Borobudur Engineering Review
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

9
(FIVE YEARS 9)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Magelang

2777-0850

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 89-95
Author(s):  
Wulan Riskiana ◽  
Moehamad Aman ◽  
Affan Rifa'i

Perkembangan manajemen rantai pasok menfokuskan pada kajian tentang efektifitas dan efisiensi aliran barang, sistem informasi dan aliran keuangan sehingga mencakup semua rantai pasok dengan semua pihak yang bersangkutan. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam PT Petrogas Prima Services perusahaan repair tabung gas LPG volume 3 kg adalah keterlambatan kedatangan material. Pada pengiriman sealtape hanya 97,4% dari pemesanan, Pada pemesanan valve melebihi hari pengiriman dan pada saat distribusi terdapat kendala yang tidak bisa diprediksi. Oleh kerena itu, dibutuhkan manajemen rantai pasok untuk koordinasi dan mengelola aktifitas rantai pasok supaya proses produksi berjalan dengan baik dan tidak ada keterlambatan produksi maupun distribusi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis risiko pada aktivitas rantai pasok mengunakan metode House of Risk. Dari House of risk fase I menghasilkan 5 penyebab risiko dominan yaitu gangguan teknis (mesin tidak optimal), karyawan kurang teliti, perencanan kurang maksimal, babhan baku tidak sesuai dan system informasi yang tidak efektif. Melalui House of Risk Fase II dihasilkan 13 langkah aksi pencegahan yang direkomendasikan bagi perusahaan untuk mengurangi potensi kejadian risiko, yaitu melakukan pemeriksaan rutin (PA2), melakukan pencegahan (PA4), menyusun SOP perawatan (mesin/transportasi) (PA1), pembagian sift kerja yang sesuai (PA5), menejemen persediaan sperpart mesin (PA3), pengendalian bahan baku (PA11), pengadaan training (PA6), menyusun SOP pengadaan (inventory) dan supplier (PA8), meningkatkan pengelolaan terhadap menenjemen (PA9), menyusun alternative perencanaan (PA10), pelatihan (PA13), pemberian sangsi disiplin (PA7), dan dukungan software (PA12).


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 75-88
Author(s):  
Adi Wiratama ◽  
Oesman Raliby ◽  
Muhammad Imron Rosyidi

Mainan anak berbahan kayu adalah salah satu produk UMKM yang terdapat di Kota Magelang. Dalam perkembanganya, pelaku UMKM mainan anak masih memiliki permasalahan yang kurang mendukung kinerja dan berkembangnya usaha mereka. Salah satu permasalahan yang dihadapi ialah belum ada lembaga yang benar-benar memberikan manfaat dan menaungi usaha mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan faktor-faktor kelembagaan dan mengkonstruk model kelembagaan yang berguna untuk memperkuat kinerja UMKM. Penelitian ini menggunakan metode analisis SEM dengan PLS dan AHP untuk menentukan bobot prioritas dari masing-masing variabel pendukung. Hasil dari penyusunan model diperoleh peningkatan kinerja sebesar 25% melalui kelembagaan serta faktor internal dan faktor eksternal mempunyai pengaruh sebesar 42% terhadap kelembagaan. Hasil dari analisis AHP penelitian ini diperoleh faktor-faktor kelembagaan dengan prioritas faktor internal kemudian faktor eksternal dengan nilai 0,535 dan 0,465. Prioritas pertama dari faktor internal adalah kapasitas produksi, kemudian prioritas kedua kualitas produk, permintaan pasar, modal pinjaman, dan jiwa kepemimpinan. Prioritas pertama dari faktor eksternal adalah bantuan modal, kemudian prioritas kedua penyiapan lokasi usaha dan penyediaan informasi, pendampingan, pembinaan, dan monitoring serta evaluasi. Nilai rasio konsistensi (CR) pada masing-masing matrik adalah kurang dari 0,1 dan dapat dikatakan seluruh matrik tersebut konsisten. Dalam upaya meningkatkan kinerja UMKM melalui kelembagaan, kelembagaan memerlukan dukungan dari faktor internal dan eksternal UMKM agar kelembagaan bermanfaat secara maksimal terhadap pelaku UMKM dan dapat memperkuat kinerja UMKM.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 65-74
Author(s):  
Achmad Fahrizal S. S. ◽  
Oesman Raliby A. ◽  
Muhammad I. R.
Keyword(s):  

PT. Papertech Indonesia Unit II Magelang merupakan pabrik kertas daur ulang (recycle paper) yang memanfaatkan kardus dan kertas bekas untuk dilakukan proses produksi menjadi kertas setengah jadi. Perusahaan berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan eksistensinya dalam dunia industri. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikannya adalah masalah produktivitas. Tidak adanya pengukuran sistematis untuk capaian produktivitas di departemen produksi membuat target produksi perusahaan tahun 2016 tidak tercapai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui produktivitas di PT. Papertech Indonesia Unit II Magelang dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) untuk mengukur Indikator Performansi dari masing-masing kriteria. Kriteria produktivitas diukur dari tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan tenaga kerja, penghentian jam kerja mesin dan produksi kertas Chip Board. Hasil perhitungan menggunakan Objective Matrix (OMAX) didapatkan hasil produktivitas pada masing-masing kriteria selama setahun dengan target produksi yang ingin diperoleh perusahaan  adalah 68 ton atau 68.000 kg dengan hasil presentase bobot kriteria 1 dengan bobot 25%, kriteria 2 dengan bobot 50%, dan kriteria 3 dengan bobot 25%. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dijelaskan dalam diagram Fishbone yang terdiri dari faktor tenaga kerja, penghentian jam kerja mesin dan produksi kertas Chip Board. Usulan perbaikan produktivitas diperoleh hasil jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 45 orang, jumlah jam kerja mesin sebesar 1.304,68 jam dan produksi normal kertas Chip Board direntang 942.000 kg.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 56-64
Author(s):  
Siswandi B ◽  
Jamal J ◽  
Jupri J ◽  
Mochamad Asrofi ◽  
Setyo Pambudi

Pada umumnya kapal nelayan masyarakat bengkalis terbuat dari kayu. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adalah ketersediaan material kayu sebagai bahan baku kapal nelayan saat ini semakin menipis, sehingga diperlukan adanya alternatif material dalam pembangunan kapal nelayan. Berdasarkan hal-hal tersebut maka dilakukan evaluasi dan analisa berkaitan kelayakan material fiberglass sebagai pengganti material kayu dalam pembangunan kapal nelayan. Dengan menggunakan analisis SWOT dilakukan analisa kelayakan fiberglass sebagai pengganti material kayu. Hasil analisa matrik evaluasi faktor internal nilai total faktor didapatkan sebesar 0,27 untuk nilai kekuatan dan pada matrik evaluasi faktor eksternal diapatkan total nilai sebesar 1,62 untuk nilai peluang. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa fiberglass dapat dijadikan atau layak sebagai material pengganti kayu dalam pembangunan kapal nelayan


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 39-48
Author(s):  
Agus Purwanto ◽  
Oesman Raliby ◽  
Affan Rifa'i

Departemen Produksi Pressed Part adalah departemen yang bergerak dalam bidang produksi pressed part component dalam bentuk produksi massal atau yang menghasilkan komponen-komponen bodi mobil. Salah satu produknya adalah pressed part component TDRA 8 yang merupakan komponen untuk bagian inner bodi mobil. Permasalahan yang terjadi pada saat ini adalah banyaknya part baret pada TDRA 8. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan improvement dengan cara coating pada insert TDRA 8. Hasilnya dari improvement tersebut part baret mengalami penurunan dari 16% menjadi 7%.Untuk mengetahui apakah improvement tersebut efektif atau tidak dalam mengurangi part baret, maka dilakukan pengukuran efektivitas dengan pendekatan aspek teknis dan aspek ekonomis. Hasil perhitungan kedua aspek tersebut diperoleh hasil rata rata part baret mengalami penurunan sebesar 115 pcs/bulan dan biaya rework juga menurun rata rata Rp 22.151 perbulan. Dilihat dari penurunan tersebut tujuan dari dari improvement bisa dikatakan tercapai sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan coating tersebut efektif untuk mengurangi jumlah part baret TDRA 8.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 13-24
Author(s):  
Ibda Rizqi Novendi ◽  
Moehamad Aman ◽  
Muhammad Imron Rosyidi

Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) merupakan sebuah perguruan tinggi swasta dibawah naungan organisasi muslim Muhammadiyah.  Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan banyak keluhan mahasiswa/mahasiswi perihal fasilitas kampus dan layanan akademik yang belum memenuhi ekspektasi dari mahasiswa/mahasiswi. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan data kuisioner pendahuluan yang disebarkan kepada 30 responden yang menyatakan bahwa sebanyak 54,39% mahasiswa tidak puas dengan pelayanan yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi guna meningkatkan kualitas pelayanan fasilitas dan akademik di UMMagelang. Pendekatan Servqual digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu kualitas layanan jasa dan metode yang digunakan untuk menentukan prioritas perbaikan adalah metode Quality Function Deployment (QFD) dan Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan House of Quality, diketahui bahwa ada 4 (empat) respon teknis yang perlu tindakan lebih lanjut yaitu menindaklanjuti masalah sesuai laporan yang diterima yang memililki nilai AW sebesar 134,11 dan nilai RW sebesar 300,81, mengarahkan sesuai aturan secara bertahap yang memiliki nilai RW sebesar 249,37 dan nilai AW 129,04, meningkatkan kebersihan/kerapihan kampus yang memiliki nilai RW sebsar 251,06 dan nilai AW sebesar 123,94, penambahan sarana/prasarana yang memiliki nilai AW sebesar 87,63 dan nilai RW sebesar 172,65. Dari keempat prioritas respon teknis tersebut diintegrasikan kuadran I dari diagram kartesius metode Importance Performance Analysis didapatkan rancangan peningkatan kualitas pelayanan yaitu meningkatkan akses internet dengan menambah kapasitas bandwith poin ini memiliki , memberikan pelatihan terhadap karyawan dan evaluasi kinerja secara berkala maupun rutin, menambah koleksi buku/jurnal yang terbaru, dan peningkatan sarana/prasarana di laboratorium serta perbaikan sarana untuk fasilitas wifi corner.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Rizqi Aga Pratama ◽  
Yun Arifatul Fatimah ◽  
Tuessi Ari Purnomo

PT. Papertech Indonesia Unit II merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kertas. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Papertech Indonesia Unit II adalah tingginya frekuensi kerusakan mesin Dryer yang mengakibatkan adanya kegiatan perbaikan mesin yang menimbulkan downtime dan berhentinya proses produksi. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan perawatan mesin Dryer dan meminimalkan terjadinya downtime. Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance. Dalam metode ini terdapat tujuh tahapan pengolahan data, yaitu seleksi sistem dan pengumpulan informasi, penentuan batasan sistem, deskripsi sistem dan blok diagram fungsi, penentuan kegagalan sistem, analisis Failure Mode and Effect Analysis, analisis Logic Tree Analysis dan pemilihan tindakan perawatan. Hasil penelitian menunjukkan sub sistem Dryer Grup 3 mempunyai kontribusi terbesar terhadap kerusakan mesin Dryer sebesar 50%. Adapun komponen kritis yang terdapat pada sub sistem Dryer Grup 3 adalah Canvas Roll, Packing Shaft Rotary, Canvas dan Carbon. Berdasarkan hasil perencanaan perawatan dengan metode Reliability Centered Maintenance maka diperoleh rekomendasi agar semua komponen kritis termasuk dalam kategori tindakan perawatan Condition Directed. Dengan diterapkannya metode perawatan Reliability Centered Maintenance sebagai metode perawatan pada komponen kritis, maka berpotensial memberikan dampak positif, yaitu penurunan rata-rata downtime komponen kritis sebesar 23.82%, penurunan rata-rata biaya perawatan sebesar 20.36% dan peningkatan jumlah produksi sebesar 44.8 ton.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 49-55
Author(s):  
Purwo Budi Utomo ◽  
Widya Setiafindari

Perusahaan XYZ pada bulan Januari 2020 mendapatkan complain dari salah satu konsumennya karena pesanan datang terlambat. Peristiwa ini bisa terjadi karena beberapa hal yang mempengaruhinya, seperti kecelakaan kerja, perbaikan mesin dan penjadwalan yang tidak tepat. Namun pada saat konsumen complain tentang pesanan terlambat, ternyata jadwal produksi kurang baik yang menjadi penyebabnya. Perusahaan XYZ menerapkan metode FCFS (First Come First Serve) dalam menentukan jadwal produksinya. Jadwal produksi periode Januari 2020 kembali terjadi keterlambatan dimana untuk pada periode ini line satu cylinder sleeve mendapat jobs untuk mengerjakan lima jenis produk, diantaranya cylinder sleeve 73 mm, 78 mm, 92 mm, 86 mm, dan 95 mm dengan jumlah total sebanyak 940 pcs produk. Waktu untuk mengerjakan produk ini tersedia sebanyak 24 hari kerja. Jadwal produksi menggunakan FCFS dengan susunan formasi jobs 4-2-5-1-3 serta memiliki nilai makespan 30175 detik. Setelah itu menggunakan metode Simulated Annealing (SA) untuk menganalisis production schedule. Penelitian ini menghasilkan usulan production schedule dengan susunan jobs 1-3-5-2-4 dan memiliki nilai makespan 29165 detik. Setelah dilakukan analisa, ternyata usulan jadwal produksi baru dapat mengurangi waktu produksi. Jadwal produksi awal menghasilkan 940 pcs produk dengan 25,01 hari, sedangkan jadwal produksi dengan penjadwalan yang diusulkan dapat menghasilkan 940 pcs produk dalam 24,17 hari kerja. Waktu produksi yang berhasil diturunkan mampu mencapai 20,16 jam. Waktu yang tersedia untuk mengerjakan adalah 24 hari kerja. Dengan penjadwalan perusahaan (FCFS) diketahui susunan jobs adalah 4-2-5-1-3 dan memiliki nilai Makespan 30175 detik. setelah dilakukan perhitungan Simulated Annealing (SA) didapat penjadwalan usulan dengan susunan jobs 1-3-5-2-4 dan memiliki nilai Makespan 29165 detik. setelah melalui perhitungan, dikethaui bahwa dengan penjadalan awal waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan 940 pcs produk adalah 25,01 hari kerja sedangkan dengan penjadwalan usulan selesai dalam waktu 24,17 hari kerja. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penjadwalan usulan dapat mengatasi permasalahan tentang keterlambatan.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 25-38
Author(s):  
Siswanto Siswanto ◽  
Eko Muh Widodo ◽  
Retno Rusdjijati

Home industry Ngudi Luhur Kaliurang adalah industri rumahan yang mengolah aneka makanan ringan yang berbahan baku salak. Prose produksi melalui serangkaian proses dari proses pengupasan, proses pemisahan daging dengan biji salak, proses penggorengan, proses penirisan, dan proses pengemasan. Proses pegupasan masih manual dengan menggunakan tangan tanpa alat bantu, sehingga sering terjadi kecelakaan kerja seperti tangan terluka karena tergores kulit salak. Di samping itu, kapasitas pengupasan menghasilkan sebesar 5,07 menit/2kg dan output standarnya sebesar 23,53 kg/jam. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan alat pengupas salak mekanis yang mampu membantu pekerja dalam proses pengupasan salak dan mampu mengurangi keluhan yang dialami pekerja serta meningkatkan kapasitas produksi. Perancangan dengan menggunakan prinsip-prinsip ergonomi yang meliputi utility, comfortable, flexibility,  safety, dan aesthetic. Alat pengupas salak mekanis yang dirancang mempunyai spesifikasi  tinggi alat 93,49 cm, panjang handle penekan 75,92 cm dan diameter handle penekan 4,16 cm. Waktu baku dan output standar yang dihasilkan sebesar 4,64 menit/2kg dan output standarnya sebesar 25,97 kg/jam. Alat pengupas yang dirancang dapat meningkatkan output standar yang dihasilkan sehingga terjadi peningkatan produktivitas sebesar 10,37%. Tangan pekerja terhindar dari goresan kulit salak yang kasar dan berduri, sehingga proses pengupasan salak dapat dilakukan dengan mudah dan meningkatkan kenyamanan kerja.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document