<p>Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella<br />alpina KDS.) adalah tanaman obat langka yang dapat dimanfaatkan<br />sebagai bahan obat afrodisik, diuretik, dan tonik.<br />Kultur in vitro tidak hanya dapat digunakan untuk konservasi<br />dan perbanyakan tanaman, melainkan dapat juga diterapkan<br />untuk produksi metabolit sekunder. Melalui teknik ini,<br />produksi metabolit sekunder tidak bergantung kepada sumber<br />tanaman di lapang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan<br />untuk meningkatkan kadar stigmasterol melalui kultur in<br />vitro dengan menggunakan prekursor asam mevalonat. Penelitian<br />dibagi menjadi dua tahap, yaitu induksi kalus dan<br />manipulasi kultur in vitro untuk meningkatkan kadar stigmasterol.<br />Pada tahap induksi kalus, terdapat 16 perlakuan yang<br />merupakan kombinasi perlakuan 2,4-D dan pikloram<br />masing-masing pada taraf 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 ppm. Untuk<br />meningkatkan kadar stigmasterol, digunakan asam mevalonat<br />pada taraf 0, 250, 500, dan 750 ppm dengan masa inkubasi<br />selama 4 dan 6 minggu. Kandungan stigmasterol dianalisis<br />menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan<br />bahwa media P2 (DKW + 2,4-D 0,5 ppm + pikloram 1,0<br />ppm) adalah media terbaik untuk induksi kalus. Eksplan daun<br />lebih baik daripada eksplan petiol. Hasil analisis GC-MS<br />menunjukkan bahwa kandungan stigmasterol tertinggi<br />(0,0356 ppm) diperoleh dari kalus dengan masa inkubasi 4<br />minggu pada media dengan penambahan asam mevalonat<br />250 ppm. Peningkatan taraf asam mevalonat tidak mampu<br />meningkatkan kandungan stigmasterol. Kadar tersebut mirip<br />dengan kandungan stigmasterol pada planlet dari Gunung<br />Putri (0,0365 ppm) dan Dieng (0,0414 ppm). Dibandingkan<br />dengan kadarnya dalam akar tanaman dari lapang, kandungan<br />tersebut sekitar 10-100 kali lipat lebih tinggi.</p>