari Discoaster pansus hingga pemunculan akhir Dictyococcites productus dan Helicosphaera princei. Tingginya diversitas nanofosil mengindikasikan kondisi upwelling. Melimpahnya genus Helicosphaera serta genus Calcidiscus merupakan indikasi daerah upwelling yang dipengaruhi oleh pertemuan arus hangat dan arus dingin.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 117-125
Author(s):  
Hidayat Syah Putra ◽  
Rifqan Rifqan ◽  
Akmal Muhni ◽  
Dewi Sartika

The shoreface deposits study commonly conducted to characterize the reservoir's physical properties carried out by surface geological data. The physical properties focused on pore space conditions controlled by sedimentary process and tectonic settings in Seulimum Formation. The method used as descriptive analysis and previous study of the area interested. The geological data showed shoreface environmental deposits that can be divided into two types of environmental deposits they are middle shoreface and upper shoreface deposits. These environmental deposits are proven by some features such as bioturbation with an abundant presence of Ophiomorpha in the second stop sites (total 5 stop sites). The first stop site indicates two kinds of environmental deposits by coarse sandstones and mudstones dominated facies presence in the specific beds. Mudclast and hummocky structures also present in the field observation that concludes complex environmental deposits during the quaternary period the formation. Based on characteristics of facies could suggest those sediment products deposited on shallow marine. These wave-dominated coasts generally have an excellent reservoir potential effect on shoreface sands that are laterally continuous and were orientated parallel to the shoreline.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 101-116
Author(s):  
Michael Silaen ◽  
Yoga Aribowo ◽  
Reddy Setyawan

Salah satu cekungan sedimen yang telah banyak dilakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi adalah Cekungan Jawa Timur Utara. Cekungan ini memiliki sistem petroleum yang kompleks dan berbeda-beda untuk setiap Sub Cekungan. Berdasarkan penilitian terdahulu di Cekungan Jawa Timur-Utara, diperlukan kajian lebih lanjut terhadap Formasi Ngimbang dan pra-Ngimbang untuk dapat menemukan prospek baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stratigrafi dan persebaran batuan, mengetahui nilai properti batuan dari hasil perhitungan petrofisika, dan menentukan area prospek baru. Data yang digunakan mencakup dua sumur, yaitu sumur Silaen-1 dan Silaen 3, dan data seismik 3D. Empat marker yang digunakan dalam picking horison, yaitu R2, R1 (top dan bottom), dan SB pra-Tersier. Hasil analisis data sumur menunjukkan pada sumur Silaen-1 tersusun dari perlapisan batupasir, batugamping, dan shale berseling dengan batubara, sedangkan sumur Silaen-3 tersusun atas litologi yang sama dengan Silaen-1, tetapi tanpa batugamping. Perhitungan petrofisika pada sumur Silaen-1 menunjukkan nilai rerata porositas efektif 27%; Vshale 0,23; dan saturasi air 80%, sedangkan Sumur Silaen-3 memiliki nilai rerata porositas efektif 24%; Vshale 0,05; dan saturasi air 82%. Penentuan area prospek terbaru menggunakan kombinasi play, peta struktur kedalaman, dan juga sebaran porositas efektif. Berdasarkan ketiga parameter tersebut, ada tiga horison yang layak untuk potensi, yaitu top R1, bottom R1, dan SB pra-Tersier. Horison R1 terdapat dua area prospek baru untuk dilakukan eksploitasi, sedangkan horison SB pra-Tersier memiliki empat area prospek terbaru.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 72-82
Author(s):  
Khalifa Akbar ◽  
Hasria Hasria ◽  
Suryawan Asfar
Keyword(s):  

Mineral grafit merupakan salah satu bentukan dari unsur karbon. Mineral grafit memiliki banyak kegunaan dalam bidang teknologi, salah satunya pada baterai lithium ion yang sedang dikembangkan di Indonesia. Penggunaan mineral grafit semakin meningkat pada industri teknologi di dunia termasuk di Indonesia, namun mineral grafit di Indonesia masih harus diimpor dari luar negeri. Selain itu, mineral grafit memiliki kisaran harga jual 1.550-2.800 USD/ton untuk tipe vein, 700-10.000 USD/ton untuk tipe flake, dan 430-550 USD/ton untuk tipe amorf. Berdasarkan hal inilah eksplorasi mineral grafit di Indonesia perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batuan yang mengandung mineral grafit beserta karakteristik dan sebaran mineral grafit di daerah penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Samaturu, karena mineral grafit dapat ditemukan pada Kompleks Malihan Paleozoikum. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengamatan megaskopis, petrografi dan analisis SEM-EDS. Batuan yang dijumpai mengandung mineral grafit yaitu satuan litologi sekis muskovit yang memiliki persen karbon yang beragam. Mineral grafit yang dijumpai di daerah penelitian memiliki karaktersitik yaitu merupakan grafit natural yang kristalin, bentuk pipih dan saling mengikat, terbentuk oleh metamorfisme regional, tidak teratur pada hinge lipatan sehingga diketahui bahwa mineral grafit di daerah penelitian termasuk dalam tipe endapan flake graphite (grafit serpih).


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 57-71
Author(s):  
Firza Syarifa Zahra ◽  
Thomas Triadi Putranto ◽  
Fuad Muhammad

Airtanah merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Jumlah air bersih yang semakin terbatas dan kualitas airtanah yang semakin buruk menjadi isu yang mengkhawatirkan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas airtanah untuk air minum dan air irigasi bagi masyarakat kota banjarbaru dan sekitarnya. Dalam penelitian ini diambil 10 sampel airtanah untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia airtanah. Penilaian kualitas airtanah untuk air minum menggunakan WQI, sedangkan penilaian kualitas airtanah untuk air irigasi menggunakan SAR, Na%, dan RSC. Hasil analisis WQI menunjukkan terdapat 60% airtanah dengan kualitas sangat baik yang masih dapat dimanfaatkan sebagai air minum dan 40% kualitas buruk hingga tidak layak minum. Hasil SAR menunjukkan airtanah di lokasi penelitian sangat baik untuk irigasi. Analisis Na% menunjukkan bahwa 20% airtanah sangat baik untuk irigasi, 20% baik untuk irigasi, 40% diperbolehkan untuk keperluan irigasi, dan sisanya 20% meragukan untuk air irigasi. Analisis RSC menunjukkan bahwa 90% airtanah baik untuk air irigasi, dan 10% sisanya tidak cocok untuk air irigasi. Secara umum, airtanah untuk keperluan irigasi sekitar 80% dapat dimanfaatkan, sedangkan 20% sisanya tidak cocok untuk irigasi atau hanya dapat digunakan untuk tanaman-tanaman tertentu yang memiliki sifat tolerah terhadap kandungan garam yang tinggi. Pemanfaatan airtanah harus tepat sesuai dengan kualitasnya agar memperoleh manfaat yang maksimal dan tidak menimbulkan bahaya baik bagi kesehatan manusia mapun bagi pertanian.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document