Journal of Economics and Business
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

92
(FIVE YEARS 65)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Mataram

2654-8712, 1412-7601

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 275-309
Author(s):  
Siti Fatimah ◽  
Tuty Handayani

Penelitian deskriptif yang berlokasi di Kabupaten Lombok Timur ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, bentuk, dan besaran elastisitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berkaitan dengan laju pertumbuhan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Timur sejak 2016-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; a) Laju perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Product Domestic Regional Brutto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016- 2019 sebagai berikut: Tahun 2016 pertumbuhannya sebesar 9,75 persen, tahun 2017 meningkat tipis menjadi sebesar 10,62 persen, tahun 2018 turun menjadi sebesar 10,33 persen, tahun 2019 menjadi sebesar 10,47 persen. Angka pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 10,62 persen. Angka pertumbuhan rata-rata selama 4 (empat) tahun terhitung sejak tahun 2016-2019 mencapai 10,29 persen; b) Laju perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Product Domestic Regional Brutto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016-2019 sebagai berikut: Tahun 2016 pertumbuhan kontribusinya sebesar 10,04 persen, tahun 2017 meningkat menjadi sebesar 10,53 persen, tahun 2018 meningkat menjadi sebesar 11,06 persen, tahun 2019 meningkat lagi menjadi sebesar 11,21 persen.  Angka pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 13,95 persen. Angka pertumbuhan rata-rata selama 4 (empat) tahun terhitung sejak tahun 2016-2019 mencapai 11,36 persen; c) Kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan daerah Kabupaten Lombok Timur sangat berpengaruh sehingga dampaknya terhadap laju pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan dalam pertumbuhan PDRB (ADHB) maupun ADHK Kabupaten Lombok Timur selama 4 (empat) Tahun (2016-2019) relatif sangat signifikan; dan d) Elastisitas PAD terhadap PDRB baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 secara rata-rata selama 4 (empat) tahun terakhir menunjukkan tren yang posisif atau Elastis. Artinya bahwa jika PAD naik satu satuan (%), maka PDRB akan mengalami kenaikan lebih dari satu satuan (%).


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 251-274
Author(s):  
Titiek Herwanti ◽  
Muhammad Irwan ◽  
Siti Maryam
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  Kualitas Sumber Daya Insani Pekerja Lokal pada  Sektor Formal dan Informal di Kota Mataram.Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif dengan mengambil lokasi di Kota Mataram. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah Sampel survey.  Responden penelitian ini adalah pekerja lokal yang terserap pada sektor formal maupun informal yang berada di Kota Mataram. Penentuan responden secara purposive sampling sebanyak 50 orang yang bekerja pada sektor formal dan 50 orang yang bekerja pada sektor informal. Teknik analisis yang dipergunakan dilakukan dengan cara:  (1) Kualitas Sumber Daya Insani Pekerja Lokal dilakukan analisis terhadap berbagai indikator Kualitas Sumber Daya Insani; (2)  Analisis data primer dilakukan dengan menggunakan tabel silang, berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari aspek umur, kesehatan dan pendidikan, kualitas sumber daya insani pekerja lokal telah berada pada kualitas yang cukup atau relatif baik. Rata-rata lama kerja untuk sektor formal adalah 4 tahun, rata-rata hari kerja selama 6 hari dalam seminggu dengan alokasi jam kerja sehari rata-rata 8,7 atau kurang lebih 9 jam perhari. Sedangkan pekerja sektor informal rata-rata lama kerja adalah 3 tahun,rata-rata hari kerja sebanyak 6,5 atau kurang lebih 7 hari dengan curahan waktu kerja dalam sehari selama 7 jam. Rata-rata tingkat pendapatan yang diperoleh sumber daya insani pada sektor informal adalah sebesar Rp 2.227.400, lebih tinggi dibanding dengan Upah Minimum Kota Mataram tahun 2020 sebesar Rp 2.184.485,Sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh  sumber daya insani pekerja lokal pada sektor informal adalah sebesar Rp 1.485.000,masih jauh berada di bawah UMK Kota Mataram.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 195-202
Author(s):  
Aditya Bagus Singandaru

Pandemi Covid-19 masih menjadi momok hingga saat ini. Selain memberikan dampak pada Kesehatan, pandemi ini juga sangat memberikan dampak pada perekonomian secara Nasional. UMKM yang dianggap mampu bertahan pada Krisis Moneter 1998 dan Krisis Global 2008, kini seperti tidak berdaya menghadapi pandemi covid-19. Dampak Pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan UMKM yang berada di Kota besar saja, UMKM yang berada jauh dari Kota juga merasakan dampak yang sama, sebagaimana yang dirasakan oleh para Pengusaha kerupuk kulit di Desa Apitaik Kabupaten Lombok Timur. Hasil wawancara dengan beberapa informan menunjukkan, permintaan kerupuk kulit selama pandemi naik, tapi produsen tidak berani menaikkan harga karena khawatir produknya tidak terserap di pasar. Selain itu, banyaknya penjual yang menjual dengan harga murah membuat para pengusaha kerupuk kulit masih menggunakan harga sebelum pandemi. Pengusaha kerupuk kulit memilih memangkas margin mereka karena kenaikan harga bahan baku dan tarif ekspedisi daripada menaikkan harga jual. Akibatnya, tidak sedikit pengusaha kerupuk kulit yang harus menurunkan upah pegawainya atau bahkan merumahkan pegawainya.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 223-238
Author(s):  
Emi Salmah ◽  
Titi Yuniarti ◽  
Endang Astuti ◽  
Eka Agustiani ◽  
Siti Fatimah
Keyword(s):  

Partisipasi masyarakt dalam kegiatan pariwisata merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat. Ide kegiatan dan pengelolaan dilakukan seluruhnya oleh masyarakat secara partisipatif, dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Merumuskan Model partisipasi masyarakat lokal dalam Ekowisata Mangrove  di Desa Lembar Selatan, Kec. Lembar  Kabupaten Lombok Barat, 2) Menganalisis bagaimana mereka mengelola informasi sebagai bagian dari partisipasi masyarakat lokal dalam  ekowisata Mangrove di Desa Lembar Selatan, Kec. Lembar  Kabupaten Lombok Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah Diskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan eksploratif.  Menggunakan data primer dan data Sekunder, metode pengumpulan data, observasi, Wawancara secara  mendalam (in-depth interview) dan telaah pustaka. Data yang terkumpul akan dianalisa dan dihitung dengan menggunakan system Excel, lalu disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan diagram batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sudah banyak yang berpartisipasi dalam ekowisata mangrove di Desa Lembar Selatan, dengan membuka usaha kuliner  (makanan khas Sasak), menyewakan sampan/perahu untuk mengelilingi lokasi mangrove, jasa parkir yang melibatkan masyarakat khususnya anak muda, menjual dan memeriksa tiket masuk. Dalam penyebaran informasi, sudah dilakukan oleh para remaja yang tergabung dalam Karang Taruna Desa Lembar Selatan. Model partisipasi masyarakat dalam mengelola informasi harus ada kemauan secara bersama-sama (masyarakat, aparat desa, pemerintah dan swasta) dalam mengembangkan ekowisata Mangrove Lembar Selatan secara signifikan.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 213-222
Author(s):  
Jalaludin ◽  
Irwan Suriadi

Jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berdasarkan Sensus Penduduk 2020 adalah 5,32 juta jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,63 persen, lebih tinggi dari LPP nasional sebesar 1,25 persen. Kuantitas dan kualitas  penduduk merupakan  dua faktor utama dalam menganalisis masalah kependudukan, dimana keduanya bisa dikaji melalui tren, sebaran, pertumbuhan dan komposisinya, Sementara proses demografi seperti Fertilitas, Mortalitas dan migrasi atau mobilitas serta persebaran adalah faktor faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan itu sendiri. Persebaran dan mobilitas penduduk ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dan keduanya merupakan determinan penting dalam kerangka pengendalian penduduk. Membicarakan masalah migrasi atau mobilitas penduduk, tidak begitu berarti bila tidak dikaitkan dengan  masalah persebaran penduduk, demikian pula sebaliknya menyelesaikan persoalan persebaran penduduk tidak mungkin dilakukan tampa mobilisasi atau perpindahan penduduk. Dengan adanya  mobilitas atau migrasi penduduk, pembangunan di daerah NTB semakin berkembang karena para migran umumnya adalah angkatan kerja dan biasanya memiliki semangat kerja dan semangat untuk maju yang besar dibandingkan dengan masyarakt local/ tempatan. Disamping itu kehadiran para migrant,  dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Selain berdampak terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan, adanya mobilitas atau migrasi penduduk juga menyebabkan terjadinya perubahan terhadap  persebaran penduduk NTB.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 175-194
Author(s):  
Satarudin Satarudin ◽  
Suprianto Suprianto ◽  
Sujadi Sujadi

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Pendapatan dan Tingkat kesejahteraan Pekerja sektor Informal dan Formal di Kota Mataram pada era Covid -19. Metode penelitian dilakukan dengan cara survey dengan mengambil sampel sebanyak 90 orang responden, dan penentuan responden ditentukan secara accidental dengan melihat karakteristik dari kedua pekerja tersebut.Karakteristik dari pekerja informal dan formal sebagian besar berjualan ditempat-tempat keramaian yang padat penduduk dan pengunjung di wilayah kota Mataram dilihat dari tingkat pendidikan 56,7 % memiliki pendidikan setara SMA ke atas dan 43,3 % tingkat pendidikan tamat SMP dan SD  dengan rata-rata lama waktu bekerja di atas 10 jam sehari, sedangkan rata-rata tanggungan keluarga pekerja informal dan formal antara 2 sampai 4 orang tanggungan. Rata-rata pendapatan yang diperoleh pekerja informal dibawah Rp 3.000.000,- sebanyak 16,67% dan 44,45 % pendapatannya di atas Rp 3.000,000,- Sedangkan pendapatan pekerja formal rata-rata di atas Rp 4.000.000, sebanyak 8,89 % selebihnya pendapatan di atas Rp 6.000.000 sebanyak 30 %. Secara keseluruhan analisis pendapatan pekerja informal dan formal jika dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan kriteria Sayogjo dengan ukuran setara beras, maka kategori nyaris miskin sebanyak 10 % ( 9 orang pekerja yaitu  jasa tukang jam , jahit sepatu  dan pedagang sayuran), dengan pengeluaran /kapita/tahun sebanyak 450 kg setara nilai beras/tahun. Sedangkan 40 %  ( 36 responden ) berada pada batas ambang cukup dengan pengeluaran perkapita/tahun 481-960 kg hasil analisis rata-rata sebesar 750 kg setara beras. Kategori hidup layak apabila pengeluaran perkapita/tahun lebih tinggi dari 960 kg setara nilai beras /tahun.  Rata-rata pendapatan perkapita pekerja formal dan informal sebesar Rp 11.2550.000 ,- jika dibagi dengan harga beras saat penelitian Rp 10.000,- perkg , maka hasilnya 1.125 kg beras berarti hampir 50 % pekerja  berada pada kehidupan yang layak yaitu terdiri dari 35 responde pekerja formal dan 10 responden pekerja informal. Untuk lebih meningkatkan pendapatan pekerja informal khususnya lebih meningkatkan waktu bekerja minimal 15 jam per hari dan membuka layanan penjualan sistem digital via internet (go food , go jek ) khususnya bagi pedagang makanan matang seperti rumah makan, lalapan, pedagang nasi dan sebagainya.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 203-212
Author(s):  
Irwan Suriadi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana kesiapan UMKM di Nusa tenggara barat dalam menangkap peluang bagi pengembangan usaha sekaligus untuk melihat sejauh mana tantangan yang akan dihadapi oleh UMKM di NTB dalam menghadapi pasar bersama ASEAN 2015. Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum adanya kesiapan dari UMKM di NTB dalam melihat peluang dan tantangan dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) 2015. Untuk mengatasi masalah ini peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap UMKM yang berada di NTB dengan melihat sejauh mana peluang yang dapat dimanfaatkan serta tantangan yang akan dihadapi berupa ancaman dari pesaing sesame Negara ASEAN lainnya. Untuk menganalisis peluang dan tantangan tersebut dibutuhkan data sekunder yang berkaitan dengan UMKM di Nusa Tenggara Barat


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 239-250
Author(s):  
Siti Sriningsih
Keyword(s):  

Rasio pajak daerah terhadap PAD dan ABD merupakan tujuan yang akan dianalisis dengan menggunakan metode rasio PAD dan APBD. Adapun hasilnya adalah dana yang bersumber dari pajak di Kabupaten/Kota Privinsi NTB berkisar antara 5-10% dari terhadap PAD, tapi ada juga kabupaten yang masih rendah dengan kontribusi di bawah 5% terutama bagi daerah kabupaten/kota yang baru terjadi pemekaran. Begitu pula dengan Kabupaten/Kota di Provinsi NTT yang rasio pajak terhadap PAD berkisar antara 1-5%. Perbedaan dari kedua provinsi disebabkan oleh pariasi jenis pajak yang dipungut di setiap daerah. Di NTB jenis pajak yang dipungut adalah 8-11 jenis, sedangkan di NTT 6-10 jenis. Potensi di kedua daerah juga berbeda dimana di NTB lebih banyak jenis pajak di bidang pariwisata dan jasa serta bisnis, sedangkan di NTT lebih mengandalakan sumber daya alam di bidang mineral bukan logam dan batuan serta galian golongan C.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 66-81
Author(s):  
Muhammad Alwi ◽  
Putu Karismawan ◽  
I Dewa Ketut Yudha S

Tujuan penelitian ini pertama, mengindentifikasi sektor-sektor ekonomi yang merupakan sektor unggulan saat ini dan masa depan yang dapat dikembangkan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin; kedua, menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin, dan memetakan kemiskinan di ke 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Metode anailisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SLQ – DLQ, regresi Sederhana dan tabulasi distribusi frekwensi dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Lombok Utara, jumlah penduduk miskin dan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil perhitungan SLQ digabungkan DLQ diketahui bahwa terdapat 6 sektor ekonomi unggulan pada saat sekarang dan beberapa tahun kedepana, yaitu 1).Pengadaan listrik dan gas, 2). Pengadaan air, pemgolahan sampah limbah, dan daur ulang, 3). Kontruksi, 4). Informasi dan komunikasi, 5). Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, 6.) Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial. Berdasarkan analisis regresi sederhana di dapat bahwa pertumbuhan ekonomi dan perkembangan jumlah penduduk miskin menunjukkan huhubungan yang berlawanan arah, artinya jika pertumbuhan ekonomi meningkat maka jumlah penduduk miskin menurun. Peta Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lombok Utara menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin yang terbanyak adalah di Kecamatan Tanjung dengan jumlah 2594 orang yang tersebar pada 7 Desa dan Desa yang terbanyak penduduk miskin terdapat di Desa Sokong sejumlah 932 orang dan Desa Sigar Penjalin sejumlah 925 orang penduduk miskin.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 106-124
Author(s):  
Jalaludin

Buruh migran memiliki sumbangan yang besar dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan melalui remitan yang dikirim ke daerah asal. Remitan yang dikirimkan ke daerah asal akan mampu mengangkat status ekonomi keluarga migran ke tingkat yang lebih baik apabila dikelola dengan baik. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tatakelola/ pengelolaan remitansi buruh migrani di kabupaten Lombok Timur. Metode atau pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan  kualitatif dengan menerapkan beberapa metode pengambilan data yaitu  Observasi/Pengamatan, Indepth Interview dan Focus Group Discussion (FGD). Sementara analisis data dilakukan secara dekriftif kualitatif berdasarkan data atau informasi lapangan. Beberapa point yang ditemukan dalam penelitian ini adalah ; masih diperlukannya mekanisme pengiriman remitansi yang aman dan murah, remitansi masih lebih digunakan untuk kebutuhan konsumsi, diperlukannya capacity building untuk membantu BMI memulai usaha, masih kentalnya budaya patriarki dalam pemanfaatan remitansi yang datang dari buruh migran perempuan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document