scholarly journals Peningkatan Kualitas Terhadap Kepuasan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 13-24
Author(s):  
Ibda Rizqi Novendi ◽  
Moehamad Aman ◽  
Muhammad Imron Rosyidi

Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) merupakan sebuah perguruan tinggi swasta dibawah naungan organisasi muslim Muhammadiyah.  Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan banyak keluhan mahasiswa/mahasiswi perihal fasilitas kampus dan layanan akademik yang belum memenuhi ekspektasi dari mahasiswa/mahasiswi. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan data kuisioner pendahuluan yang disebarkan kepada 30 responden yang menyatakan bahwa sebanyak 54,39% mahasiswa tidak puas dengan pelayanan yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi guna meningkatkan kualitas pelayanan fasilitas dan akademik di UMMagelang. Pendekatan Servqual digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu kualitas layanan jasa dan metode yang digunakan untuk menentukan prioritas perbaikan adalah metode Quality Function Deployment (QFD) dan Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan House of Quality, diketahui bahwa ada 4 (empat) respon teknis yang perlu tindakan lebih lanjut yaitu menindaklanjuti masalah sesuai laporan yang diterima yang memililki nilai AW sebesar 134,11 dan nilai RW sebesar 300,81, mengarahkan sesuai aturan secara bertahap yang memiliki nilai RW sebesar 249,37 dan nilai AW 129,04, meningkatkan kebersihan/kerapihan kampus yang memiliki nilai RW sebsar 251,06 dan nilai AW sebesar 123,94, penambahan sarana/prasarana yang memiliki nilai AW sebesar 87,63 dan nilai RW sebesar 172,65. Dari keempat prioritas respon teknis tersebut diintegrasikan kuadran I dari diagram kartesius metode Importance Performance Analysis didapatkan rancangan peningkatan kualitas pelayanan yaitu meningkatkan akses internet dengan menambah kapasitas bandwith poin ini memiliki , memberikan pelatihan terhadap karyawan dan evaluasi kinerja secara berkala maupun rutin, menambah koleksi buku/jurnal yang terbaru, dan peningkatan sarana/prasarana di laboratorium serta perbaikan sarana untuk fasilitas wifi corner.

2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Munira Oviyatama

Kualitas layanan operasional BCA Banda Aceh akan menuju kepada layanan yang lebih baik dalam rangka menjaga konsistensi dan peningkatan kualitas layanannya. Berdasarkan urgensi diatas penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas layanan serta melakukan perbaikan kualitas layanan yang optimal sehingga akan menjadi salah satu bank dengan kualitas layanan yang terbaik. Untuk meningkatkan dan menstabilkan kualitas layanan yang dimaksud tersebut, maka peneliti memilih konsep mengintegrasikan 3 (tiga) metode, yaitu: (i) SERVQUAL, pada metode ini penelitian melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 118 responden kepada nasabah-nasabah dengan kriteria-kriterianya berdasarkan; jenis kelamin, jenis transakasi, dan lain-lain yang berkaitan dimana, indikator-indikator pada kuesioner yang dirancangkan tersebut berdasarkan dimensi kualitas layanan yang sesuai dengan metode SERVQUAL yang meliputi: tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Kemudian dilanjutkan dengan analisa kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang menjadi prioritas pada peningkatan kualitas. (ii) Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD), QFD dengan menggunakan matriks House of Quality (HoQ), hal ini akan memberikan rekomendasi perbaikan dari hasil analisa QFD dengan cara memberikan nilai persentase normalized contribution tertinggi yang menjadi prioritas rekomendasi dari objek tersebut melalui konsep Kaizen; (iii) Pemilihan metode Kaizen pada objek penelitian ini merupakan metode yang sesuai diterapkan untuk tujuan peningkatan kualitas layanan terutama pada bagian operasional dimana, metode ini dapat mengurangi waste (pemborosan) pada proses kerja Teller dan CSO sehingga layanan menjadi lebih cepat dan tepat. Penerapan ketiga metode ini akan menberikan hasil yang optimal terhadap peningkatan nilai kualitas layanan operasional pada BCA Banda Aceh.


2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Munira Oviyatama ◽  
Iskandarsyah Iskandarsyah ◽  
Hasan Yudie Sastra

Kualitas layanan operasional BCA Banda Aceh akan menuju kepada layanan yang lebih baik dalam rangka menjaga konsistensi dan peningkatan kualitas layanannya. Berdasarkan urgensi diatas penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas layanan serta melakukan perbaikan kualitas layanan yang optimal sehingga akan menjadi salah satu bank dengan kualitas layanan yang terbaik. Untuk meningkatkan dan menstabilkan kualitas layanan yang dimaksud tersebut, maka peneliti memilih konsep mengintegrasikan 3 (tiga) metode, yaitu: (i) SERVQUAL, pada metode ini penelitian melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 118 responden kepada nasabah-nasabah dengan kriteria-kriterianya berdasarkan; jenis kelamin, jenis transakasi, dan lain-lain yang berkaitan dimana, indikator-indikator pada kuesioner yang dirancangkan tersebut berdasarkan dimensi kualitas layanan yang sesuai dengan metode SERVQUAL yang meliputi: tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Kemudian dilanjutkan dengan analisa kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang menjadi prioritas pada peningkatan kualitas. (ii) Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD), QFD dengan menggunakan matriks House of Quality (HoQ), hal ini akan memberikan rekomendasi perbaikan dari hasil analisa QFD dengan cara memberikan nilai persentase normalized contribution tertinggi yang menjadi prioritas rekomendasi dari objek tersebut melalui konsep Kaizen; (iii) Pemilihan metode Kaizen pada objek penelitian ini merupakan metode yang sesuai diterapkan untuk tujuan peningkatan kualitas layanan terutama pada bagian operasional dimana, metode ini dapat mengurangi waste (pemborosan) pada proses kerja Teller dan CSO sehingga layanan menjadi lebih cepat dan tepat. Penerapan ketiga metode ini akan menberikan hasil yang optimal terhadap peningkatan nilai kualitas layanan operasional pada BCA Banda Aceh.


2021 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 122-138
Author(s):  
Donda Natalia R. Simanjuntak ◽  
Yosef Manik ◽  
Benedikta Anna Haulian Siboro

Laboratorium desain produk dan inovasi (Lab Desprin) merupakan salah satu fasilitas di Institut Teknologi Del yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam hal merancang dan menghasilkan produk-produk inovatif. Laboratorium Desprin memiliki aturan, dimana pengunjung harus membuka sepatu dan meletakkannya di luar ruangan. Melalui penelitian ini dirancang fasilitas rak sepatu sebagai tempat untuk meletakkan sepatu bagi dosen, laboran, mahasiswa, dan tamu yang berkunjung ke Lab Desprin. Metode yang digunakan dalam perancangan produk ini adalah Value Engineering dan Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD digunakan untuk memperoleh informasi kebutuhan calon pengguna terhadap produk, sedangkan metode Value Engineering digunakan untuk merancang produk dengan meminimalkan biaya pembuatan. Desain dirancang sesuai dengan suara user yang diterjemahkan ke dalam House of Quality untuk mendapatkan spesifikasi yang tepat. Data antropometri Indonesia terkhusus area kaki digunakan sebagai input dalam mendesain dimensi. Perancangan ini menghasilkan rak sepatu Lab Desprin dengan kapasitas 68 pasang sepatu. Melalui perhitungan, estimasi biaya untuk pembuatan produk rak sepatu sebesar Rp.5.081.700, sedangkan untuk rak gantungan adalah Rp. 793.000. Dengan demikian, nilai yang dihasilkan desain pengembangan produk rak sepatu dibandingkan dengan desain awal adalah 1,54 dan dikembangkan dari desain pengembangan ke desain akhir sebesar 1,27 yang mana nilai ini lebih baik dibandingkan produk-produk pesaing lainnya.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 23-30
Author(s):  
Mahmud Basuki ◽  
Selvia Aprilyanti ◽  
Azhari Azhari ◽  
Erwin Erwin

Tujuan penelitian ini adalah merancang alat pemipil biji jagung menggunakan pendekatan Quality Function Deployment (QFD). Langkah awal penelitian ini adalah melakukan identifikasi kebutuhan konsumen yang bertujuan mengetahui dan menjawab kebutuhan konsumen. Hasil identifikasi kebutuhan konsumen tersebut, digunakan untuk membangun House of Quality (HOQ). Berdasarkan House of Quality (HOQ), persentase bobot tertinggi yaitu ergonomis dengan nilai 100 %, dimensi ukuran sesuai dengan nilai 93 %, desain bentuk sesuai dengan nilai 87 %. Dengan prinsip ergonomis, dimensi ukuran sesuai dengan rata-rata postur tubuh masyarakat Indonesia, serta desain bentuk yang sesuai kebutuhan seperti mengatasi supaya jagung tidak berhamburan. Rancangan alat didesain bentuk corong, sesuai kebutuhan konsumen yaitu alat mudah, nyaman, aman untuk digunakan. Penelitian ini menghasilkan rancangan alat berukuran dengan tinggi alat 85 cm, panjang 50 cm, dan lebar 30 cm.


2017 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Risky Ramadhano ◽  
Anjar Priyono

The objective of this paper is to investigate the attributes of services at a scooter maintenance centreand how to improve the attributes. As many as 40 customers participated in this study to identify theattributes. The instrument was developed through a combination of literature review, interview focusgroup discussion. Unlike many other studies that assume a linear relationship between servicesattributes and customer satisfaction, this study considers the relationship as non-linear. For thisreason, this study does not only use Service Quality (SERVQUAL) Model but also Kano’s Modelwhich was combined with Quality Function Deployment. The analysis demonstrated that there were13 attributes required by customers of which 4, 5 and 4 were categorised as attractive, onedimensional and must-berespectively according to Kano’s Model. Managerial implication and futureresearch recommendation are also presented at the end of the paper.Keywords: Service quality, Kano’s Model, Quality Function Deployment, Service Performance, Voiceof Customer, House of Quality


2011 ◽  
Vol 148-149 ◽  
pp. 1519-1522
Author(s):  
Yan Long Cao ◽  
Kui Zhao ◽  
Jiang Xin Yang ◽  
Jia Yan Guan ◽  
Bo Li

This paper put forward the concept of economic house of quality (EHOQ), constructing EHOQ model based on quality economic analysis. The proposed method expands the 10-steps model of traditional house to a new 13-steps model via introducing three new steps which are growth rate of customer cognitive price, annual increment of quality comprehensive cost and enterprise expected revenue to carrying out the economic analysis on HOQ. The new method breaks the limitations of traditional quality function deployment (QFD) construction without revenue analysis.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 43-50
Author(s):  
Fuji Rahayu Wilujeng ◽  
Glisina Dwinoor Rembulan

Jumlah Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan sejak tahun 2012 sebanyak 288 unit hingga pada tahun 2016 sebanyak 310 unit. Jumlah unit puskesmas yang meningkat tidak serta merta menjadikan pelayanan puskesmas sudah memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan untuk memberikan technical respon yang bersumber dari Voice of Customer. Penelitian ini menggunakan metode Importance and Performance Analysis untuk mengetahui faktor-faktor kualitas pelayanan yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan metode Quality Function Deployment digunakan untuk memberikan technical respon. Hasil analisis dengan metode Importance and Performance Analysis menunjukkan faktor-faktor yang termasuk  prioritas utama adalah pelayanan terkait pemberian diagnosa yang sesuai oleh dokter di puskesmas, pelayanan terkait respon pihak puskesmas terhadap keluhan (complain) dari pasien, dan atribut pelayanan terkait kesesuaian obat yang diberikan oleh dokter di puskesmas. Peningkatan respon terhadap keluhan pasien merupakan prioritas utama yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas untuk meningkatkan kepuasan pasien. Respon teknis dengan urutan prioritas terdepan adalah tenaga medis yang harus memberikan jawaban yang jelas mengenai pengobatan yang dijalani pasien, dan dokter di puskesmas harus lebih teliti dalam memberikan obat yang sesuai dengan penyakit pasien. 


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 257
Author(s):  
Siswadi Siswadi ◽  
Alfi Nugroho

Opak Jepit merupakan produk makanan ringan tradisional. Salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi Opak Jepit yaitu UMKM yang ada di Wonoayu Sidoarjo. produksi opak sebagian besar masih belum memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG), sehingga proses produksi kurang efisien dan hasil produksi juga kurang maksimal. Beberapa UMKM Opak di daerah Wonoayu ada yang mulai mencoba menggunakan mesin, namun UMKM tersebut kembali ke proses manual dengan tangan tanpa mesin karena mesin yang ada di pasaran dirasa kurang ergonomis seperti terasa capek punggung dan pegal di tangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan desain mesin pembuat opak jepit yang ada dipasaran yang lebih ergonomis untuk mengurangi cidera ringan dan dibuat sesuai dengan keingginan pengguna atau UMKM agar produktivitas meningkat. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode Quality Function Deployment (QFD) dengan membuat House of Quality (HOQ). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan juga pengisian kuesioner. Hasil penelitian menghasilkan pengembangan desain mesin Opak Jepit yang mempertimbangkan keinginan konsumen berdasarkan urutan prioritas terbesar mulai atribut desain mesin yang tahan lama dengan bobot bobot 0,199 dan prioritas terakhir yaitu pada atribut mudah dibersihkan dengan bobot 0,048. Hasil penentuan urutan prioritas atribut respon teknis yaitu pada atribut bentuk dan ukuran ergonomis dengan skor nilai keterkaitan terbesar yaitu skor 39, prioritas terakhir atribut respon teknis pada atribut pegas pembuka cetakan dan pemanas menggunakan listrik dengan nilai keterkaitan  skor 1. Kata kunci: UMKM, TTG, QFD, HOQ


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document