scholarly journals Minimasi Downtime Mesin Dryer dengan Reliability Centered Maintenance di PT Papertech Indonesia Unit II

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Rizqi Aga Pratama ◽  
Yun Arifatul Fatimah ◽  
Tuessi Ari Purnomo

PT. Papertech Indonesia Unit II merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kertas. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Papertech Indonesia Unit II adalah tingginya frekuensi kerusakan mesin Dryer yang mengakibatkan adanya kegiatan perbaikan mesin yang menimbulkan downtime dan berhentinya proses produksi. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan perawatan mesin Dryer dan meminimalkan terjadinya downtime. Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance. Dalam metode ini terdapat tujuh tahapan pengolahan data, yaitu seleksi sistem dan pengumpulan informasi, penentuan batasan sistem, deskripsi sistem dan blok diagram fungsi, penentuan kegagalan sistem, analisis Failure Mode and Effect Analysis, analisis Logic Tree Analysis dan pemilihan tindakan perawatan. Hasil penelitian menunjukkan sub sistem Dryer Grup 3 mempunyai kontribusi terbesar terhadap kerusakan mesin Dryer sebesar 50%. Adapun komponen kritis yang terdapat pada sub sistem Dryer Grup 3 adalah Canvas Roll, Packing Shaft Rotary, Canvas dan Carbon. Berdasarkan hasil perencanaan perawatan dengan metode Reliability Centered Maintenance maka diperoleh rekomendasi agar semua komponen kritis termasuk dalam kategori tindakan perawatan Condition Directed. Dengan diterapkannya metode perawatan Reliability Centered Maintenance sebagai metode perawatan pada komponen kritis, maka berpotensial memberikan dampak positif, yaitu penurunan rata-rata downtime komponen kritis sebesar 23.82%, penurunan rata-rata biaya perawatan sebesar 20.36% dan peningkatan jumlah produksi sebesar 44.8 ton.

2016 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 47 ◽  
Author(s):  
Ully Tri Kirana ◽  
Judi Alhilman ◽  
Sutrisno Sutrisno

PT XYZ merupakan produsen yang bergerak dalam bisnis keju. Meskipun telah menerapkan kegiatan preventive maintenance, frekuensi kerusakannya masih tinggi menyebabkan terhambatnya kelancaran proses produksi serta mengindikasikan nilai keandalannya kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kegiatan perawatan yang tepat sesuai dengan karakteristik kerusakan serta interval waktu kegiatan perawatan pada mesin Corazza FF100 dengan analisis Reliability Centered Maintenance (RCM) II yang menekankan pada karakteristik keandalan (reliability). Melakukan identifikasi risiko yang dipetakan dalam risk matrix. Tahapan dalam RCM yaitu pengukuran kualitatif dengan membuat Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi penyebab serta efek terjadinya kegagalan item. Untuk mengetahui konsekuensi yang ditimbulkan dilakukan klasifikasi berdasarkan Logic Tree Analysis (LTA) kemudian pemilihan tindakan kegiatan perawatan. Tahap selanjutnya yaitu pengukuran kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data kerusakan dan data perbaikan untuk mendapatkan interval waktu perawatan. Maintainable item pada mesin Corazza FF100 berjumlah 27. Berdasarkan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) didapatkan 67 kegiatan perawatan. Terdapat 17 scheduled discard task, 15 scheduled restoration task, 31 scheduled on condition dan 4 failure finding. Penentuan interval waktu perawatan berdasarkan kebijakan perawatannya dengan mempertimbangkan karakteristik kerusakan dan biaya perawatan.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 43-48
Author(s):  
Indra Hasan ◽  
Denur ◽  
Legisnal Hakim

Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan suatu proses untuk bisa menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai dalam konteks operasi dan konsekuensi kegagalan untuk masing-masing asset pada mesin produksi. mesin Ripple Mill adalah salah satu mesin produksi yang berfungsi sebagai pemecah biji sawit untuk memisahkan cangkang dengan inti sawit. Kegagalan pada mesin Ripple Mill menghambat jalannya proses produksi yang berdampak pada penurunan kapasitas produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Logic Tree Analysis (LTA) dan menghitung failure rate dari mesin Ripple Mill. Berdasarkan analisis Failure Mode Effect Analysis (FMEA) mengidentifikasi 17 Failure mode dengan kegagalan mechanical sebesar 35,30 %, Electrical 29,40 % dan Instrumentation 35,30 %. Hasil Logic Tree Analysis dari total 17 failure mode menunjukkan bahwa 0% kategori A, 11,76 % diantaranya adalah kategori B, 35,29 % kategori C, 23,52 % kategori D/B dan 29,41 % kategori D/C. Hasil regression interval waktu kerusakan dari masing-masing mesin Ripple Mill, Ripple Mill 3 tahun 2014 nilai bheta adalah 0,32057658 dan Ripple Mill 3 tahun 2015 nilai bheta sebesar 0,149883 < 1 dan nilai betha Ripple Mill 4 tahun 2014 adalah 0,0286688 sedangkan Ripple Mill 4 tahun 2015 adalah sebesar 0,065800367 < 1, maka laju kegagalan akan berkurang seiring bertambahnya waktu, Jadi pemeliharaan yang di gunakan adalah Predictive maintenance yang merupakan perawatan tingkat sedang dilaksanakan untuk mengembalikan dan memulihkan sistem dalam keadaan siap dengan memberikan perbaikan atas kerusakan yang telah menyebabkan merosotnya tingkat keandalan.


Author(s):  
Dhita Febriyanti ◽  
Erika Fatma

This research uses the Overall Equipment Effectiveness (OEE) method to measure the blowing machine effectiveness at the plastic bottle manufacturing plant. This paper investigates losses that gave the biggest impact on machine effectiveness value. Afterwards analytical methods are used in this paper, using Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Logic Tree Analysis (LTA). Both methods identify as many causes as the failure that can decrease machine effectiveness. OEE value was influenced by low-performance efficiency. Failure that most affect the effectiveness of the machine is shown by factors with the value of Risk Priority Number (RPN) above the critical value.


2016 ◽  
Vol 860 ◽  
pp. 123-128
Author(s):  
Nafis Ahmad ◽  
Md Ahasan Ul Karim

In this work a framework on application of Reliability Centered Maintenance (RCM) for Lead Oxide production process in the battery industry is developed. Standard RCM method is used here through Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and decision making criteria is established in view of Criticality and Logic Tree Analysis (LTA). This paper also evaluates the system to find better scope of maintenance strategic fit. Proposed approach can shift the maintenance culture and thinking while maximizing equipment availability and enhancing plant reliability in this type of industries.


Author(s):  
Sariyusda Sariyusda

Reliability Centered Maintenance (RCM) atau lebih dikenal dengan the expert system of maintenance merupakan suatu metode desain sistem manajemen perawatan yang mampu memberikan jaminan ketersediaan, keselamatan, lingkungan serta desain sistem applicable dan komprehensif. Rel conveyor oven Btu Pyramax 150N adalah salah satu bagian yang sangat berpengaruh pada proses manufacturing sebuah PCB (Papan Circuit board) pada PT.Flextronics Teknology Indonesia – Batam  (Indonesia). Tujuan yang ingin dicapai ialah melakukan perancangan sistem manajemen perawatan berdasarkan RCM untuk menghindari terjadinya kegagalan (failure) peralatan mesin pada saat operasi yang menyebabkan terganggunya produksi dapat dihindari. Metode yang dilakukan pada penelitian ini mengunakan metode FMEA (Failure Mode and effect analysis) dan penelitian dapat tiga peralatan kritis yaitu rantai conveyor, jaring baja dan alur poros melintang.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Sofian Bastuti

PT. Berkah Mirza Insani yang bergerak dibidang pengolahan gas alam menjadi Compressed Natural Gas (CNG) dalam setiap pekerjaan nya selalu mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . Penelitian ini mengaplikasikan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) didapat RPN tertinggi atau di divisi produksi yang mencakup 8 pekerjaan adalah pada Proses dan langkah pensupplyan CNG ke costumer (operasional PRS) dengan nilai severity 5, occurence 3, detection 4 dan RPN 60. Sedangkan Fault Tree Analysis (FTA) didapat faktor penyebab tingkat risiko tertinggi yaitu Proses dan langkah pensupplyan CNG ke costumer (operasional PRS) saat unloading dan operasional CNG dengan potensi bahaya ledakan Pressure Regulator System (PRS).


2018 ◽  
Vol 218 ◽  
pp. 04006
Author(s):  
Natalia Hartono ◽  
Andry M Panjaitan ◽  
Abram Noel

Nowadays, shoes are not just a casual footwear. Certain shoes can tell the social class of a person. The increase of shoe prices and social status of wearing expensive shoes became a trigger for the development of shoe laundry services. There were a service quality problems in a shoe laundry in Tangerang, Indonesia. Several methods to improve service quality was studied and it is decided to propose a new model, which is integration model of Service Blueprint, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA). The research starts with identifying the problem with observation and interview, then build Service Blueprint. Based on the fail point that has been identified in Service Blueprint, the FMEA used to find which process is the most dominant cause of failure and the most urgent for improvement. The next step is using FTA to find the root cause of the failure of the dominant cause. After analyzing the FTA, the improvement was proposed and implemented. Service failure before and after implementation was compared to see the improvements. There are 6 suggestion and implemented. After the implementation, the error in each process was measured and it is found a decrease in error in each process.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document