1992 ◽  
Vol 39 (6) ◽  
pp. 497-503 ◽  
Author(s):  
T. Fukuda ◽  
T. Shibata ◽  
M. Tokita ◽  
T. Mitsuoka

NALARs ◽  
2017 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 125
Author(s):  
Dita Ayu Rani Natalia ◽  
M Sani Roychansyah

ABSTRAKBangunan merupakan benda yang bergerak dinamis dan akan mengalami perubahan dalam kurun waktu tertentu. Perubahan bangunan yang dilakukan untuk dapat digunakan secara maksimal disebut dengan adaptasi bangunan. Adaptasi bangunan adalah “pekerjaan pada bangunan untuk pemeliharaan dalam mengubah kapasitas, fungsi dan performance dengan kata lain melakukan intervensi untuk menyesuaikan, menggunakan ulang dan meningkatkan kemampuan bangunan”. Cara yang dapat digunakan oleh penghuni atau pemilik ketika bangunan sudah tidak lagi bekerja secara optimal adalah dengan membiarkan, melakukan perubahan atau menghancurkannya. Hal tersebut dilakukan dengan beberapa strategi yang digunakan dalam adaptasi bangunan. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi strategi adaptasi bangunan yang digunakan dan terjadi di Perumnas Condongcatur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang bertujuan untuk mengumpulkan data secara spesifik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi yang terdiri dari pengamatan, kuisioner, interview dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian di analisa berdasarkan perubahan fisik bangunan yang kemudian di diskusikan dengan teori dalam diskusi temuan.Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat enam strategi adaptasi bangunan di Perumnas Condongcatur. Strategi tersebut antara lain perubahan perabotan (adjustable), perubahan tatanan ruang (versatile), perubahan performance (refitable), perubahan fungsi (convertible), perubahan ukuran (scalable) dan perubahan tatanan layout perabotan. Kata kunci: Strategi, Adaptasi Bangunan, Perumnas ABSTRACTBuilding is a dynamic object and keeps changing in particular period of time. Any change in order to take maximum advantage of the building is called building adaptation. Building adaptation is “any work to a building over and above maintenance to change its capacity, function, or performance’ in other words, ‘any intervention to adjust, reuse, or upgrade a building.” When a building does not function as it is supposed to be, the owner can abandon, change, or destroy it. These are carried out by employing several strategies of building adaptation. This research is aimed to identify strategy of building adaptation used and occurred in Perumnas Condong Catur. Deductive qualitative research method was employed in this research with the samples were taken applying purposive sampling technique which was aimed to specify the collecting of the data. Data collecting was conducted by observation including observation, questionnaires, interview, and documentation. The collected data were analyzed according physical changes of the houses and the analysis were then discussed in the research finding using the theory. The results of the research show that there are six strategies in the building adaptation of Perumnas Condongcatur. They are change of the furniture (adjustable), change of the layout (versatile), change of the performance (refitable), change of the function (convertible), change of the size (scalable), and change of the furniture layout. Keywords: Strategy, Building Adaptation, Perumnas


2018 ◽  
Vol 3 (9) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Zarina Isnin ◽  
Sabarinah Sh. Ahmad ◽  
Zaharah Yahya

Building adaptation projects may involve hazardous and toxic substances hidden in the building materials. These substances pose dangers to health and safety, disturbing the environment and affecting the projects’ turnover. Literature reviews on building adaptation and building materials information management found that vital information are seldom available. This study determines the awareness and knowledge of stakeholders in Malaysian building adaptation projects on the required building materials information. Analysis of interviews with 16 experienced stakeholders revealed the lack of awareness and information on existing building materials that may contain hazardous and toxic substances. Thus, building material information is critically required for future sustainability.Keywords: Awareness and knowledge on building material; Building adaptation; Building material information; Hazardous and toxic building materialeISSN 2398-4295 © 2018. The Authors. Published for AMER ABRA cE-Bs by e-International Publishing House, Ltd., UK. This is an open-access article under the CC BY-NC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/). Peer–review under responsibility of AMER (Association of Malaysian Environment-Behaviour Researchers), ABRA (Association of Behavioural Researchers on Asians) and cE-Bs (Centre for Environment-Behaviour Studies), Faculty of Architecture, Planning & Surveying, Universiti Teknologi MARA, Malaysia.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Nindita Kresna Murti ◽  
Atiek Suprapti ◽  
Agung Budi Sardjono

Abstract: Many informal settlements in Indonesia have been unable to survive, this is due to changes that occur in the neighborhood. This change resulted in the not surviving of informal settlements, but this did not affect the informal settlements in the city of Palangkaraya, settlements on the banks of the Kahayan river were even more developed, and began to develop towards the mainland.As climate change and the global environment increase, there is a tendency for people to conceptualize adaptation in residential buildings as a process of survival and how adaptation is practiced by people who face the negative impacts of climate change, for example in informal settlements on the Kahayan river bank, where residents adapt to building their homes to be able to withstand environmental changes. Where the neighborhood is located there are tides of the river, as well as other environmental factorsThis study is to find out how the Kahayan River settlement communities can survive, with changes that occur in the environment by analyzing using 6 strategies in building adaptation, namely: Adjustable, Versatile, Refitable, Convertible, Scalable, and Movable (Robert Schmid, 2009). Adaptation that occurs in these settlements, namely on building houses that follow climate change, times, and the environment.Keyword: Informal Settlements, Kahayan River Edge, Adaptation, Transformation.Abstrak: Permukiman Informal di Indonesia banyak yang sudah tidak dapat bertahan, hal ini di karenakan adanya perubahan yang terjadi di lingkungan permukiman tersebut. Perubahan ini berakibat tidak bertahannya permukiman informal, namun hal ini tidak mempengaruhi permukiman informal di Kota Palangkaraya, permukiman yang berada di tepi sungai kahayan ini malah semakin berkembang, dan mulai berkembang menuju ke daratan.Seiring dengan meningkatnya perubahan iklim dan lingkungan global, ada kecenderungan masyarakat untuk membuat konsep adaptasi pada bangunan rumah tinggal sebagai proses untuk bertahan dan bagaimana adaptasi dipraktikkan oleh orang-orang yang menghadapi dampak negatif perubahan iklim, sebagai contoh pada permukiman informal yang berada di tepi sungai Kahayan, di mana warga beradaptasi pada bangunan rumah mereka untuk dapat bertahan terhadap perubahan lingkungan. Di mana lingkungan permukiman ini terdapat pasang surut air sungai, serta faktor lingkungan lainnya.Penelitian ini untuk mengetahui cara masyarakat permukiman tepi Sungai Kahayan dapat bertahan, dengan perubahan yang terjadi di lingkungan dengan menganalisa menggunakan 6 strategi dalam adaptasi bangunan, yaitu: Adjustable, Versatile, Refitable, Convertible, Scalable, dan Movable (Robert Schmid, 2009). Adaptasi yang terjadi pada permukiman ini, yaitu pada bangunan rumah yang mengikuti perubahan iklim, jaman, dan lingkungan.Kata Kunci: Permukiman Informal, Tepi  Sungai Kahayan, Adaptasi, Transformasi.


2001 ◽  
Vol 34 (14) ◽  
pp. 199-206 ◽  
Author(s):  
A. D'Amico ◽  
G. Ippoliti ◽  
S. Longhi

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document